Oleh: Ukhtyan
Muhibbah Firdaus
Prolog
Pemuda identik dengan orang yang memiliki usia
muda dan memiliki kesegaran semangat tinggi, memiliki kematangan dalam
berfikir, inovatif, kreatif dan lain sebagainya. Pemuda sendiri memiliki peranan
besar dalam perubahan. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bung Karno
"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia." Ini artinya pemuda menjadi tonggak dalam sebuah perubahan.
Era glogalisasi saat ini membuat segala hal
terjadi persaingan, begitu pula dengan Indonesia yang memiliki saingan Negara-negara besar
sehingga Indonesia memiliki agenda besar dalam mewujudkan kesejahteraan. Salah
satu agenda yang dilakukan oleh pemerintab adalah dilaksanakannya MDGs. Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goalsatau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai
dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada
tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di
seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri
Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi
Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas
internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini
(MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan
kemiskinan. [1]
Pemuda sebagai
Tumbal Kapitalisme
Bukti bahwa
program MDGs ini juga disangga oleh para pemuda seperti yang disampaikan oleh
Andi Malarangeng “Pemuda perlu dilibatkan secara aktif dalam pencapaian MDGs
(Millenium Development Goals), sebab sebagain besar sasaran MDGs adalah
pemuda/pemudi berusia 15/24 tahun.”[2]
Selain itu Mantan menpora ini juga menyampaikan sebagian besar sasaran pencapaian
MDGs yang menyangkut pemuda/pemudi diantara lain adalah kemiskinan,
pemberantasan buta huruf, lingkungan pernikahan dini, kesehatan ibu dan anak,
kematian bayi, dan yang lainnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan meminta generasi muda berperan aktif berkontribusi dalam pencapaian 8
sasaran Pembangunan Millenium (Millenium
Development Goals/MDGs) tahun 2015, yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan 189 negara
lainnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di New York pada 10 tahun yang lalu. Menurutnya, acara Asia Africa Youth Forum 2010 yang digelar saat ini
diharapkan mampu mendorong kesadaran tentang arti penting peran pemuda dalam
pembangunan.
Menurut Heryawan ada 8 Sasaran Pembangunan Millenium
tahun 2015, yakni ;: (1) Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim; (2) Pemerataan
pendidikan dasar; (3) Mendukung adanya persamaan jender dan pemberdayaan
perempuan; (4) Mengurangi tingkat kematian anak; (5) Meningkatkan kesehatan
ibu; (6) Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (7)
Menjamin daya dukung lingkungan hidup, serta; (8) Mengembangkan kemitraan
global untuk pembangunan.[3]
Secara umum, sangatlah jelas bahwa untuk mencapai sasaran MDGs itu sangat
membutuhkan peran pemuda. Agenda MDGs ini bukanlah sebuah agenda
yang dicetuskan oleh Indonesia namun kerja keras para negara-negara kapitalis. Sekretariat dan beberapa agen pembangunan PBB
bersama perwakilan berbagai lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia dan OECD
serta ahli pembangunan internasional lainnya menetapkan delapan tujuan
pembangunan milenium dengan satu atau beberapa target untuk setiap tujuan
(seluruhnya ada 18 target), serta 48 indikator untuk memonitor dan mengukur
kemajuan target-target dan tujuan-tujuan yang ditetapkan, antara periode 1990 –
2015.[4]
Sistem
Kapitalisme yang mencengkaram dunia ini dan juga Indonesia telah memberikan
pengaruh yang sangat besar mengarahkan aturan kehidupan saat ini. Sistem
Kapitalisme yang memiliki aqidah sekuler menciptakan tatanan kehidupan dengan
asas manfaat dan berorientasi untuk mencari materi. Dunia saat ini yang
senantiasa dihadapkan tantangan global secara tidak langsung adalah pengemasan
cantik sistem kapitalisme untuk terus melanggengkan ideologinya. Fakta saat ini
agar sistem Kapitalisme dapat bertahan adanya sebuah agenda untuk menyistemkan
rakyat negeri ini berorientasi mencari materi. Pemuda yang memiliki potensi
besar dalam arah perubahan saat ini pun tak luput dari penyisteman kapitalisme
saat ini dengan berbagai agenda-agenda yang pemerintah canangkan.
Kurikulum yang
memasukkan manageman enterprenuer menjadi salah satu fakta kaitannya
pemuda khususnya intelaktual terkondisikan pada orientasi mencari materi. Basis
kurikulum sekuler tidak membantuk kepribadian Islam sehingga tak jarang kita
dapat menjumpai berbagai tindak kerusakan dan kriminalitas dilakukan pada usia
pemuda. Jika Pemuda yang merupakan penyangga peradaban melakukan hal yang bukan
semestinya dan justru terforsir mengerahkan usahanya untuk menambak ekonomi
ini, pemuda hanya akan dijadikan sebagai tumbal penyangga (buffer) runtuhnya
Kapitalisme.
Islam Memuliakan Pemuda
Pemuda memiki potensi besar dalam kebangkitan. Kebangkitan itu
adalah majunya pemikiran, yang terwakili dalam akidah aqliyah politis yang
layak menjadi kaidah bagi pemikiran-pemikiran masyarakat dan menjadi sumber
bagi terpancarnya sistemnya, serta sebagai asas bagi peradabannya.[5]
Sebuah kebangkitan yang hakiki hanya akan dapat terlahir jika aqidah yang
dijadikan pijakan adalah aqidah Islam, dimana Islam adalah aqidah ruhiyah dan
aqidah siyasi. Artinya Islam bukan sekedar agama melainkan sebuah sistem
kehidupan. Khilafah adalah sistem Islam yang ditegakkan secara kaffah.
Khilafah memuliakan seluruhnya termasuk juga pemuda. Pemuda tidak
dapat dipungkiri bahwa mereka adalah para penyangga tegaknya Negara yang memiliki
kekuatan dan potensi besar. Sistem Khilafah/yang memiliki paradigm bahwa
kesejahteraan adalah ketika kebutuhan pokok (sandang,pangan, papan) terpenuhi.
Pemuda saat ini semestinya tidak hanya sekedar berpaku pada spesialis bidang
yang dikuasainya namun memiliki kemampuan berfikir skala sistem, karena peran
penting mereka adalah membangun pemikiran umat dan melakukan problem solving
masalah umat.[6]
Dalam pemberdayaan pemuda Khilafah sangat menghargai karya Pemuda. Khilafahlah
yang menciptakan iklim kondusif bagi para pencari ilmu.[7]
Khilafah melahirkan pemuda yang unggul dan berkualitas. Sejarah
mencatat Muhammad Al Fatih seorang pemuda yang sejak baligh hingga ia meninggal
shalat rawatib dan tahajjud, dalam usia 21 tahun telah berhasil menakhlukan
Konstantinopel yang disebut sebagai ibukotanya dunia. Selain itu ada Ibnu Sina
yang dijuluki sebagai “Bapak Pengobatan Modern” dan terkenal di dunia barat.
Imam Syafi’I di usianya yang baru tujuh tahun dia hafal semua ayat Al Qur’an
dan akhirnya menjadi imam besar yang melahirkan 174 kitab. Khilafah memiliki
visi politik untuk menjadikan Negara kuat dan terdepan yang tidak mudah dijajah
oleh para kapitalis. Khilafah memiliki langkah strategis termasuk permberdayaan
generasi muda dalam menyongsong peradaban gemilang yang dapat menghantarkan
kepada penghargaan tertinggi yaitu menjadi umat terbaik. (QS. Ali ‘Imran: 10).[8]
Wallahu’alam
[1] http://id.wikipedia.org
[3] http://hpusetda.jabarprov.go.id
[4] http://spamjateng.com
[5] Ahmad Al-Qashash,
Dasar-dasar kebangkitan kajian ideologis merekonstruksi Umat Menuju
Kebangkitannnya, (Bogor: PTI, 2009), hal. 41
[6] Tim Intelektual MHTI,
Jalan Baru Intelaktual Muslimah (Visi Pembebas Generasi), (MHTI, Jakarta,
2012), hal 287
[7] http://hizbut-tahrir.or.id/2013/08/30/ahli-ilmu/
[8] http://thefikrulmissilesangperetas.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami