“Wong sing sok ngeroso wes mesti bener lan keminter malah iso dadi keblinger, mulo jo do Sombong lan keminter. “
Salahkah kita ketika hendak meluruskan dan mendakwahkan Islam kepada mereka?
Salahkah kita ketika kita ingin membongkar makar-makar kaum kafir?
Salahkah kita ketika kita ingin menunjukkan kerusakan sistem Demokrasi?
Salahkah kita saat kita berjuang dan menerjang arus Kapitalisme?
Begitulah,,di negeri ini jadi serba terbalik, meminjam kata Pak Guru agama “orang jujur bakal ajur, orang bohong bakal mujur”, ya inilah fakta orang-orang diatas sana, serba terbalik yang haram jadi halal, yang wajib tidak dilakukan.
Masalah pelik juga dialami oleh para aktifis dakwah yang selalu berusaha membawa Islam, dan menawarkan Ide Islam dimana pun mereka berada, baik pada kalangan masyakarat sekolah, kampus atau rakyat secara umumnya. Membawa Islam saat ini seperti menjadi orang asing. Benar seperti yang disabdakan Rasul :
وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ
“Kemudian Islam akan kembali menjadi terasing sebagaimana permulaannya”.
Betul saat ini membawa Islam, mengembannya, menyebarluaskannya sera menerapkannya menjadi berkara yang asing. Bahkan sudah jadi santapan sehari-hari jika saat menawarkan ide Islam dikatakan “sok paling benar”, “sok paling alim”, “sok paling suci” dan “sok,,paling-paling lainnya”.
Pernah tidak ya mereka sadari bahwa klaim mereka tersebut punya andil dalam mempesimiskan aturan Islam itu sendiri? tanpa disadari menjalarnya efe tersebut dapat menghambat dakwah Islam. Statemen sederhana ini sudah barang tentu mampu menjadi daya tarik masyarakat awam tersendiri yang kemudian ikut-ikutan meng-klaim, terlebih menolak Islam, Syariah dan Khilafah hanya karena ikut-ikutan meng-klaim “sudahlah,,jangan sok ngeroso paling bener”.
Suatu studi kasus, ada seorang aktifis sekaligus pengemban dakwah yang memiliki karakter tegas, lugas dan sistematis dalam menguraikan dan menjelaskan Islam disertai dengan gelora jiwa militan yang tak pernah surut sebut saja namanya Fatih, ia kerap sekali berinteraksi dengan aktifis organisasi lainnya yang berada dikampusnya. Salah satu teman kelasnya, seorang aktifis organisasi mahasiswa, yang kabarnya mengusung Islam sekaligus juga mendukung sistem Demokrasi, sebut saja ia Kemal.
Fatih bertemu dengan Kemal, dengan menyapa sahaja dan bijak berbincang , Fatih mengaitkan ketidak bolehan merubah sistem melalu jalur Demokrasi, ditambahkan pula paparannya bahwa akar permasalahn yang melanda negeri ini dikarenakan kerusakan sistem dan bobroknya sistem demokrasi yang ada pada negeri ini. Interaksi penjelasannya pun cukup ma’ruf dengan nada pelan tapi lugas, tersistemtis, dan mantap. Betul, Kemal juga menyadari akan salahnya sistem ini, namun ia tetap kekeh dengan kesalahannya mempertahankan paradigmanya bahwa merubah sistem dengan cara masuk kedalam sistem tersebut. Karena baqo’ (rasa mempertahankan diri) Kemal pun mengklaim Fatih adalah orang yang sombong, yang paling benar dalam pendapatnya dan tidak menghargai pendapat Kemal. Hingga akhirnya Kemal pun menceritakan kejadian tadi siang kepada rekan-rekan aktifis lainnya dengan menyematkan klaim “sok paling benar” terhadap Fatih.
Sehingga banyak rekan Kemal yang kemudian lantas ikut-ikutan mengeklaim dengan mengeneralisir Organisasinya Fatih dan Fatih sendiri sebagai orang yang Sombong, jelas hal ini menjadi perkara yang pelik, padahal ini hanya perkara kecil yang bermula pada sebuah claim individual atas landasan tidak terima dan tersinggung ketika jalan dakwah yang ia lakukan melalui/ masuk kedalam sistem yang Salah, hingga akhirnya kabar-kabur itulah yang kemudian mulai semerbak dikalangan rekan-rekan organisasi Kemal.
Akhirnya beberapa hari kemudian, ketika Fatih berpapasan dengan Ridwan teman Kemal, Ridwan pun sudah memiliki dzan (prasangka) yang sama seperti yang disampaikan Kemal beberapa waktu yang lalu kepadanya, akhirnya justru Ridwan tidak memberikan sapa atau sekedar senyum sendikit pun bahkan enggan tabayyun (mengkroscek) kepada Fatih. Fatih pun bertanya-tanya, ada apakah? Padahal tak lama beberapa hari yang lalu Ridwan mau untuk duduk bersama walaupun hanya sekedar 15 menit untuk berdikusi buletin mingguan.
Ada apa?
Ukhtyan di gubug sederhana 15 februari 2012 pukul 20.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami