MITOS CINTA, KARENA CINTA TAK PERNAH MASUK DALAM SYARAT SAHnya PERNIKAHAN
Tulisan ini dipersembahkan untuk Umat yang mungkin saat ini masih mempercayai bahwa menikah haruslah dengan modal cinta terlebih dahulu kepada lawan jenisnya, dan insyallah tulisan ini akan mencoba meruntuhkan Mitos Cinta tersebut. (sambil ikatkan tali perlawanan didahi) hheApa iya cinta itu mitos? Apa mungkin nikah bisa berjalan lancar tanpa adanya cinta? Bagaimana rumah tangganya nanti, hampa donk jika tanpa Cinta??? Dan bagaimana-bagaimana dan bagaimana?? Atau mau dibawa kemana...(kayak lagu aja)
Dalam Islam, cinta itu adalah fitrah bagi manusia, sebagaimana Allah SWT berfirman :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) [QS.Ali-Imran: 14]
Subhanallah yah J
Nah trus, kenapa dikatakan CINTA ITU MITOS? Sebenarnya bukan mengatakan bahwa cinta itu mitos, (LOOHh), tapi kolaborasi penulis bilang, kalo cinta itu mitos apabila dijadikan sebagai syarat dalam pernikahan, tuuh lihat JUDUL diatas,,,hhe, Mengapa?? karena syarat sah nya nikah itu tidak ada syaratnya harus or kudu CINTA dulu, lihatlah seperti apa yang ditunjukkan oleh syara’ yaitu :
1. Adanya kedua mempelai yaitu ada calon laki dan ada calon perempuannya
2. Ada wali dari perempuan
3. Adanya 2 saksi yang adil dan yang terakhir
4. Adanya akad nikah.
Ciiizzz,,,Terbuktikan Syara’ tidak pernah menyebutkan atau memasukkan kata CINTA dalam syarat nikah tersebut.hheLantas bagaimana apabila ada ucapan seperti ini : “aku ga bisa nikah sama si fulanah karena aku ga cinta sama sekali sama dia”?
Nah ini nieh yang tidak dibenarkan syara’ karena cinta bukan syarat sahnya nikah toh!
Sebenarnya dengan dalih mitos cinta inilah praktek-praktek penjajakan pranikah dibungkus cantik untuk melegalkan aktivitas pacaran (fenomena ini banyak terjadi kepada saudara-saudara kita diluar sana yang belum FAHAM ISLAM bahwa ISLAM mengharamkan aktivitas PACARAN,,hikz,,hikz) ato dalih untuk memperlama-lama masa ta’arufan (kasus terjadi pada mereka yang sudah sedikit paham Islam,,hhe) hingga menanti dan menunggu timbulnya rasa cinta diantara keduanya (beeeh,,ini mah namanya bukan cinta lagi, tapi udah nafsu akal-akalan yang maen,,Hasduh!).
Gini..gini..Kalau misalnya seorang laki-laki tidak mau menikah dengan seorang perempuan karena tidak tertarik terhadap perempuan, nah ini baru wajar. Perlu ditekankan di sini bahwa CINTA dan KETERTARIKAN itu berbeda. Cinta itu rasa sayang, rasa ingin memiliki, rasa ingin melindungi, ingin membahagiakan dia dan menyenangkan hati orang yang dicintainya (pokoknya pengennya sama dia teruuus, bukan sama yang lain. TITIK). Hal ini sebaiknya dan seharusnya lahir dan muncul setelah pernikahan, bukan malah sebelum nikah (meski mubah saja klo muncul sebelum nikah). Nah, kalo ketertarikan adalah hal yang ada pada diri si perempuan/laki-laki yang membuatnya condong/cenderung kepada pasangan ta’arufnya untuk menikahinya. Nah, ini mestinya yang lahir sebelum nikah, bukan CINTA. Jangan sampe sebaliknya, cinta lahir sebelum nikah, eh pas nikah malahan cintanya berkurang, wah gaswat jatuh dari lantai 8 nieh. Bisa-bisa Hampa beneran tuh rumah tangganya. hhee
Lalu apa sebenarnya yang membuat rumah tangga itu bertahan? Hummm,,,Sebenarnya selain cinta, ada hal yang lebih penting dan lebih penting bahkan paling penting dalam berrumah tangga yaitu kesetiaan, WHAT!! Hhe,,Iyo Kesetiaan Sob!
,,,We Are Muslim!!! tentu kesetiaan ini tak lain dan tak bukan hanyalah kesetiaan terhadap Rambu-rambu yang telah Allah SWT buat. Yuph..KESETIAAN terhadap HUKUM SYARA’Sob. Cinta itu buta, maka tak heran bila dia bisa berpaling dan berpindah dari satu hati ke hati lainnya. Seperti melihat model mobil, suka model atau tipe mobil ditahun ini, jika tahun depan ada keluaran mobil model/tipe terbaru mudahlah ia untuk cinta berpaling ke model Mobil terbaru tahun depan. Nah bagaimana biar cinta itu tetep pada koridornya dan gak sembarangan pindah-pindah? Caranya yaitu dengan mengikat cinta tersebut dengan tali kesetiaan terhadap hukum syara’tadi, dengan melandaskan cinta hanya mengharap keridhoan Allah semata, bukan yang lain, maka niscaya cinta itu akan berjalan di koridor yang seharusnya. Mau bukti? Coba aja J
Kolaborasi Lida Al Husna & Ukhtyan
Di gubug masing-masing
Terinspirasi dari Ustadz yang menyampaikan materi bab Nikah kitab Al ghoyah wa Taqrib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami