Teruskan saja biar ramai; Biar mengaduh sampai gaduh
(kegaduhan status ku ‘Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah’)
...sebuah status sedang ditulis... next ..
[klik kirim]”
"...loading...load...ding..ding"
Akhirnya tulisan telah berubah menjadi tulisan “Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah”. Yuph, bisa ditebak om facebook selalu menanyakan apa yang sedang kita pikirkan, humm yang bener aja nie om facebook dalem betul yak memancing para facebooker buat ngeluarin uneg-uneg, opini atau apalah itu..dari status GEJE (Gak Jelas) ampe yang JEGE (Jelas dan Geram)...
Bdw kembali ke status diatas... Wuuiiiissss tak lama kemudian banyak yang nge-like oey, humm jadi ujian hati juga buat yang pasang status, tapi plu ditegakkan dan diluruskan niatnya biar amalannya gak sia-sia, facebook yang hukum asal menggunakannya adalah mubah (boleh-boleh aja gitu). So mo nggunain facebook or ndak it’s choice alias pilihan, tul gak ? “Betul” (jawab ndri aja, nungguin loe, lambret abis (^_^)
Menginjak-injak waktu selanjutnya tak lama pun ada yang berkomentar. Ada 1 orang berkomentar ngeyel plus dengan nada nyeleneh.., sebut saja yang komentar nicknya “Pejuang Demokrasi” (maap, bwt yg ngerasa sy sebut namanya, bkn kesalahan, tp emang sengaja mw menyudut... piss... Si PD itu komentar: ”yang bener saja Indonesia mau dijadikan negara Islam, Indonesia pendudukannya kan banyak tidak hanya Islam saja, penduduknya majemuk, jangan khayal tante”.
“DEG”,,cukup nggentarin juga nie komentar, slow bin colldown aja nanggepi nya..
Aq balas komentar: “Yups, sepakat Indonesia memiliki pendudukan majemuk , karena Allah pun menciptakan manusia bukan saja menciptakan umat Islam saja, padahal aturan Sang pencipta digunakan untuk semua yang diciptakan oleh Allah”.
Saya juga bisa aja komentar “yang bikin Indonesia bukan nenek moyang loe. Yang bikin Indonesia, dunia bahkan sejagat raya ini adalah Tuhan. Kalo Allah saja sudah menyatakan bahwa Islam itu rahmatan lil alamin (QS Al Anbiya 107), Islam itu paripurna (QS. Al Maidah 3), Islam sebagai agama yang diridhoi-Nya (QS. Al Imron 19, Ali Imron 85), dan seterusnya... trus loe mau ngapain? Loe mau nolak Allah? Mau hidup dimana loe?”
Humm, klo dibahas disini sebenarnya akan terjadi kompetisi komentar yang tiada ujungnya. Namun point penting yang sebenarnya ingin disampaikan penulis dari note yang singkat ini (--itupun klo bisa disebut note) ... adalah terus saja opinikan Syariah dan Khilafah dan pastinya dibarengi dengan mendakwahkan dan memperjuangkannya diluar sana di alam nyata.
Bisa jadi.... mungkin status diatas adalah perwakilan status yang dianggap sepele di khalayak umum terlebih banyak caci dan maki atau mungkin studi kasus dikelas perkuliahan ketika mengopinikan Syariah dan Khilafah terjadi pro dan kontra terus saja opinikan. Karena bisa jadi, menurut ‘penarawangan; politik saya yang tingkat pemula..:
(1) Ada orang yang tadinya menolak bahkan bosen mendengar kata Syariah dan Khilafah kemudian 1 atau 2 atau mungkin 3 tahun kedepan ikut merapat pada barisan perjuangan menegakkan Syariah dan Khilafah merasa getun (jawa: menyesal) mengapa tidak dari dulu-dulu ia mendengar dan mengkaji Syariah dan Khilafah.
(2) Setelah temen-temen kita dikelas yang tadinya getol nolak, seusai dari lulusan kuliahnya, kemudian dia kembali ke tanah kampung terjun ke masyarakat dan berinteraksi dengan tetangganya yang pengemban dakwah syariah dan Khilafah, ternyata itu pun membuat teman2 kita tadi nyesel gak karuan n mengatai dirinya ‘kenapa gue dulu nggak menyambut seruan teman saya yang mengopinikan syariah dan Khilafah di kelas ya...”.
(3) Ketika orang-orang yang membelot bahkan menentang ide Syariah dan Khilafah dengan benteng bernama baqo’ (mempertahankan dirinya) yang berasal dari pengusung demokrasi, pluralisme, atau nasionalisme dan kawan-kawannya itu, ia juga merasakan hal yang sama dengan tipe pertama. Sama-sama menyesal “kenapa waktu saya muda dulu tidak ikut berkonstribusi dalam memperjuangkan tegaknya agama Allah dengan Syariah dan Khilafah”.
(4) Sudah tau tapi tetap diam saja, beeehhh makin berat pertanggungjawabannya dihadapan Allah, percaya gak? Sebelum beramal harus memiliki ilmu, setelah memiliki ilmu segera diamalkan. Sebelum tau kedudukan apakah memperjuangkan Syariah dan Khilafah apa kah wajib? Maka tugas kita adalah mencari tau? Setelah mencari tau bahwa status hukumnya adalah WAJIB maka yang namanya Wajib adalah menyegerakannya, so karena kita mafhum (paham) bahwa statusnya adalah wajib dan menjadi konsekwensi keimanan kita sebagai orang yang meng-IYA-kan masuk Islam maka hal tersebut ia amalkan dan ikut berjuang memperjuangkanSyariah dan Khilafah. Tapi jika sudah tau hukumnya wajib tetapi tetap berdiam diri tidak mau cari dan bahkan tidak mau tau maka sebenarnya pertanggungjawabannya lebih berat, ibarat tau hukum pacaran HARAM tapi tetep aja dikerjakan.
Sehingga ketika kita saat ini adalah bagian orang yang Kontra dengan Khilafah, alias yang mendukung Demokrasi, Pluralisme, atau Ide-ide sekuler lainnya segeralah bertaubat, jika sudah mendengar seruan/opini penegakan Syariah dan Khilafah hal yang segera dilakukan adalah dengan menyambutnya. Tak cukup menyambut tapi cari tau, pahami dan amalkan. Biar tidak menjadi bagian ke 1, 2, atau ke 3.
Untuk saudariku di luar sana yang tak pernah lelah untuk berjuang menegakkan dienullah, rasa lelah, rasa amarah yang kadang melanda, rasa kesal hati ketika ada guratan-guratan opini sekuleris terus menyerang, bukan waktunya lagi down dan terpuruk tapi bangkitlah dan TERUS SAJA opinikan. Kesuksesan hakiki adalah kesuksesan yang berorientasi pada proses, sedangkan Hasil serahkan saja kepada Allah yang Maha Berkuasa. Kita gak tau apa yang akan terjadi 1 atau 2 detik kedepan tapi yakinlah bahwa Allah adalah Maha Pemberi Hidayah bagi hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Semoga jua orang yang membaca note ini bisa menyambut seruan kami sebelum masa-masa penyesalan datang melingkupi... Aaamiin.
Apa yang anda pikirkan?
[Ukhtyan]
Di kesunyian pagi gubug sederhana 7 Januari 2012 : 10.39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami