Bismillaah...
Sebelum bobo mau cerita dulu ahh..."klip-klip"...tanda ada sms masuk karena hp disilent
Ada sms masuk dari dik Fulanah, sebut saja namanya Fulanah ia adalah adik angkatan
Fulanah : "Oh, ya mba. Boleh tanya?"
Sahutku : "Boleh dik"
Fulanah : "Apa sih bedanya HTI sama yang lain? Kenapa ada beberapa orang bilang HTI itu pemikirannya terlalu keras? kira-kira kerasnya dimana mbak? dari segi apa mbak?"
Sahutku : "Mbak sendiri juga kurang faham dik, maksudnya keras itu seperti apa ya, yang mbak dapatkan di HT. HT itu berdakwahnya sesuai dengan metode dakwah Rasulullah tanpa kekerasan dik. Adik coba tanyakan lagi ke dianya bagaimana maksud keras tersebut."
Fulanah : "Saya sempat bertanya, mereka bilang itu pola pemikirannya terlalu kritis negatif. Waktu saya tanya, negatifnya dimana? Mereka gak jawab secara logis. Dari situ saya bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dibalik semua ini?"
Sahutku : =) "Sikap adek sudah tepat, terus saja dik tanyakan apa yang mereka maksud dengan "kritis negatif" sehingga kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya mereka maksud, mbak kuatir saja kalau mereka hanya sekedar klaim namun tidak bisa memberikan penjelasan. Silahkan adik kroscekkan saja."
Fulanah : "Iya mbak trims, sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan adik, masih ruming dengan pendapat-pendapat orang lain, makanya adik selalu pengen nanya sama orang yang lebih tahu"
sahutku : "Iya dik semestinya memang dikroscekan, terus saja ditanyakan atas kerumingan mereka sehingga kita pun juga tidak mendapatkan info yang salah. Mbak dulu juga pernah mendapatkan perkataan yang ungkapannya begini dik "Awas loh hati-hati dengan HTI, HTI itu berbahaya". Mbak kan jadi penasaran ya dik, mbak tanyakan saja "Memang letak bahayanya dimana mbak?". Mbaknya menjawab "Ya, pokoknya bahaya". Ku mengejar dengan terus bertanya "Iya bahayanya kenapa mbak". Mbaknya tetap bilang "Ya, pokoknya berbahaya". Dari situ mbak juga mendapatkan posisi yang sama dengan posisi adek tadi yakni "tidak mendapatkan penjelasan yang logis hanya sekedar klaim/tuduhan semata". Justru dari sinilah mbak penasaran dan mencari tahu dimana sih sebenaranya letak bahayanya HT, dan sampai saat ini mbak tidak menemukan "letak bahayanya dimana" justru di HT mendapatkan pemahaman Islam secara Kaffah dik.
_End_
Pelajaran dari cerita diatas adalah :
1. Jangan mudah mengiyakan atau mengadopsi asumsi-asumsi (berfikir salah) yang belum jelas pembuktian/sesuai dengan faktanya
2. Dari sinilah sebetulnya kita belajar untuk berfikir benar, yakni mencoba untuk menanyakan, mengkrosekkan serta mencari tahu apakah suatu klaim tersebut sekedar asumsi semata ataukah suatu fakta.
3. Agar kita pun tahu, mana itu yang hanya sekedar opini dan mana itu yang fakta sehingga kita juga tidak salah langkah dalam menyikapinya.
4. Karena [pola fikir = pola sikap]
Ketika pola fikirnya salah maka pola sikap yang terbentuk pun akan salah, namun jika pola fikirnya benar maka pola sikap yang akan terbentuk adalah bersikap benar dan tepat.[Ty]
Apa ceritamu tentang klaim yang lainnya :)
Just share, semoga bisa berbagi dan bisa menambah ilmu. Jazakillah khairan katsiron
Gubug biru,27/12/12,22:28 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami