Bismillaah...
Siapa yang menyangka sosoknya pernah ditakuti pencuri dan preman. Berseragamkan security didikan Resimen Mahasiswa, berhobikan petualang, berburu dan latihan militer lainnya membuatnya berhasil menangkap pencuri di pertokoan besar Jalan Malioboro. Warna-warni kehidupannya inilah ia terjuluki perempuan tomboy.Bahkan istilah “tomboy” pun masih melekat saat ia sudah menikah dan dikaruniai duaanak. Singkat cerita anak pertama perempuannya sudah dewasa, sebut saja Upeh namanya. Mulai SMA Upeh sudah aktif berorganisasi bahkan dinobatkan sebagai ketuaOSIS. Selain itu, Upeh juga aktif mengikuti pengajian Islam mingguan.
Pada saat itu pengajian membahas tentang keterikatan dengan hukum Allah. Guru ngajinya menjelaskan bahwa “Segala apa yang kita lakukan didunia ini kelak akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah”. Kalimat inilah yang sampai saat ini tergiang di telinga Upeh. Gurunya melanjutkan “Wajibnya menutup aurat sebagaimana wajibnya kita sholat”. Upeh tertegun “Lantas, sudah berapa juta pori-pori auratkah yang telahku buka?”. Disodorilah kertas bacaan berisi firman Allah yang memerintahkan wajibnya berhijab. Dilihatnya Surat An-Nur ayat 31, disitu Allah memerintahkan kita untuk berkhimar/berkerudung hingga menutup dada dan Surat Al Ahzab ayat 59 disana Allah mewajibkan kita berjilbab yakni memakai pakaian gamis hingga menutup mata kaki. Upeh baru paham bahwa hijab syar’i itu adalah menutup aurat, berkerudung dan berjilbab. Sungguh baik hati gurunya memberikan kerudung dan jilbab membantu proses berhijab Upeh. Saat keluar rumah terdengarlah suara-suara sumbang, berjilbabnya Upeh dikatakan seperti pakaian ibu-ibu, bahkan penampilannya seperti orang hamil.
Singkat cerita Upeh diterima di Kampus Islam wilayah Yogyakarta. Pilihan jurusannya menuntut ia bisa berbahasa Arab. Upeh pun belajar nyantri di Padepokan Kader Ulama Panatagama. Jaraknya yang terjangkau, setiap malam Jum’at Upeh pulang. Perpulangannya Upeh manfaatkan berbagi cerita dengan sang Ibu, sempat Upeh bacakan An-Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59. Sebuah proses penyadaran yang panjang, tergugahlah hati Ibu pada titik sadar berhijab. Takjub hati Upehinilah jawaban dari doanya. Seketika itu, Ibu yang berat badannya kira-kira 70kilo meminta Upeh menjahitkan seluruh baju potongnya untuk disambung menjadi jilbab.Ibu Upeh kini berjualan di Kantin Sekolah Masjid Syuhada, muski harus berangkat membawa banyak barang dagangan dengan motor, namun hal itu tak menyurutkan istiqomah berhijabnya. Melihat parasnya Upeh berbatin “Salut untukmu Bunda, aku mencintaimu karena Allah”. Biarkan ini menjadi kisah “Dulu Tomboy Kini BerhijabCoy”, Coyeha maksudnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami