Minggu, 21 Desember 2014

VISI (IBC #5)








Acara IBC (Islamic Bussines Coaching) edisi 5 Berjudul VISI,
Bersama Ustadz Dwi condro Triono 

Bismillah...

Sahabat…sedikit berbagi kurang lebih 'oleh-oleh' IBC edisi ini, diawali dengan cerita Ustadz yang beberapa hari lalu beliau hendak pergi ke Bogor dengan isterinya di hari Sabtu. Biasanya, perjalanan dari rumah beliau menuju ke Bandara hanya di tempuh dengan waktu 30 menit namun ternyata terkena macet dan 2 jam perjalanan baru sampai ke Bandara. Beliau turun dari mobil dan berlari-lari 'menggapai' pesawat terbang.

Singat cerita tiketnya hangus dan beli lagi sehingga beliau menunggu di bandara sekitar 5 jam. Apapun yang terjadi bila mendapatkan ujian musibah tetap harus berprasangka baik kepada Allah agar Allah berikan hikmah yang baik.

5 jam menunggu kira-kira dapat apa?

Menunggu di Bandara dengan browsing kemana-mana, cari berita, 5 jam capek-nulis-lirak lirik, prasangka tidak dapat apa-apa, tapi tetap husnudzan pasti Allah berikan yang luar biasa!

Sampai akhirnya beliau naik pesawat ada majalah di pesawat, karena di pesawat baca bisa pusing maka beliau melihat-lihat gambar-gambarnya di majalah, ada satu tulisan yang menarik, barangkali ini yang jadi menarik.

Kalau diceritakan kurang lebihnya judul yang dibaca sama yaitu VISI, akhirnya membuat beliaut tertarik untuk membaca judul dan tulisan tersebut.

Tulisan pada majalah diawali dari cerita penulisnya. Ada tiga tukang batu yang sama-sama mengerjakan tugasnya untuk menyusun batu bata.

Tukang pertama, tukang kedua dan tukang ketiga 'sama-sama' memasang batu bata. Tidak ada perbedaan pekerjaan dan amal aktivitasnya, jam kerjanya sama, kalau melihat ketiganya apa yang membedakannya, punya visi atau tidak?

Ternyata 'sama-sama' bekerja, akan tetapi sangat berbeda di kepalanya ada visi atau tidak dan inilah yang menentukan 'besar kecilnya' hasil, bagaimana visinya Tukang Batu tersebut?

Tukang pertama di tanya,

"Pak lagi apa"

"Masang batu bata?"

Tukang kedua di tanya

"Pak lagi apa?"

"Sedang membangun sebuah tembok", ternyata jawabannya berbeda.

Tukang ketiga di tanya

"Pak lagi apa?"

Tukang ketiga menjawab "sedang membangun rumah yang indah."

Kita bisa melihat, 'gara-gar'a tukang batu berbeda visi dan bagaimana kinerjanya pasti juga beda kerjanya,

Tukang Pertama, "menyusun batu bata".

Apa yang ada dipikirannya?

cuma satu "kapan saatnya pulang ke rumah", "kapan tiba jam 4", semangatnya ingin agar segera selesai hari ini.

Maka dia tidak punya semangat sama sekali dan mengerjakan dengan asal-asalan, miring sedikit-benjol sedikit tidak peduli sesuai dengan apa yang ada dalam kepalanya.

Berbeda dengan Tukang kedua,

"saya sedang membangun tembok maka harus selesai menjadi tembok, lurus, tidak ada tonjolan-benjolannya" pasti dengan visi yang berbeda akan mempengaruhi kinerjanya. Kalau ada tonjolan sedikit akan diluruskan dan berusaha agar menjadi tembok sebagus mungkin dan berhati-hati, dan ini berbeda dengan tukang pertama.

Tukang ketiga lebih jauh visinya-lebih besar dan tentu berpangaruh dengan semangatnya dalam bekerja,

"membangun rumah yang indah"

Apa pengaruhnya? dia jadi tukang yang sangat bersemangat dan tidak ingin pulang ke rumah, bila waktu bekerja selesai bukannya dia bersemangat pulang tetapi malah sedih dan dia tidak bersabar untuk melihat rumahnya jadi. Bagaimana agar dia bisa segera melihat rumah yang indah, terus menurus tidak henti-hentinya bekerja dan tidak berhenti bekerja untuk mewujudkan rumah dan tergambar dalam benaknya akan jadi rumah yang indah, dan tidak rela jadi batu bata, tidak rela sekedar jadi tembok tetapi bisa menjadikan rumah dan semangatnya terus menggelora dan tidak rela waktu berhenti.

Sama-sama dalam membuat bisnis, apa yang kita lakukan apa, yang dikerjakan sangat dipengaruhi oleh pemikiran kita.

Penulis (dalam majalah tersebut) melanjutkan tulisannya, pada tahun 85 saya kuliah S2 di Korea Selatan (KorSel) saat mulai belajar dan datang ke kampus, saya bertemu seorang wanita Korsel mahasiswa S1.

Yang dibayangkan oleh penulis, S1 itu baru lulusan SMA yang lagi gaul-gaulnya, bagaimana fashionnya, makanannya, dia pun coba ketemu dengan satu orang korsel dan berkenalan dengan perempuan korsel yang mau kuliah S1 tadi.

Wanita tersebut melontarkan satu pertanyaan yang pertanyaan ini diluar estemisinya-diluar dugaannya. Yang dibayangkan sudah su'udzan dulu, satu pertanyaan wanita ini membuat (penulis) langsung dibuat K.O dan tidak bisa jawab. Apa satu pertanyaannya itu?

"Bapak dari Indonesia, ingin menjadi negara nomor satu dunia tahun berapa Pak?"

Penulis tersinggung berat "ini cuma ngetes apa ngeledek?"

Satu pertanyaan 'telak' untuk menutupi rasa malunya, "rahasia retorikanya" adalah jangan mau ditanya..hehe.

"Memangnya anda orang Korsel?" dibalik tanya

Ternyata langsung dijawab dengan tenang

"Korsel akan menjadi negara no satu pada tahun 2010" ia jawab dengan tegas dan mengagetkan penulis

Ternyata selama ia berkuliah di Korsel ia mulai memahami bahwa Korsel di tahun 2010 telah ditanamkan dan menancap pada anak-anak Korsel, kelak akan menjadi negara nomor satu pada tahun 2010 dan ini sudah diketahui oleh seluruh Korsel.

Dan itu tidak main-main, korsel paham harus menjadi negara no satu dunia pada 2010.

Kalau melihat tv-tv, koran-koran, berita, semua cerita, semua semangat Korsel tertuju menuju tahun 2010.

Ternyata ucapan wanita tadi bukan isapan jempol dan bukan main-main.

Penulis (pada majalah tadi) mencoba membuktikan, kemudian pada tahun 2005 ia datang lagi ke Korsel ingin membuktikan perkataan cewek tadi.

Dan apa yang disaksikan??

Ternyata ia melihat pemandangan yang mengharukan...

Rakyat Korsel dengan pengorbanannya "rela" membeli alat-alat elektronik termasuk Korsel membeli HP Samsung.

"Yang mengherankan apanya?"

Dia menyaksikan produk paling jaya saat itu adalah Sony dari Jepang tahun 2005

Tahun 2005 produknya (Samsung dari KorSel) jelek dan mahal, sedangkan Sony bagus sangat murah di bawah samsung namun di Korsel tidak ada yang beli Sony, dengan Korsel memberi Samsung yang jelek dan mahal harganya, maka persatu ditanya,

"Kok mau-maunya beli Samsung?"

Apa jawabnya

"Korsel yang punya Samsung, lantas siapa lagi yang akan beli Samsung?"

Kami (KorSel) rela mengeluarkan duit lebih banyak meski barangnya jelek demi kelangsungan produksi Samsung agar tidak tutup produknya, kita tau agar produksi itu ada maka ada yang beli. Kalau Samsung lebih baik, maka ada yang beli ada pemasukan.

Riset pada waktunya Samsung menjadi produk yang baik dan murah, begitu juga dengan yang lainnya yang mungkin pada merk LG, mobil-mobil, motornya, tahun 2005an beli Hyundai KIA, harganya mahal dan tidak mau melihat, tapi tetap, mereka membeli buatannya sendiri, dan tidak ada satu pun mobil Jepang masuk ke Korsel.

Akhirnya kita bisa melihat 2010, mungkin belum benar-benar menjadi nomor satu. Tapi kita boleh lihat, bagaimana sekarang Samsung dan Sony, Soby hancur oleh Samsung, kualitas Sony kalah oleh Samsung.
Dan kita tau elektronik LG, Samsung, Hyundai sudah ada di dataran Cina, Malaysia, Indonesia, produk Korea di coba kualitasnya tidak jauh berbeda dengan Jepang.

Tahun 2013 (Ustadz Dwi Chondro) ke Jerman dan melihat di Jerman, katanya Jerman kota teknologi termaju di Eropa, dari halte ke halte siapa yang membanjiri baliho-baliho?

Ternyata setiap stasiun dibanjiri oleh iklan Samsung.

Penumpang Kereta Api melirik penumpang lainnya gadgetnya, Samsung.

Kemarin Samsung Galaxy S5 launcing di Berlin Jerman, intinya apa?

Dia tidak sekedar bilang visi 2010 tapi dibuktikan dengan misi yang jelas.

Korsel "kompak", siap kompak menjadi negara nomor satu dunia.

Lantas kapan Indonesia, mau jadi negara nomor satu kapan Indonesia?

Mungkin jika dijawab di kasih embel-embel "insya Allah tahun......"

Artinya apa, kita tidak punya visi sama sekali. Dalam kehidupan kita bagaimana bila tidak ada visi?

Mengajak kepada diri dan bapak ibu semunya bagaimana membangun visi?

Ada yang tau, gedung tertinggi dunia?

Ya namanya Al Buruj khalifa, apa yang menarik?

Gedung Tertinggi tetapi di bangun ditengah-tengah gurun pasir, tantangan angin badai, semakin tinggi resikonya

Tingginya 800 lebih hampir 1 KM, tertinggi di dunia

Gedung yang sangat tinggi ini, kuncinya apa? Ternyata pada pondasinya.

Pondasinya, jangan meraih mimpi yang besar sebelum bicara pondasi tang pondasi itu tidak terlihat dan ditanam di tanah serta tidak menarik dibicarakan karena tidak terlihat

Diameternya 1,2 meter 500.000 ton dengan 400 ton setiap 1 ton masuk 50 meter, tiap satu 880 meter

Kunci dari kehebatan dari pondasi yang kuat adalah bagaimana menghadapi badai di gurun pasir, kunci kekuatan gedung ini terletak dari strukturnya designnya, kita akan menemukan dua hal penting: Pondasi yang hebat dan stuktur bangunan yang kukuh.

Maka yang di lihat gedung tertinggi itu megah dan indah. Oleh karena itu bisa kita ambil pelajaran dalam berbisnis syariah pun kuncinya adalah asas dan amal bisnis

Ada Qimah bisnis, sunnah bisnis, manajemen bisnis, menajemen pemasaran, keuntungan perusahan, berkah perusahaan

Yang perlu kita bangun memulai bisnis, kita harus memiliki visi yang besar, setinggi-tingginya dan sejauh-jauhnya

Bagaimana dampaknya kalau kita memiliki visi yang jauh  Kita akan mengerjakan yang kecil jadi ringan 

Beda dengan Tukang Batu pertama tadi, pekerjaan itu jadi beban, ribut kapan segera pulang, tidak punya visi, pun dalam bisnis begitu, dakwah, sama-sama ngajar TPA apa yang membedakan?

Antara dai yang punya visi dan yang tidak punya visi, yang gak punya visi 'cepet sebel' jika santrinya tidak bisa baca, apalagi ngajar TPA gak digaji atau gajinya pas-pasan. Sama-sama ngajar TPA apa yang membedakan, punya visi atau tidak?

Yang punya visi, ia ngajar TPA bila bisa membaca "alif-ba-ta" sudah menjadi satu langkah menuju tegaknya khilafah membangun peradaban Islam.

Sehingga visi yang besar dan visi yang detail sedetail-detailnya ini sampai hingga seluruh dunia dengan Islam. Harusnya menjadi misi umat Islam yang membawa semangatnya tidak ada putusnya.

Setiap langkah tergambar menuju tegaknya peradaban Islam dan ini perjuangan yang tidak kenal lelah, bisnis pun demikian.

Gagal tidak apa-apa, terus maju lagi. Oleh karena itu agar punya wawasan lebih, harus dari perenungan mendalam,

Bismillah...

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." [QS. Al Hasyr: 18]

Perintah Allah SAW melihat jauh ke depan sampai hari akhirat, kira-kira bagaimana kita mempersiapkan bisa menembus hari esok? itu tergantung dari sekarang.

Kira-kira sekarang sudah siap meninggal dunia atau belum?

Sudah siap?

Oleh karena itu penghayatan ini dengan mendalam.

Ustadz jadi teringat bagaimana dulu saat beliau nyantri, kiainya menjelaskan yang dalam penjelasannya biasanya tidak pernah berdiri, ngaji duduk buka kitab dan pelan lirih, merem, saking ikhlasnya, kecuali menjelaskan ayat tadi. Kiainya berdiri dan membuat...

"Garis lurus apa ini?" (Kiai menggambar garis lurus)

Ini garis waktu masa yang tidak ada putusnya, kemudian beliau gambar dua titik (ditengah-tengah garis lurus tadi), tapi ini bukan sembarang titik

Titik belakang pertama (sebelah kiri) "manusia lahir" dan titik belakang ke dua (sebelah kanan) adalah "manusia mati" yang panjangnya tak terhingga.

Apa bedanya garis kiri dan kanan?

Bedanya sangat besar, garis kiri tak terhingga 'sebelum menjadi manusia' dan ini tak ada pengaruhnya, berbeda dengan tak terhingga setelah kematian.

Buka kitab Al Ghazali, ini sangat menentukan manusia, kata al Ghazali begitu manusia mati kemungkinannya dua

1) jika ia gagal dalam kehidupan dunia akan memasuki garis waktu yang selama-lamanya akan mengalami penderitaan selama-lamanya tersiksa selama-lamanya, menyesal selama-lamanya, garis waktu tak terhingga menderita terus, kalau teraniaya terus yang menetukan apa hidup yang sebentar tadi, sebaliknya

2) Jika ia sukses hidupnya, maka akan bahagianya selama-selamanya, kalau sukses bahagia selama-lamanya

Yang jadi masalah hidup di dunia ini hanya sekali dan sebentar hidup di dunia, tidak akan terulang lagi.

Makanya kalau gagal mau ngulangi lagi tak bisa, kalau ujian sekolah gagal masih bisa ngulang. Masalahnya hidup itu cepat,

Bismillah...

"Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari" (QS. An Nazi'at: 46)

Berapa lama kita merasa hidup di dunia ini?

Bismillah...

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (QS. Al Ma'arij: 4)

Kalau umur kita di dunia 70 tahun berarti bisa di hitung

70 tahun : 50.000 x1 hari= 0.014 hari itu kira-kira berapa menit?

"2 menit 1 detik"

Besuk di akhirat serasa hidup 2 menit 1 detik dan menentukan akan sengsara selama-lamanya atau bahagia selama-lamanya

Sekarang berapa rata-rata umur kita, rata-rata umur umat Nabi Muhammad SAW adalah 60 tahun

"Allah telah memberi kesempatan yang cukup kepada orang yang dilanjutkan usianya seingga 60 tahun" (HR. Bukhari)

Benarkah umur 60 tahun manusia itu dipertaruhkan untuk kepentingan hidup yang selama-lamanya, ternyata tidak?

60 tahun dikurangi 15 tahun karena masa kanak-kanak belum baligh (lahir-15 tahun) belum dimintai pertanggunjawaban dihadapan Allah, berarti dikurangi 60-15=45

45 tahun untuk dipertaruhkan? Dikurangi lagi masa tidur manusia

Rata-rata manusia tidur 8jam/hari berarti 1/3 masa hidupnya untuk tidur 45/3=15 tahun, orang tidur tidak dimintai pertanggungjawaban

Sehingga kesimpulannya kalau sisa 45 tadi dikurangi masa tidur 45-15 tahun berarti tinggal 30 tahun

Berati kalau dikarunia umur 60 tahun ada 30 tahun dan itulah yang menentukan

Inipun kalau mau jujur waktu itu untuk apa, yang kita buang percuma jauh lebih banyak, misalkan duduk nonton sinetron berapa jam? 1-2 jam tidak terasa, bapak-bapak nonton sepak bola waktunya juga tidak terasa, untuk ibadah berapa sih?

Rata-rata sholat itu 5 menit kalau 5 kali sholat, 5x5= 25 menit

Dihitung, kalau solat 25 menit x 30 tahun berarti tidak sampai 1,5 th kira-kira hanya 1 tahun lebih sedikit itu jika umurnya 60 tahun.

1 tahun lebih sedikit itu kalau ditanya berapa persen khusyuknya?

***

Semua manusia akan menyesal

Wal Ashr semua manusia pasti akan menyesal dan merugi

Tapi sama-sama merugi di bagi tiga kelompok

Kelompok pertama, mati dalam kondisi kafir, manusia kelompok ini paling menyesal dan di jamin masuk neraka selama-selamanya, siapa orang kafir min ahlil kitab yahudi dan nasrani masuk kategori kafir wal musyrikini orang hindu, shinto, budha, kafir, fii nari jahanam, kholidina fiha dan akan kekal selamanya.

Makanya kalau baca Al Qur'an mereka akan meratap-ratap ingin dihidupkan lagi. Mereka ingin kembali di dunia untuk yakin kepada Allah walaupun satu detik saja karena jika ada titik iman akan menyelamatkan mereka dari siksa neraka .

Mereka ingin hidup lagi, hidup cuma 30 tahun di siksa selama-lamanya itu akan menyesal terus.

Bismillah...

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong." (QS. Ali 'Imran : 91)

Sesunggunya orang kafir tidak akan pernah bisa 'nyogok' Allah SWT

Bila mereka minta diringankan siksanya? Ternyata diringankan juga ditolak.

Kalau minta dibunuh/dimatikan pun tidak bisa mati, kelompok pertama ini disiksa terus dan paling berat penyesalannya

Kelompok kedua, siapa?

Kelompok kedua ini adalah orang yang mati dalam keadaan muslim, tetapi ketika ditimbang dosanya lebih berat daripada kebajikannya

Bismillah...

"Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah

Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?

(Yaitu) api yang sangat panas.

(QS. Al Qaari'ah: 8-11)

Dan kita ingat berapa lama satu hari di akhirat?

Satu hari diakhirat sama dengan 50.000 tahun di dunia...Subhanallah

Orang yang tidak menjalankan sholat wajib 1 kali saja nanti di balas di neraka selama 70 ribu tahun lamanya, kalau 2x tidak sholat wajib berarti tinggal di kalikan dua, dan segeralah untuk bertaubat!

Nabi pernah ditanya oleh sahabat dengan pertanyaan sederhana, yaitu berkaitan siksa paling ringan itu seperti apa?

"Beri titik api neraka, dua sandal neraka, kemudian kakimu merasa panas sampai merambah ke otaknya"

Para sahabat tidak ada yang tanya bagaimana dengan siksa beratnya. Mengerikan sekali!

Kelompok ketiga, yaitu orang-orang yang ringan penyesalannya yaitu kelompok orang yang amal kebajikannya lebih banyak dan dosanya lebih ringan

Berat timbangan kebajikannya ini dirihoi Allah, tapi mereka tetap menyesal? kenapa?

Karena mereka tidak melakukan amal sholih yang "lebih lagi" dan "lebih lagi."

Dengan menyadari umur yang singkat ini, sukses bisnis di dunia tidak boleh jadi tujuan hidup di dunia ini tetapi harus kita pandang bahwa hidup di dunia ini tempatnya menanam bukan tempat memetik hasil.

Apapun yang kita kerjakan di dunia hanya sebagai tempat menanam, yang menjadi visi hidup kita adalah kehidupan di akhirat yang selama-lamanya, menjadi visi hidup kita pun juga dalam bisnis kita.

Oleh karena itu bagaimana membangun asas bisnis?

The Next IBC edisi 6

***

Mari sahabat sebarkan informasi ini.

Semoga bisa menginspirasi kebaikan dan bisa menjadi amal jariyah untuk kita bersama. Jazakumullahu khairan katsiron 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami