Minggu, 22 Desember 2013
Kebijakan Khilafah Terhadap Perayaan Keagamaan Orang-orang Kafir
Oleh: Syamsuddin Ramadhan An Nawiy
Khilafah adalah negara yang tegak di atas akidah dan syariat Islam. Akidah Islamiyyah adalah asas negara; dan syariat Islam merupakan satu-satunya hukum untuk mengatur urusan negara dan rakyat. Khilafah Islamiyyah tidak akan mengadopsi atau mendakwahkan pemikiran dan hukum yang bertentangan dengan Islam. Walaupun Khilafah harus mengakomodasi keragaman agama dan keyakinan selain Islam, memperlakukan orang-orang kafir dengan adil, serta memenuhi hak dan kebutuhan mereka dengan cara yang makruf, namun, itu tidak berarti Khilafah Islamiyyah akan memberikan dukungan bagi penyebaran agama dan keyakinan selain Islam, dalam bentuk apapun.
Sebab, Khilafah tidak hanya bertugas melakukan ri’ayah suunil ummah belaka, namun ia juga diberi taklif mendakwahkan Islam agar orang-orang kafir masuk ke dalam agama Islam. Khalifah dan pejabat-pejabat negara yang Muslim, sebagaimana kaum Muslim lainnya, diberi tanggung jawab yang sama dalam hal dakwah dan terikat dengan hukum syariat. Oleh karena itu, larangan memberikan bantuan dan melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas keagamaan orang-orang kafir—seperti ibadah dan perayaan agama mereka–, tidak hanya berlaku bagi umumnya kaum Muslim saja, tetapi juga berlaku bagi Khalifah dan pejabat negara.
Adapun dalam konteks kebijakan Khilafah terhadap perayaan keagamaan orang-orang kafir, dapat dirinci sebagai berikut:
Pertama, Khilafah melarang kaum Muslim merayakan atau melibatkan diri dalam perayaan hari raya orang-orang kafir, apapun bentuknya. Pasalnya, Islam mengharamkan kaum Muslim terlibat dalam perayaan-perayaan keagamaan orang-orang kafir. Sahabat besar seperti Ibnu Abbas, Abdullah bin Umar dan para tabiin, seperti Mujahid, Mohammad Ibnu Sirin, dan sebagainya, menyatakan bahwasanya kaum Mukmin dilarang merayakan hari raya orang-orang musyrik.” [Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, juz 13, hal. 79; Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, juz 3, hal. 329-330] Beberapa fuqaha juga berpendapat senada mengenai firman Allah SWT al-Furqan: 72. Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Kaum Muslim telah diharamkan untuk merayakan hari raya orang-orang Yahudi dan Nasrani. Kaum Muslim juga diharamkan memasuki gereja dan tempat-tempat ibadah mereka.” [Ibnu Tamiyyah, Iqtidla' al-Shiraath al-Mustaqiim, hal.201].
Imam Baihaqi menyatakan, “Jika kaum Muslim diharamkan memasuki gereja, apalagi merayakan hari raya mereka.” [Ibnu Tamiyyah, Iqtidla' al-Shiraath al-Mustaqiim, hal.201] Imam al-Amidi dan Qadli Abu Bakar al-Khalal menyatakan,”Kaum Muslim dilarang keluar untuk menyaksikan hari raya orang-orang kafir dan musyrik.” [Ibnu Tamiyyah, Iqtidla' al-Shiraath al-Mustaqiim, hal.201-202] Al-Qadliy Abu Ya’la al-Fara’ berkata, “kaum Muslim telah dilarang untuk merayakan hari raya orang-orang kafir atau musyrik”. [Ibnu Tamiyyah, Iqtidla' al-Shiraath al-Mustaqiim, hal.181] Imam Malik menyatakan, “Kaum Muslim telah dilarang untuk merayakan hari raya orang-orang musyrik atau kafir, atau memberikan sesuatu (hadiah), atau menjual sesuatu kepada mereka, atau naik kendaraan yang digunakan mereka untuk merayakan hari rayanya. Sedangkan memakan makanan yang disajikan kepada kita hukumnya makruh, baik diantar atau mereka mengundang kita.” [Ibnu Tamiyyah, Iqtidla' al-Shiraath al-Mustaqiim, hal.230-231]
Pada masa-masa kejayaan Islam, pemerintahan Islam saat itu –sejak masa Rasulullah SAW–, kaum Muslim tidak diperbolehkan merayakan hari raya ahlul Kitab dan kaum musyrik. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai hari raya orang-orang kafir, “Setiap umat memiliki hari raya sendiri-sendiri. Idul Fithri adalah hari raya kita.” [HR. Bukhari dari 'Aisyah ra]
Tatkala mengomentari hari raya bangsa Persia, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT telah mengganti dua hari yang lebih baik daripada kedua hari itu (nairus dan naharjan: hari raya bangsa Persia), yaitu Idul Fitri dan idul Adha.: [HR. Abu Dawud, Turmudzi, Nasaa'iy, dan Ibnu Majah]
Riwayat-riwayat ini menunjukkan dengan jelas, bahwa Rasulullah SAW telah melarang kaum Muslim merayakan atau melibatkan diri dalam perayaan hari raya orang-orang kafir.
Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin al-Khaththabb, beliau telah melarang kaum Muslim merayakan hari raya orang-orang kafir. Imam Baihaqiy telah menuturkan sebuah riwayat dengan sanad shahih dari ‘Atha’ bin Dinar, bahwa Umar ra pernah berkata, “Janganlah kalian mempelajari bahasa-bahasa orang-orang Ajam. Janganlah kalian masuk ke gereja-gereja orang-orang musyrik pada hari raya mereka. Sesungguhnya murka Allah SWT akan turun kepada mereka pada hari itu.”. [HR. Imam Baihaqiy]
Realitas di atas menunjukkan bahwa sejak masa sahabat ra, Islam telah melarang kaum Muslim melibatkan diri di dalam perayaan hari raya orang-orang kafir, apapun bentuknya. Melibatkan diri di sini mencakup perbuatan; mengucapkan selamat, hadir di jalan-jalan untuk menyaksikan atau melihat perayaan orang kafir, mengirim kartu selamat, dan lain sebagainya. Perayaan hari raya orang kafir di sini mencakup seluruh perayaan hari raya, perayaan orang suci mereka, dan semua hal yang berkaitan dengan hari perayaan orang-orang kafir, musyrik maupun ahlul kitab.
Kedua, memberikan sanksi bagi kaum Muslim yang terlibat perayaan keagamaan orang-orang kafir. Adapun kadar dan bentuk sanksinya diserahkan sepenuhnya kepada qadliy. Pasalnya, pelanggaran dalam masalah ini termasuk dalam kasus ta’zir.
Ketiga, khalifah tidak akan melarang atau menghalang-halangi orang-orang kafir merayakan hari keagamaan mereka. Pasalnya, orang-orang kafir diberi kebebasan dalam menjalankan peribadahan mereka di dalam Daulah Islamiyyah, pada batas-batas yang ditentukan oleh syariat Islam. Sejak masa Nabi SAW dan Khulafaur Rasyidin, orang-orang kafir dibiarkan merayakan perayaan keagamaan mereka. Mereka hanya melarang kaum Muslim untuk melibatkan diri dalam perayaan mereka.
Keempat, khalifah tidak akan memberikan bantuan, atau melibatkan diri dalam perayaan-perayaan keagamaan orang-orang kafir. Pasalnya, seorang khalifah, sebagaimana kaum Muslim yang lain, wajib terikat dengan hukum syariat larangan melibatkan diri dalam perayaan hari raya orang-orang kafir. Lebih dari itu, seorang khalifah maupun pejabat-pejabat negara Khilafah tidak akan memberikan ucapan selamat, kata sambutan, atau memberikan hadiah perayaan kepada orang kafir. Sebab, perbuatan-perbuatan seperti ini hukumnya haram.
Inilah kebijakan Khilafah Islamiyyah terhadap perayaan keagamaan orang-orang kafir. Kebijakan di atas disusun dengan mempertimbangkan tugas seorang khalifah untuk menerapkan syariat Islam di dalam negeri dan menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru alam. Tugas ini meniscayakan seorang khalifah untuk tidak pernah condong sedikit pun dengan kekufuran dan kemaksiatan–termasuk tidak mengeluarkan kebijakan mendukung perayaan keagamaan orang-orang kafir. Sebaliknya, seorang khalifah wajib mendakwahi orang-orang kafir, baik di dalam maupun luar negeri, untuk masuk ke dalam agama Islam. Hanya saja, dalam konteks pengaturan urusan rakyat, Khilafah akan memperlakukan orang-orang kafir secara adil. Hak-hak mereka sebagai warga negara Khilafah Islamiyyah dipenuhi dan dilindungi sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bish shawab.
Minggu, 24 November 2013
Sabtu, 16 November 2013
Sepi . . .
Tersapa oleh mega langit tersipu merah
Riukan gelombang ombak bertaju megah
Terlabuh dalam baris bebatuan menukik
Sunyi, sepi ku inginkan diri lebih baik
Riukan gelombang ombak bertaju megah
Terlabuh dalam baris bebatuan menukik
Sunyi, sepi ku inginkan diri lebih baik
Kamis, 31 Oktober 2013
Rabu, 30 Oktober 2013
:)
Ketika perjuangan itu sulit, pasti akan ada kemudahan datang dari-Nya
Ketika langkah itu lemah, pasti akan ada kekuatan datang dari-Nya
Ketika ada masalah atau sesuatu yang dapat menyurutkan keistiqomahan kita, disaat itulah Allah akan menilai siapa yang kuat bertahan dan yang pantas memperjuangkan agama-Nya
Sahabat Muslimah...semoga keistiqomaah dan kesabaran itu kan senantiasa tersemat. Aamiin
Ketika langkah itu lemah, pasti akan ada kekuatan datang dari-Nya
Ketika ada masalah atau sesuatu yang dapat menyurutkan keistiqomahan kita, disaat itulah Allah akan menilai siapa yang kuat bertahan dan yang pantas memperjuangkan agama-Nya
Sahabat Muslimah...semoga keistiqomaah dan kesabaran itu kan senantiasa tersemat. Aamiin
Senin, 28 Oktober 2013
“Pemuda-Pemudi Indonesia Menolak Kapitalisme Demokrasi & Memperjuangkan Khilafah Islam”
Mohon SEBARKAN!
Nomor: 61/PN/10/13
Jakarta, 27 Oktober 2013/22 Dzulhijjah 1434 H
PERNYATAAN MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA
“Pemuda-Pemudi Indonesia Menolak Kapitalisme Demokrasi & Memperjuangkan Khilafah Islam”
(Kritik Arah Pemberdayaan Pemuda)
Kondisi pemuda-pemudi Indonesia yang jumlahnya 62,6 juta (Data BPS 2013) adalah data demografi yang bisa menjadi tolok ukur utama menilai masa depan bangsa ini. Mampukah mereka membawa bangsanya menjadi negara besar, berdaulat dan berkemakmuran ataukah sebaliknya. Jutaan pemuda menjadi pecandu narkoba dan seks bebas, juga ribuan kasus aborsi yang mereka lakukan adalah fakta mengerikan tentang kondisi kerusakan moral mereka. Ratusan ribu lainnya terancam putus sekolah dan para pemudi yang menjadi korban eksploitasi fisik dan seksual di tempat kerja yang tak layak bagi mereka adalah bukti nyata kelemahan sistem untuk menyediakan sarana dan dukungan bagi penyiapan diri mereka sebagai pemimpin masa depan. Sistem demokrasi kapitalisme yang dijalankan saat ini nyata hanya menghasilkan kerusakan moral, menyengsarakan dan memiskinkan.
Alih-alih mendalami pangkal kondisi buruk kaum muda dan mengambil solusi tepat, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 85 tahun 2013 ini pemerintah malah mencanangkan program pemberdayaan pemuda yang salah arah yakni mewujudkan pemuda yang santun, cerdas, inspiratif dan berprestasi dalam konteks menghadapi persaingan menuju ASEAN Community 2015. Bertepatan dengan pemberlakuan penuh UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan PP no 60 tahun 2013 tentang Pembentukan Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP), pemuda-pemudi Indonesia diarahkan mengembangkan potensi, kemampuan, kepemimpinan dan kepeloporannya untuk pengembangan kewirausahaan. Program dan pemberdayaan ini secara tak langsung menegaskan bahwa pangkal kemiskinan bangsa ini adalah kurangnya jiwa kewirausahaan dan rusaknya perilaku anak bangsa adalah sekedar akibat hilangnya kesantunan. Sebuah arah pemberdayaan yang menyesatkan!
Sebagai kontribusi nyata mewujudkan solusi bagi berbagai persoalan bangsa khususnya menyangkut problem generasi, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
Menolak arah yang salah pada program pemberdayaan pemuda. Kesalahan ini tidak hanya akan melanggengkan persoalan tapi juga bisa menumpulkan potensi perubahan yang dimiliki kaum muda.
Menolak sistem Kapitalisme Demokrasi yang telah terbukti menjadi penyebab kemiskinan massal, menumbuh suburkan kerusakan moral dan menjadikan negara berlepas tanggung jawab memberikan layanan pendidikan kepada pemuda-pemudi masa depan bangsa.
Mengajak semua pihak menyadari hanya dengan Islam dan sistem khilafah lah potensi pemuda-pemudi bisa diarahkan pada kebangkitan bangsa. Karena Islam membekali mereka dengan pemikiran benar tentang solusi seluruh masalah kehidupan dan menyediakan segenap sarana yang mendukung proses penyiapan dan pemberdayaan kaum muda sebagai pemimpin masa depan.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا للهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.. (QS.Al-Anfal[8]: 24)
Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Iffah Ainur Rochmah
HP : +628111131924
Email: iffahrochmah@gmail.com
Nomor: 61/PN/10/13
Jakarta, 27 Oktober 2013/22 Dzulhijjah 1434 H
PERNYATAAN MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA
“Pemuda-Pemudi Indonesia Menolak Kapitalisme Demokrasi & Memperjuangkan Khilafah Islam”
(Kritik Arah Pemberdayaan Pemuda)
Kondisi pemuda-pemudi Indonesia yang jumlahnya 62,6 juta (Data BPS 2013) adalah data demografi yang bisa menjadi tolok ukur utama menilai masa depan bangsa ini. Mampukah mereka membawa bangsanya menjadi negara besar, berdaulat dan berkemakmuran ataukah sebaliknya. Jutaan pemuda menjadi pecandu narkoba dan seks bebas, juga ribuan kasus aborsi yang mereka lakukan adalah fakta mengerikan tentang kondisi kerusakan moral mereka. Ratusan ribu lainnya terancam putus sekolah dan para pemudi yang menjadi korban eksploitasi fisik dan seksual di tempat kerja yang tak layak bagi mereka adalah bukti nyata kelemahan sistem untuk menyediakan sarana dan dukungan bagi penyiapan diri mereka sebagai pemimpin masa depan. Sistem demokrasi kapitalisme yang dijalankan saat ini nyata hanya menghasilkan kerusakan moral, menyengsarakan dan memiskinkan.
Alih-alih mendalami pangkal kondisi buruk kaum muda dan mengambil solusi tepat, pada peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 85 tahun 2013 ini pemerintah malah mencanangkan program pemberdayaan pemuda yang salah arah yakni mewujudkan pemuda yang santun, cerdas, inspiratif dan berprestasi dalam konteks menghadapi persaingan menuju ASEAN Community 2015. Bertepatan dengan pemberlakuan penuh UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan PP no 60 tahun 2013 tentang Pembentukan Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda (LPKP), pemuda-pemudi Indonesia diarahkan mengembangkan potensi, kemampuan, kepemimpinan dan kepeloporannya untuk pengembangan kewirausahaan. Program dan pemberdayaan ini secara tak langsung menegaskan bahwa pangkal kemiskinan bangsa ini adalah kurangnya jiwa kewirausahaan dan rusaknya perilaku anak bangsa adalah sekedar akibat hilangnya kesantunan. Sebuah arah pemberdayaan yang menyesatkan!
Sebagai kontribusi nyata mewujudkan solusi bagi berbagai persoalan bangsa khususnya menyangkut problem generasi, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
Menolak arah yang salah pada program pemberdayaan pemuda. Kesalahan ini tidak hanya akan melanggengkan persoalan tapi juga bisa menumpulkan potensi perubahan yang dimiliki kaum muda.
Menolak sistem Kapitalisme Demokrasi yang telah terbukti menjadi penyebab kemiskinan massal, menumbuh suburkan kerusakan moral dan menjadikan negara berlepas tanggung jawab memberikan layanan pendidikan kepada pemuda-pemudi masa depan bangsa.
Mengajak semua pihak menyadari hanya dengan Islam dan sistem khilafah lah potensi pemuda-pemudi bisa diarahkan pada kebangkitan bangsa. Karena Islam membekali mereka dengan pemikiran benar tentang solusi seluruh masalah kehidupan dan menyediakan segenap sarana yang mendukung proses penyiapan dan pemberdayaan kaum muda sebagai pemimpin masa depan.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا للهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.. (QS.Al-Anfal[8]: 24)
Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Iffah Ainur Rochmah
HP : +628111131924
Email: iffahrochmah@gmail.com
Lantun dan Terus Senandungkan
Dikala semakin banyak tantangan dalam berdakwah menegaknya hukum Allah. Di saat itu pula kita menemui orang-orang yang masih mengutarakan "Negara Islam itu Mustahil, Negara Islam (Khilafah) itu sulit, tak mungkin dan lain sebagainya". Maka, alamiahnya kepayah letih pun menghinggapi diri pengemban dakwah. Namun,
Sudahkah hari ini kita melantunkan hadits riwayat Ahmad tentang bisyarah kembalinya Khilafah?
Sudahkah hari ini kita membaca Qur'an Surat An-Nur ayat 55 tentang janji Allah akan kemenangan Islam?
Menghayatinya, sungguh ada aura berbeda saat sebelum kita melantunkan dengan sesudah kita membacanya. Ada tambahan kekuatan yang memantapkan bahwa Khilafah bukan mustahil tapi janji Allah yang rasanya sangat-sangat teramat dekat.
Maka cobalah setiap harinya kita lantunkan bisyarah dan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut, semoga Allah mengokohkan barisan hamba-hamba-Nya yang ikhlas berdakwah dijalan-Nya.Aamiin
Salam Melukis Cahaya Khilafah . . .
--------------------------
[Nikon D5100 | ISO-100 | f/11 | 1/500 sec | Lokasi : Malioboro]
Alloh Segalanya Bagiku
Helaan nafas yang melepas mengarunia
Menjernihkan fikiran membeningkan hati
Menganyam segi tali nan menghubung jiwa
Mewujud dalam ada rasa syukur tak terperi
Usia yang terpinjami kian terkurang
Waktu menjelma tua pun kini dirasa
Menyibuk mengejar pada kesadaran gemilang
Bahwa Allah kan selalu membersama
Ya Robbi
Kuatkan jika ku lengah
Kokohkan jika ku kepayah
Bangkitkan jika ku terjatuh
Tangguhkan jika ku lelah
Karena dorongan cinta pada-Mu
Ku tundukan segala haqa nafsu
Menorehkan konsekuensi keimanan yang padu
Berfikir sebelum beramal menjadi tentu
Kesaksian
Lahirku di dunia bukan ada alibi apa
Namun, terjalin ikatan kokoh yang tak bisa terlepas
Ikatan antara makhluk dan Sang Pencipta
Meski awalnya lahir dalam jeratan sistem kapitalisme keras
Menjala diri tuk tautkan hati
Dunia kesaksiakan akan adanya Allahu Robbi
Mencipta dan mengatur akan segalanya
Alam semesta, kehidupan dan jua manusia
Kesaksian itu tak bisa terdiam
Ketaatan yang terpatri dalam jiwa
Menggunakan aturan Pencipta untuk melangkah dijalan-Nya
Kerundukan pada aturan-Nya konsekuensi kesaksian
Kapitalisme yang berada di depan mata menjuntai
Kan sirna dengan tepisan Islam ideologi yang menancap
Tinggal menunggu waktu sistem kan segera berganti
Kapitalisme menjadi Sistem Islam yang tegaknya pasti
Azzam Bertekad (Latar : Palestina)
Oleh : Ukhtyan Muhibbah Firdaus
Semilir hembus angin membelai Azzam
bocah usia 13 tahun. Suasana riuh lalu-lalang di Rumah Sakit darurat relawan Indonesia,
Azzam terbangun dari komanya.
“Assalamu’alaikum, Shobahul
khair” sapa dokter muda berkalungkan stetoskop disampingnya.
“Alaykumusalam, Shobahul Nur. Thobibah,
hadza aina?” tanya Azzam sembari melihat sekelilingnya.
“Tenang azzam, kamu ada
diruangan dan kondisi yang baik-baik saja. Kenalkan Ana teman kerja ibumu,
panggilsaja Miss Faiza” jawab Faiza sambil merapikan Jas putihnya.
Azzam merupakan anak pertama dari
pasangan dokter Ayubi dan dokter Sarah asal Indonesia. Sejak usia lima tahun
Azzam sudah ikut tinggal di Palestina. Setahun yang lalu mereka sekeluarga
sempat pulang ke Indonesia untuk mengunjungi kampung halaman. Namun, pasca
pergolakan Gaza orangtua Azzam memutuskan untuk kembali ke Palestina menjalankan
amanah sebagai relawan medis. Jenazah Dokter Sarah sudah tiba di camp
yang jaraknya tidak jauh dari bangsal Azzam terbaring. Sarah meninggal karena dianiaya
oleh tentara Israel saat mencoba memerkosanya dan ditembak.
“Aina Ummi?” Tanya Azzam.
“Anak sholih, tenang ya! Ummi
insyallah dalam kondisi terbaik disana.” Jawab Faiza. Azzam juga menanyakan
kedua adiknya Aisyah dan Nisma. “Mereka
insyallah juga dalam kondisi terbaik”, lanjut Faiza. Muski sebenarnya Faiza
belum kuat untuk menyeritakan semuaya jika kedua adiknya telah meninggal dunia
karena tertimpa reruntuhan bangunan akibat bom Kamis tadi malam.”
Azzam mulai pelan-pelan menggerakkan
tangannya. Ada yang ia rasa berbeda, ingin ia beranjak bangun.
“ALLAHUAKBAR!!!“ pekik Azzam
memekakan telinga Faiza
Menaikan suara Azzam teriak “Miss,
dimana kakiku?” disusul keras tangisan Azzam mengalirkan air mata. Faiza
menjawab, “Semalam Azzam pulang menghafal Al Qur’an bersama Zaid, tapi
pasukan Israel mengirimkan rudal” belum selesai bicara Azzam bertanya. “Aina
Zaid?” bentak Azzam.
“Zaid insyallah dalam kondisi
terbaik.” Faiza masih coba menahan lelehan air mata. Sesungguhnya Zaid pun dikabarkan
telah meninggal dunia ditempat, terkena bom rudal.
“Hiks…hiks…Miss jangan bohong,
aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi..” tangis air mata Azzam memecah dan
rebahlah tubuhnya.
“Tidak Azzam. Ingat! kamu
masih punya Allah. Baiklah Miss akan ceritakan sesungguhnya. Ibumu Insyallah
syahidah saat terjun ke medan perang mengobati mujahidin. Ayahmu pun insyallah
juga syahid saat berusaha membela kehormatan Ibumu.” Airmata Faiza akhirnya
tak terbendung membasahi pipinya.
“Miss, Azzam ingin menyusul
mereka!!! Azzam bertekad akan menyusul mereka!!!” ketus Azzam.
“Tidak Azzam, kamu harus
istirahat cukup, obat dari Indonesia sudah datang. Kamu harus sabar, ikhlas” iba
Faiza masih menyeka teteskan airmatanya.
“Iya Miss aku tahu, Palestina kini
memang rapuh, Palestina memang lengah. Saat pulang ke Indonesia kemarin, Kakek menceritakan
padaku bahwa Bumi Palestina ini dulunya adalah tanah yang kaya, subur, makmur,
indah ternaung oleh syariah Islam. Terlebih luar biasa saat Shallahuddin Al
Ayubi bersama pasukan Islam mampu menakhlukan Al Quds dari pasukan Salib. Sampai-Sampai
Kakek memberi nama ayahku “Ayubi” karena ada harap Ayahlah yang membebaskan
Palestina kelak. Miss Faiza tahu tidak? Palestina itu dulu besarnya ibarat
Pulau Sumatera, namun kini dijarah Yahudi/Israel hingga secuil seperti Aceh.
Miss, meski aku tak lagi punya satu kaki, tapi aku masih punya keimanan. Akan
ku perjuangkan kembali tegaknya Khilafah yang menjadi satu-satunya benteng pengembali
kemuliaan Islam di pangkuan kaum muslimin. Berikan aku ikat kepala berlafadz kalimat
syahadat itu Miss!” tunjuk Azzam mengarah pada tas coklatnya.
(Flash Fiction)
Selasa, 01 Oktober 2013
Bunga Syahdu
Oleh: Ukhtyan Muhibbah Firdaus
“Maaf kak, Salsa datang terlambat lagi”, rengek Salsa.
“Mengapa adik tak menepati janji, ini sudah pukul berapa dik?” sambung Firda.
“Eumm…tadi ada kendala teknis kak, Maaf!” imbuh Salsa.
“Besuk lagi jangan diulangi ya Dik. Baik kita lanjutkan kajian kita hari ini. Materi siang ini tentang konsekuensi keimanan kita terhadap Allah swt yaitu harus senantiasa taat dengan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang” Firda meneruskan materi kajiannya.
Salsa tidak menceritakan kondisi sesungguhnya. Sejenak duduk bersila, paru-parunya sudah terasa sangat sakit. Hampir satu bulan Salsa terserang penyakit misterius, awalnya hanya batuk kecil namun lama-kelamaan membuat dirinya merasakan sesak nafas. Minggu lalu Salsa sempat diperiksa ke rumah sakit dan dokter menganjurkan untuk rawat inap, namun Salsa enggan melakukannya karena kondisi ekonomi keluarga yang serba kecukupan. Salsa mencoba menguatkan tubuhnya untuk tetap menghadiri kajian minggu siang ini. Di samping Salsa sudah duduk teman SMA sekelasnya Dinda dan Mila yang sudah hadir sebelum jam 1 siang tadi.
Di Mushola bercat hijau inilah kami mengkaji Islam bersama. Berita penyakit Salsa ini pun belum diketahui oleh Dinda, Mila dan Kak Firda.
“Uhuk-uhuk..Uhuk…” Batuk Salsa mulai menggelitik dan menggoda.
Suara batuk itu awalnya hanya lirih, namun ditengah pembahasaan materi suara batuknya semakin mengeras tak bisa tertahan. Kuatir menggangu Salsa izin ke belakang.
“Uhuukkk… Afwan kak, Salsa izin”, “Iya dik, silahkan” jawab Firda.
Di tempat wudhu wanita Salsa membatuk sejadi-jadinya. Mencoba menahan suara kerasnya batuk, ditutuplah tangan pada mulutnya. Salsa melepas tangan dari mulutnya ia mendapati darah kental telah membasahi telapak tangannya.
“DEEGGGG!!!”, Salsa kaget. “Astagfirullah”, batinnya.
Rasanya semakin tak karuan, sesak dan tak tertahan. Segeralah ia bersihkan tangannya dengan air kran. Merasa masih menguatkan diri, Salsa tetap melangkahkan kaki menuju kajian di depan teras mushola.
Waktu cepat berlalu, hampir ashar pertanda kajian segera selesai. Kak Firda pun menutup dengan salam dan persiapan salat ashar.
“Kak Firda, Salsa salat dirumah saja kak”, izin Salsa
“Oh iya dik, hati-hati dijalan ya” Sembari bersalaman dan memeluk Salsa.
Jarak Mushola dengan rumah Salsa berdekatan, sekitar 10 menit ia berjalan dan sampai di rumah mungilnya. “Assalamu’alaikum Mak?” tak ada jawab dari dalam. Salsa mulai curiga, bergegas Salsa membuka pintu ke dalam kamar Emak. “Mak!!!!” teriaknya, tak juga ditemui Emak.
Hatinya semakin gusar. Ia lari ke dapur, tak juga ditemukannya. Beranjak ia lari menuju kamar mandi
“Braaaakkk” dia dorong pintu kamar mandi, didapatinya Emak sudah tergeletak tak bernyawa.
“Emaaaaaaaaaaakkkkkkkkk….Maak bangun Mak”, tetesan air mata Salsa pun menderas mengalir tak terbendung. “Tolong..tolooonngg” teriak Salsa.
Kabarnya Emak memang sudah lama mengidap TBC, pengobatannya tertunda karena Emak menguatirkan mahalnya biaya berobat rumah sakit. Kondisi Salsa telah Yatim sejak SMP dan ibunya telah tiada, kini tinggal sebatang kara. Dalam duka dan tetangga yang sudah mulai datang berkerumun.
“Mengapa adik tak menepati janji, ini sudah pukul berapa dik?” sambung Firda.
“Eumm…tadi ada kendala teknis kak, Maaf!” imbuh Salsa.
“Besuk lagi jangan diulangi ya Dik. Baik kita lanjutkan kajian kita hari ini. Materi siang ini tentang konsekuensi keimanan kita terhadap Allah swt yaitu harus senantiasa taat dengan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang” Firda meneruskan materi kajiannya.
Salsa tidak menceritakan kondisi sesungguhnya. Sejenak duduk bersila, paru-parunya sudah terasa sangat sakit. Hampir satu bulan Salsa terserang penyakit misterius, awalnya hanya batuk kecil namun lama-kelamaan membuat dirinya merasakan sesak nafas. Minggu lalu Salsa sempat diperiksa ke rumah sakit dan dokter menganjurkan untuk rawat inap, namun Salsa enggan melakukannya karena kondisi ekonomi keluarga yang serba kecukupan. Salsa mencoba menguatkan tubuhnya untuk tetap menghadiri kajian minggu siang ini. Di samping Salsa sudah duduk teman SMA sekelasnya Dinda dan Mila yang sudah hadir sebelum jam 1 siang tadi.
Di Mushola bercat hijau inilah kami mengkaji Islam bersama. Berita penyakit Salsa ini pun belum diketahui oleh Dinda, Mila dan Kak Firda.
“Uhuk-uhuk..Uhuk…” Batuk Salsa mulai menggelitik dan menggoda.
Suara batuk itu awalnya hanya lirih, namun ditengah pembahasaan materi suara batuknya semakin mengeras tak bisa tertahan. Kuatir menggangu Salsa izin ke belakang.
“Uhuukkk… Afwan kak, Salsa izin”, “Iya dik, silahkan” jawab Firda.
Di tempat wudhu wanita Salsa membatuk sejadi-jadinya. Mencoba menahan suara kerasnya batuk, ditutuplah tangan pada mulutnya. Salsa melepas tangan dari mulutnya ia mendapati darah kental telah membasahi telapak tangannya.
“DEEGGGG!!!”, Salsa kaget. “Astagfirullah”, batinnya.
Rasanya semakin tak karuan, sesak dan tak tertahan. Segeralah ia bersihkan tangannya dengan air kran. Merasa masih menguatkan diri, Salsa tetap melangkahkan kaki menuju kajian di depan teras mushola.
Waktu cepat berlalu, hampir ashar pertanda kajian segera selesai. Kak Firda pun menutup dengan salam dan persiapan salat ashar.
“Kak Firda, Salsa salat dirumah saja kak”, izin Salsa
“Oh iya dik, hati-hati dijalan ya” Sembari bersalaman dan memeluk Salsa.
Jarak Mushola dengan rumah Salsa berdekatan, sekitar 10 menit ia berjalan dan sampai di rumah mungilnya. “Assalamu’alaikum Mak?” tak ada jawab dari dalam. Salsa mulai curiga, bergegas Salsa membuka pintu ke dalam kamar Emak. “Mak!!!!” teriaknya, tak juga ditemui Emak.
Hatinya semakin gusar. Ia lari ke dapur, tak juga ditemukannya. Beranjak ia lari menuju kamar mandi
“Braaaakkk” dia dorong pintu kamar mandi, didapatinya Emak sudah tergeletak tak bernyawa.
“Emaaaaaaaaaaakkkkkkkkk….Maak bangun Mak”, tetesan air mata Salsa pun menderas mengalir tak terbendung. “Tolong..tolooonngg” teriak Salsa.
Kabarnya Emak memang sudah lama mengidap TBC, pengobatannya tertunda karena Emak menguatirkan mahalnya biaya berobat rumah sakit. Kondisi Salsa telah Yatim sejak SMP dan ibunya telah tiada, kini tinggal sebatang kara. Dalam duka dan tetangga yang sudah mulai datang berkerumun.
Ia masuk kamar, ditemukannya secarik kertas di meja. Emak sempat menuliskan pesan “Nak, tetaplah istiqomah berada di barisan dakwah Khilafah. Hingga maut menjemput kita atau kita mati dalam rangka memperjuangkannya”. Diambil pula setangkai Tulip Biru bunga kesukaannya yang terselip rapi dibalik kertas. Salsa tahu ini tulip biru dari hutan yang biasa Emak bawakan saat pulang mencari kayu.
Senin, 30 September 2013
“Aktivis Bangkit Membangun Peradaban Emas dengan Islam”
HTI Press. Sebagai upaya menyatukan visi dan langkah pergerakan gemilang serta menyadarkan aktivis tentang kebangkitan hakiki dengan Islam ideologis, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Kampus DIY menyelenggarakan dauroh aktivis mahasiswi DIY bertajuk “Aktivis Bangkit Membangun Peradaban Emas dengan Islam” di Wisma Kagama UGM, Ahad (22/9). Acara ini diikuti oleh para aktivis muslimah dari berbagai lembaga kampus di DIY dengan dua narasumber yaitu Ayhu Wahyudi Ahmad (Muslimah HTI Amikom) dan Mahya Nur Rahmah S.Si (Muslimah HTI UGM).
Pada sesi pertama, Ayhu memaparkan materi tentang Menuju Kebangkitan Umat. Dia menjelaskan bahwa perubahan yang harus dilakukan adalah bersifat sistemik dan bukan parsial, dimana negara menerapkan dalam seluruh aspek (poleksosbudhankam). Ayhu menambahkan bahwa kita terlanjur berada dalam kondisi yang rusak. “Tapi sebagai aktivis, kita adalah orang yang mempunyai tingkat kepedulian tinggi” seru Ayhu.
Sementara Mahya Nur Rahma menyampaikan bahwa sosok aktivis yang patut kita tauladani adalah Rasulullah saw yang menjadikan Islam sebagai mercusuar peradaban. Islam bukan sekedar agama melainkan Islam adalah ideologi. Ada 4 hal yang harus dipedomani oleh para aktivis, yaitu :
1. Yakin bahwa islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah, way of life yang mengantarkan kita hidup sejahtera dunia akhirat
2. Islam adalah solusi dari segenap problematika manusia dan bila ditegakkan akan membawa rahmat bagi semua
3. Selain mabda Islam adalah bathil
4. Mendakwahkan Islam hingga tegak di seantero dunia adalah perbuatan mulia kewajiban utama.
Ayhu juga mengatakan, “Semoga acara ini menggerakkan kita untuk mengkaji Islam sebagai ideologi dan mendorong kita melakukan perjuangan yang benar, pergerakan menuju perubahan Islam. Jadilah aktivis-aktivis hakiki menuju perubahan Islam, dengan mengkaji Islam secara kaffah.” Mahya menambahkan bahwa solusi tuntas dari keterpurukan umat adalah Islam. “Jadi krisis multidimensional saat ini hanya bisa tuntas dengan menerapkan sistem kehidupan Islam. Tugas kita adalah mendakwahkan Islam ke tengah-tengah masyarakat tanpa kekerasan sesuai tuntunan rasul” tegas Mahya.
Acara dilanjutkan sesi tanya jawab dan pembacaan puisi “Pemuda Cahaya Peradaban yang Memudar” oleh Mega A. Sireky kemudian diteruskan dengan doa penutup. Peserta yang hadir sangat antusias mendengarkan penjelasan kedua pemateri dan berkenan untuk mengkaji Islam secara kaffah.[Ty_MMC-DIY]
Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2013/09/30/aktivis-bangkit-membangun-peradaban-emas-dengan-islam/?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+hizbindonesia+%28Hizbut+Tahrir+Indonesia%29
Sabtu, 28 September 2013
Pemuda Buffer Peradaban
Oleh: Ukhtyan
Muhibbah Firdaus
Prolog
Pemuda identik dengan orang yang memiliki usia
muda dan memiliki kesegaran semangat tinggi, memiliki kematangan dalam
berfikir, inovatif, kreatif dan lain sebagainya. Pemuda sendiri memiliki peranan
besar dalam perubahan. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bung Karno
"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia." Ini artinya pemuda menjadi tonggak dalam sebuah perubahan.
Era glogalisasi saat ini membuat segala hal
terjadi persaingan, begitu pula dengan Indonesia yang memiliki saingan Negara-negara besar
sehingga Indonesia memiliki agenda besar dalam mewujudkan kesejahteraan. Salah
satu agenda yang dilakukan oleh pemerintab adalah dilaksanakannya MDGs. Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goalsatau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai
dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada
tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di
seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri
Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi
Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas
internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini
(MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan
kemiskinan. [1]
Pemuda sebagai
Tumbal Kapitalisme
Bukti bahwa
program MDGs ini juga disangga oleh para pemuda seperti yang disampaikan oleh
Andi Malarangeng “Pemuda perlu dilibatkan secara aktif dalam pencapaian MDGs
(Millenium Development Goals), sebab sebagain besar sasaran MDGs adalah
pemuda/pemudi berusia 15/24 tahun.”[2]
Selain itu Mantan menpora ini juga menyampaikan sebagian besar sasaran pencapaian
MDGs yang menyangkut pemuda/pemudi diantara lain adalah kemiskinan,
pemberantasan buta huruf, lingkungan pernikahan dini, kesehatan ibu dan anak,
kematian bayi, dan yang lainnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan meminta generasi muda berperan aktif berkontribusi dalam pencapaian 8
sasaran Pembangunan Millenium (Millenium
Development Goals/MDGs) tahun 2015, yang telah disepakati dan
ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan 189 negara
lainnya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di New York pada 10 tahun yang lalu. Menurutnya, acara Asia Africa Youth Forum 2010 yang digelar saat ini
diharapkan mampu mendorong kesadaran tentang arti penting peran pemuda dalam
pembangunan.
Menurut Heryawan ada 8 Sasaran Pembangunan Millenium
tahun 2015, yakni ;: (1) Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim; (2) Pemerataan
pendidikan dasar; (3) Mendukung adanya persamaan jender dan pemberdayaan
perempuan; (4) Mengurangi tingkat kematian anak; (5) Meningkatkan kesehatan
ibu; (6) Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (7)
Menjamin daya dukung lingkungan hidup, serta; (8) Mengembangkan kemitraan
global untuk pembangunan.[3]
Secara umum, sangatlah jelas bahwa untuk mencapai sasaran MDGs itu sangat
membutuhkan peran pemuda. Agenda MDGs ini bukanlah sebuah agenda
yang dicetuskan oleh Indonesia namun kerja keras para negara-negara kapitalis. Sekretariat dan beberapa agen pembangunan PBB
bersama perwakilan berbagai lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia dan OECD
serta ahli pembangunan internasional lainnya menetapkan delapan tujuan
pembangunan milenium dengan satu atau beberapa target untuk setiap tujuan
(seluruhnya ada 18 target), serta 48 indikator untuk memonitor dan mengukur
kemajuan target-target dan tujuan-tujuan yang ditetapkan, antara periode 1990 –
2015.[4]
Sistem
Kapitalisme yang mencengkaram dunia ini dan juga Indonesia telah memberikan
pengaruh yang sangat besar mengarahkan aturan kehidupan saat ini. Sistem
Kapitalisme yang memiliki aqidah sekuler menciptakan tatanan kehidupan dengan
asas manfaat dan berorientasi untuk mencari materi. Dunia saat ini yang
senantiasa dihadapkan tantangan global secara tidak langsung adalah pengemasan
cantik sistem kapitalisme untuk terus melanggengkan ideologinya. Fakta saat ini
agar sistem Kapitalisme dapat bertahan adanya sebuah agenda untuk menyistemkan
rakyat negeri ini berorientasi mencari materi. Pemuda yang memiliki potensi
besar dalam arah perubahan saat ini pun tak luput dari penyisteman kapitalisme
saat ini dengan berbagai agenda-agenda yang pemerintah canangkan.
Kurikulum yang
memasukkan manageman enterprenuer menjadi salah satu fakta kaitannya
pemuda khususnya intelaktual terkondisikan pada orientasi mencari materi. Basis
kurikulum sekuler tidak membantuk kepribadian Islam sehingga tak jarang kita
dapat menjumpai berbagai tindak kerusakan dan kriminalitas dilakukan pada usia
pemuda. Jika Pemuda yang merupakan penyangga peradaban melakukan hal yang bukan
semestinya dan justru terforsir mengerahkan usahanya untuk menambak ekonomi
ini, pemuda hanya akan dijadikan sebagai tumbal penyangga (buffer) runtuhnya
Kapitalisme.
Islam Memuliakan Pemuda
Pemuda memiki potensi besar dalam kebangkitan. Kebangkitan itu
adalah majunya pemikiran, yang terwakili dalam akidah aqliyah politis yang
layak menjadi kaidah bagi pemikiran-pemikiran masyarakat dan menjadi sumber
bagi terpancarnya sistemnya, serta sebagai asas bagi peradabannya.[5]
Sebuah kebangkitan yang hakiki hanya akan dapat terlahir jika aqidah yang
dijadikan pijakan adalah aqidah Islam, dimana Islam adalah aqidah ruhiyah dan
aqidah siyasi. Artinya Islam bukan sekedar agama melainkan sebuah sistem
kehidupan. Khilafah adalah sistem Islam yang ditegakkan secara kaffah.
Khilafah memuliakan seluruhnya termasuk juga pemuda. Pemuda tidak
dapat dipungkiri bahwa mereka adalah para penyangga tegaknya Negara yang memiliki
kekuatan dan potensi besar. Sistem Khilafah/yang memiliki paradigm bahwa
kesejahteraan adalah ketika kebutuhan pokok (sandang,pangan, papan) terpenuhi.
Pemuda saat ini semestinya tidak hanya sekedar berpaku pada spesialis bidang
yang dikuasainya namun memiliki kemampuan berfikir skala sistem, karena peran
penting mereka adalah membangun pemikiran umat dan melakukan problem solving
masalah umat.[6]
Dalam pemberdayaan pemuda Khilafah sangat menghargai karya Pemuda. Khilafahlah
yang menciptakan iklim kondusif bagi para pencari ilmu.[7]
Khilafah melahirkan pemuda yang unggul dan berkualitas. Sejarah
mencatat Muhammad Al Fatih seorang pemuda yang sejak baligh hingga ia meninggal
shalat rawatib dan tahajjud, dalam usia 21 tahun telah berhasil menakhlukan
Konstantinopel yang disebut sebagai ibukotanya dunia. Selain itu ada Ibnu Sina
yang dijuluki sebagai “Bapak Pengobatan Modern” dan terkenal di dunia barat.
Imam Syafi’I di usianya yang baru tujuh tahun dia hafal semua ayat Al Qur’an
dan akhirnya menjadi imam besar yang melahirkan 174 kitab. Khilafah memiliki
visi politik untuk menjadikan Negara kuat dan terdepan yang tidak mudah dijajah
oleh para kapitalis. Khilafah memiliki langkah strategis termasuk permberdayaan
generasi muda dalam menyongsong peradaban gemilang yang dapat menghantarkan
kepada penghargaan tertinggi yaitu menjadi umat terbaik. (QS. Ali ‘Imran: 10).[8]
Wallahu’alam
[1] http://id.wikipedia.org
[3] http://hpusetda.jabarprov.go.id
[4] http://spamjateng.com
[5] Ahmad Al-Qashash,
Dasar-dasar kebangkitan kajian ideologis merekonstruksi Umat Menuju
Kebangkitannnya, (Bogor: PTI, 2009), hal. 41
[6] Tim Intelektual MHTI,
Jalan Baru Intelaktual Muslimah (Visi Pembebas Generasi), (MHTI, Jakarta,
2012), hal 287
[7] http://hizbut-tahrir.or.id/2013/08/30/ahli-ilmu/
[8] http://thefikrulmissilesangperetas.blogspot.com
Daftar Khalifah-khalifah
1. Khilafah Rasyidah
Khilafah Rasyidah berdiri tepat di hari wafatnya
Rasululllah SAW. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Mereka adalah:
2. Khilafah Bani Umayyah
Khilafah ini berpusat di Syiria, tepatnya di kota Damaskus. Berdiri untuk masa waktu sekitar 90 tahun atau tepatnya 89 tahun, setelah era khulafa ar-rasyidin selesai. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Adapun masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
Sebenarnya khilafah Bani Ummayah ini punya perpanjangan silsilah, sebab satu dari keturunan mereka ada yang menyeberang ke semenanjung Iberia dan masuk ke Spanyol. Di Spanyol mereka kemudian mendirikan khilafah tersendiri yang terlepas dari khilafah besar Bani Abbasiyah.
3. Khilafah Bani Abbasiya
Kemudian kekhilafahan beralih ke tangan Bani ‘Abasiyah yang berpusat di Baghdad. Total masa berlaku khilafah ini sekitar 446 tahun. Khalifah pertama adalah Abu al-’Abbas al-Safaah. Sedangkan khalifah terakhirnya Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah.
Secara rinci masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
Khilafah Bani Abbasiyah dihancurkan oleh pasukan Tartar , sehingga umat Islam sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa adanya khalifah. Namun kurun waktnya hanya terpaut 3 tahun setengah saja dan segera berdiri khilafah Utsmaniyah.
4. Khilafah Bani Utsmaniyyah
Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke enam belas Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:
Khalifah terakhir umat Islam sedunia adalah ‘Abdul Majid II. Semenjak tumbangnya khilafah terakhir ini, berarti umat Islam telah hidup lebih dari selama tanpa keberadaan lembaga yang menyatukan.
"..Kemudian akan ada Khilafah yang berjalan sesuai dengan jalan kenabian...[HR. Ahmad]
Let's Struggle for Khilafah !
sumber : http://usudullah.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)