Jumat, 30 Juli 2010
RAMADHAN, SAATNYA MENYEMPURNAKAN KETAATAN...!!!!
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Alhamdulillah sebentar lagi kita kembali memasuki bulan Ramadhan yang mulia. Di bulan tersebut kita kembali diingatkan tentang pentingnya ketaqwaan, taqorrub Illallah, dan Al-Qur’an. Semua pesan penting itu bermuara pada penegakan syariah Islam dan Khilafah.
Ibarat samudera, Ramadhan menyimpan sejuta mutiara kemuliaan, memendam perbendaharaan segala keagungan dan di dalamnya bersemayam aneka kebesaran. Ramadhan juga merupakan cakrawala curahan karunia Allah SWT, karena semua aktivitas hamba yang beriman pada bulan tersebut dinilai sebagai ibadah. Kecil yang dilakukan tetapi besar pahalanya di sisi Allah.
Fenomena Kemeriahan dalam Bulan Ramadhan
Semangat kaum Muslimin dalam menyambut bulan mulia ini juga terlihat dengan maraknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Ramadhan. Masjid-masjid dan mushala pun makmur pada waktu malam. Kaum Muslim sangat antusias mendatangi tempat tersebut. Mereka berbondong-bondong dengan mengenakan pakaian khas. Yang pria mengenakan baju koko dan yang wanita berkerudung. Artis-artis tak ketinggalan, berubah perilaku pada bulan tersebut. Mereka yang sebelumnya jingkrak-jingkrak dan suka ngakak di panggung hiburan di layar kaca mendadak alim. Kemana pun disorot kamera, kealimannya terus ditampakkan. Anak-anak yatim pun diundang buka puasa bersama di rumahnya. Kadang mereka mendatangi panti-panti asuhan untuk menyampaikan sumbangan.
Para pejabat tinggi negara jadi gemar mendatangi masjid. Mereka menyediakan makanan berbuka bagi karyawannya yang harus melewatkan waktu maghrib di kantor, sekaligus buka puasa bersama. Ini adalah hal yang jarang terjadi ketika bulan-bulan biasa. Mal-mal dan pusat perbelanjaan tak ketinggalan. Mereka memutar lagu-lagu bertema Islam. Pajangan-pajangan seronok pun disingkirkan diganti dengan pajangan khas Ramadhan dan menyambut lebaran.
Suasana Ramadhan bertambah semarak ketika stasiun-stasiun televisi menayangkan tayangan-tayangan islami. Ramadhan menjadi salah satu acara yang dikemas sedemikian rupa oleh stasiun televisi untuk mendatangkan iklan, semata-mata untuk mengais keuntungan di tengah suasana ibadah. Walhasil, nuansa Ramadhan begitu terasa mewarnai negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini. Ramadhan menjadi kesempatan setahun sekali yang begitu penting, seolah tak ada yang mau ketinggalan dengan suasana Ramadhan ini.
Ramadhan sebagai Bulan Taqwa
Ketaqwaan, jelas merupakan harapan yang muncul dari pelaksanaan shaum ini. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam firmanNya, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa. (TQS. Al-Baqarah [2]: 183).
Inti taqwa adalah ketaatan dan sikap hati-hati. Taat untuk menjalankan segala perkara yang diperintah Allah SWT. Juga hati-hati, penuh khawatir, senantiasa mawas diri, kalau setiap perbuatan yang dilakukan atau ditinggalkan akan menghantarkan kepada siksa Allah SWT. Untuk taqwa jelas harus terikat pada syariah Allah SWT. Karena itu tidak ada ketaqwaan sejati, tanpa terikat pada seluruh syariah Allah SWT. Bulan Ramadhan juga adalah sarana lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqorrub Ilallah). Kuncinya, tidak sama sekali meninggalkan perkara yang wajib, tidak sama sekali melakukan perkara yang haram, dan memperbanyak amalan sunnah. Semua juga bermuara pada keterikatan pada syariah Islam.
Kesediaan kita untuk tunduk dan patuh pada seluruh hukum syariah Islam inilah realisasi ketaqwaan dan keshalihan personal kita. Secara personal, hukum syariah seperti: shalat, puasa, zakat, memakai jilbab, berakhlak mulia, berkeluarga secara islami; atau bermuamalah seperti: jual-beli, sewa-menyewa secara syar’i dan sebagainya bisa dilaksanakan saat ini juga. Namun, dalam konteks sosial, banyak hukum syariah yang saat ini seolah begitu sulit dilakukan, seperti:
1. Peradilan/persanksian (misal: qishash, potong tangan bagi pencuri, cambuk/rajam bagi pezina, cambuk bagi peminum khamr, dsb)
2. Ekonomi (misal: hukum tentang kepemilikan, pengelolaan kekayaan milik umum, penghapusan riba dari semua transaksi, dsb)
3. Politik Luar Negeri (misal: dakwah ke luar negeri dan jihad/perang)
4. Kewarganegaraan (misal: hukum tentang status kafir dzimmi, musta’min, dan mu’ahad)
Kaum Muslim sesungguhnya diperintahkan untuk menjalankan semua hukum syariah tersebut. Kaum Muslim juga diperintahkan untuk memutuskan semua perkara di tengah-tengah masyarakat dengan hukum-hukum Allah. Sebagaimana hukum-hukum yang bersifat personal wajib dilaksanakan, demikian pula dengan hukum-hukum yang bersifat sosial. Hanya saja hukum yang terkaitann dengan pengaturan masyarakat di atas adalah kewenangan penguasa/pemerintah, bukan kewenangan individual/personal.
Ramadhan, Bulan Al-Qur’an
Di bulan Ramadhan ini, kita banyak diingatkan tentang Al Qur’an. Allah SWT berfirman yang artinya: Bulan Ramadhan itu, adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). (TQS. Al-Baqarah [2]: 185).
Al-Qu’ran jelas bukan sekedar dibaca, tapi Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang harus diamalkan. Bersama As-Sunnah, Al-Qur’an menjadi sumber hukum syariah Islam. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup berarti menjadikan syariah Islam sebagai pengatur kehidupan kita dalam seluruh aspek kehidupan. Lagi-lagi muaranya adalah syariah Islam. Karena itu bulan Ramadhan sudah seharusnya lebih memperkokoh lagi perjuangan syariah Islam. Karena itulah yang diharapkan dari kita, mau terikat dan tunduk kepada syariah Islam. Sungguh dipertanyakan muslim yang shaum di bulan Ramadhan tapi tidak mau tunduk kepada syariat Islam, bagaimana mungkin bisa bertaqwa tanpa terikat syariat Islam. Dipertanyakan juga yang banyak membaca Al- Qur’an di bulan Ramadhan, mengatakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, namun tidak mau diatur oleh syariah Islam. Padahal syariah Islam merupakan pedoman hidup yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ramadhan adalah Bulan Perjuangan Syariah dan Khilafah
Siapapun yang bicara syariah Islam wajib, tapi tidak mau menerima kewajiban Khilafah Islam, maka hal itu perlu dipertanyakan. Sebab bagaimana mungkin syariah Islam bisa diterapkan secara menyeluruh kalau tidak ada Khilafah sebagai institusi negaranya? Sistem apapun tidak akan bisa diterapkan kalau tidak ada institusi negara.
Sistem Kapitalis bisa tegak, karena ada negara Kapitalis yang menerapkannya. Sosialisme bisa aplikatif, karena ada negara Sosialis. Sistem Islam juga sempurna dan komprehensif begitu, tidak akan aplikatif kalau tidak ada negara yang menerapkannya. Karena sulit menerima logika, syariah Islam bisa diterapkan secara menyeluruh tanpa adanya negara.
Keberadaan negara Khilafah juga akan membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT. Sistem sekuler telah membuat kita split (terpecah) dan semakin menjauhkan kita pada hukum-hukumNya. Ketika sholat menggunakan syariah Islam, ekonomi kapitalis. Saat shaum berdasarkan syariah Islam, sistem politik demokrasi. Sementara dengan keberadaan Khilafah seluruh aspek kehidupan kita mulai dari ibadah mahdoh (sholat, shaum, zakat) sampai mu’amalah seperti: politik, ekonomi, sosial, pendidikan, akan menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, karena semuanya berdasarkan syariah Islam. Sebab, mendekatkan diri kepada Allah tentu saja dengan jalan taat kepada hukum-hukumNya (syariah Islam).
Dari sini kita bisa mengerti kenapa Syekh Ibnu Taimiyah dalam assiyasah-asysyar’iyah mengatakan kewajiban mengangkat kepala negara (imamah/Khalifah) dimana dengan itu manusia bisa taat kepada Allah dan Rasulullah merupakan afdhulul qurubaat (sebaik-baik mendekatkan diri kepada Allah SWT). Sebab ketika Khalifah menerapkan syariat Islam dalam seluruh kehidupan, artinya setiap aspek kehidupan yang kita lakukan adalah bagian dari ketaatan kepada Allah SWT.
Meraih Kemenangan di Bulan Ramadhan
Salah satu yang dikhawatirkan Rasulullah saw. dari puasanya kaum Muslim, yakni jika ibadah saum (puasa) terjebak pada rutinisme formal. Sekadar menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, seperti makan dan minum. Dalam hal ini, menarik dicermati hadish yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dari Abu Hurairah dan Ath- Thabrani dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah saw. bersabda,“Berapa banyak orang yang berpuasa, hasil yang diperoleh dari puasanya hanyalah lapar dan hausnya saja.”
Beliau juga menekankan puasa bukanlah sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga harus menahan dari perbuatan dan perkataan sia-sia (al-laghwi) dan perbuatan keji (ar-rafasi). Tidak heran kalau Rasulullah saw. pada bulan Ramadhan justru banyak mencontohkan banyak keshalihan sosial seperti memperbanyak sedekah. Bahkan, beberapa peperangan besar (jihad) justru dilakukan di bulan Ramadhan seperti: Perang Badar dan penaklukan Mekah (Fath Makkah).
Sebaliknya, coba kita evaluasi shaum kita saat ini. Dengan berat hati kita bisa katakan shaum kita belumlah banyak membawa perubahan yang berarti bagi masyarakat kita, apalagi membangkitkan masyarakat. Telah berapa kali Ramadhan kita lewati, tapi umat tetap diliputi oleh berbagai persoalan berat seperti kemiskinan, kebodohan, dan konflik, serta penjajahan negara-negara Kapitalis. Sering kali kemaksiatan kembali berulang setelah Ramadhan berakhir. Mengapa ini terjadi pada kita? Sepertinya kita khawatir puasa kita terjebak pada rutinitas ritual. Padahal, seharusnya sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan sahabatnya, Ramadhan justru diisi dengan amal-amal besar yang menyebar kebaikan bagi masyarakat.
Perang Badar dan Fath Makkah merupakan akhir dari rezim penindas kafir Quraish yang selalu menghalangi manusia untuk menerima cahaya Ilahi dengan bertauhid kepada Allah. Rezim ini juga telah banyak menyengsarakan masyarakat dengan kebijakan-kebijakan jahiliyahnya. Seperti memperlakukan budak mereka dengan hina, menumbuhsuburkan pembunuhan terhadap anak-anak dan wanita yang dianggap merupakan aib. Sistem sosial dan ekonomi yang rusak pun dipraktikkan oleh rezim ini seperti kebiasaan curang dalam perniagaan, dan legalisasi perzinaan. Dengan Perang Badar dan Fath Makkah, kekuasaan rezim ini berakhir berganti dengan kekuasaan Islam yang menyebar rahmat, kasih sayang, kebebasan, kesejahteraan, dan keamanan.
Shaum Ramadhan seharusnya menjadi energi positif yang didorong oleh kekuatan ruhiyyah untuk berbuat banyak bagi perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Sebagaimana ibadah lainnya, shaum seharusnya lebih mendekatkan diri manusia kepada Allah SWT (taqorrub Ilallah). Perubahan itu tidak lain adalah dengan memperjuangkan syariah dan Khilafah. Walhasil, marilah pada bulan ramadhan ini, kita lebih memperkokoh lagi perjuangan penegakan syariah dan Khilafah. Sahabat Rosulullah terdahulu telah membuktikan di bulan ramadhan justru mereka lebih bersemangat dalam berjuang.
Khatimah
Jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk melakukan perubahan secara mendasar terhadap seluruh aspek kehidupan, baik kehidupan personal, kemasyarakatan, dan negara melalui taqorrub Ilallah. saatnya kita bangkit dengan menguatkan kembali kedekatan kita kepada Allah pada bulan penuh berkah dan ampunan ini meraih kemenangan melalui perjuangan penegakan Syariah dan Khilafah.
Wallahu a’lam bi ash-shawab.
“aku hanyalah seorang muslimin yang sedang belajar memperbaiki diri, bersamaan dengan itu juga ingin mengajak orang lain memperbaiki diri.”
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Rabu, 28 Juli 2010
Permasalahan terbesar setiap orang
Permasalahan terbesar setiap orang di dunia ini adalah ketika kecepatan umur seseorang dan waktu hidupnya tidak seiring dengan kecepatan untuk menyelamatkan diri dari penderitaan di akherat, ketika usia yang terbatas tidak lagi berfungsi sebagai pelindung dari beratnya adzab Allah.
Apa yang kita lakukan , apa yang kita kerjakan semua tak luput dari suatu pandangan Sang Khaliq, saya membaca artikel inipun kelak juga akan jadi suatu hal yang ada pertanggungjawabannya.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (TQS. Al Zalzalah:7-8)
’Sesungguhnya jiwa kita milik Allah dan kepada-NYA jiwa ini akan kembali.’
Jika kita merasa salah, akuilah kesalahan itu muski kita BERAT mengakuinya
Karena kesalahan yang kita buat terkadang memang tidak sesuai dengan aturan yang Allah turunkan, segeralah beristiqfar, orang kata, lihatlah diri kamu, “benahi dulu diri kamu, gak usah ikut campur permasalahanku, ini hidupku, jadi cukup diriku saja yang memilih jalan kehidupanku, aku gak butuh nasehatmu”. Bukan maksudku untuk mencampuri kehidupanmu.
“aku hanyalah seorang Muslim yang sedang belajar memperbaiki diri, bersamaan dengan itu juga ingin mengajak orang lain memperbaiki diri.”
Memang berat ketika kita berusaha untuk melangkah ke jalan yang ma’ruf, ke jalan yang lurus, itu sulit, sungguh sulit, tapi sulit itu bukan berarti kita tidak bisa, dan BISA itu bukan berarti semau kita, semua butuh proses, dan berproses bukan berarti kita menetralisir dan menghalalkan segala cara pada diri kita untuk bersantai-santai tanpa mengubah dan memperbaiki diri kita.
Mari meraih pahala, rahmat, dan ampunan Allah sebanyak-banyaknya sekarang juga.
Semoga Allah meneguhkan kekuatan kita untuk melakukan kebaikan yang kita niatkan. amin
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam…
Minggu, 25 Juli 2010
Puasa Tengah Bulan
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Saat ini kita sudah masuk tanggal 13 kalender Hijriyah
Humm,,pernah denger gak kalau ternyata ada Puasa tengah bulan dan sering disebut juga sebagai puasa ayyaamul biidh (أيام البيض) , yaph,,itu adalah puasa pada hari ke 13, 14 dan 15 setiap bulan, baik bulan itu berumur 29 hari atau 30 hari. Imam Bukhari menulis sebuah bab di dalam Kitab Shahihnya dengan judul : صيام أيام البيض ثلاث عشرة وأربع عشرة وخمس عشرة (puasa hari-hari biidh (hari putih/purnama), hari ke 13, 14 dan 15). Puasa ini hukumnya adalah sunnah untuk dibiasakan setiap bulan. Dasarnya adalah hadits-hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya adalah sebagai berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ صِيَامِ : ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallaahu ‘anhu bahwa dia berkata : “Kekasihku, yaitu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, yaitu : berpuasa tiga hari setiap bulan, melakukan shalat dua raka’at dhuha dan melaksanakan shalat witir sebelum tidur”. (HR (Bukhari, VII, hal 98, hadits no. 1845 dan Muslim, IV, hal. 48, no. 1182)
Dalam riwayat Abu Dawud (IV, hal. 218, no. 1220) ditambahkan :
لاَ أَدَعُهُنَّ فِي سَفَرٍ وَلاَ حَضَرٍ
Dimana aku tidak meninggalkannya, baik pada waktu bepergian maupun waktu mukim.
Demikian juga sebuah hadits :
عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَتْ نَعَمْ. فَقُلْتُ لَهَا مِنْ أَىِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ لَمْ يَكُنْ يُبَالِى مِنْ أَىِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ يَصُومُ
Diriwayatkan dari Mu’adzah Al ‘Adawiyah bahwa dia bertanya kepada Aisyah, istri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Apakah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulan ?”. Dia berkata : “Ya”. Dia bertanya : “Pada hari bulan apa saja dia berpuasa ?”. Dia berkata : “Dia tidak mempedulikan bulan apapun untuk berpuasa”. (HR Muslim, III, hal. 166, no. 2801)
Puasa tengah bulan pada tanggal 13, 14 dan 15. Dalilnya adalah hadits :
عَنْ أبَيْ ذَرٍّ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنْ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Dari Abu Dzar bahwa dia berkata : “Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bersada : “Wahai Abu Dzar, jika kamu berpuasa tiga hari dalam sebulan, maka berpuasalah pada hari ke 13, 14 dan 15”. (HR Turmudzi, III, hal. 230, no. 692 dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah di dalam kitabnya Shahih Ibnu Huzaimah, III, hal. 302, no. 2128)
Adapun keutamaannya adalah seperti yang disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi setelah beliau meriwayatkan hadits di atas :
مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ كَانَ كَمَنْ صَامَ الدَّهْرَ
Barangsiapa yang berpuasa tiga hari setiap bulan, maka seolah-olah dia seperti orang yang berpuasa selama-lamanya (sepanjang masa).
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari, XI/ 228, no. 3166; Ibnu Majah, V/230, no. 1697.
Penjelasannya adalah bahwa seperti yang disebutkan dalam hadits-hadits yang lainnya bahwa amalan setiap muslim itu dilipatkandakan 1 berbanding sepuluh. Satu amalan dianggap 10 amalan. Jadi orang yang berpuasa tiga hari dianggap berpuasa 30 hari. Jadi dia dianggap berpuasa sepanjang bulan itu, sepanjang tahun itu, dan selamanya.
Subhanallah keutamaannya, semoga ini dapat berguna & Semoga Allah merahmati kita. sebarkan yang lain sebarkan berita ajakan ini ke saudara yang lain.
Terus bergerak karena berproses bukan berarti diam . . .
Saat ini kita sudah masuk tanggal 13 kalender Hijriyah
Humm,,pernah denger gak kalau ternyata ada Puasa tengah bulan dan sering disebut juga sebagai puasa ayyaamul biidh (أيام البيض) , yaph,,itu adalah puasa pada hari ke 13, 14 dan 15 setiap bulan, baik bulan itu berumur 29 hari atau 30 hari. Imam Bukhari menulis sebuah bab di dalam Kitab Shahihnya dengan judul : صيام أيام البيض ثلاث عشرة وأربع عشرة وخمس عشرة (puasa hari-hari biidh (hari putih/purnama), hari ke 13, 14 dan 15). Puasa ini hukumnya adalah sunnah untuk dibiasakan setiap bulan. Dasarnya adalah hadits-hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya adalah sebagai berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ صِيَامِ : ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى ، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallaahu ‘anhu bahwa dia berkata : “Kekasihku, yaitu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, yaitu : berpuasa tiga hari setiap bulan, melakukan shalat dua raka’at dhuha dan melaksanakan shalat witir sebelum tidur”. (HR (Bukhari, VII, hal 98, hadits no. 1845 dan Muslim, IV, hal. 48, no. 1182)
Dalam riwayat Abu Dawud (IV, hal. 218, no. 1220) ditambahkan :
لاَ أَدَعُهُنَّ فِي سَفَرٍ وَلاَ حَضَرٍ
Dimana aku tidak meninggalkannya, baik pada waktu bepergian maupun waktu mukim.
Demikian juga sebuah hadits :
عَنْ مُعَاذَةَ الْعَدَوِيَّةِ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَتْ نَعَمْ. فَقُلْتُ لَهَا مِنْ أَىِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ لَمْ يَكُنْ يُبَالِى مِنْ أَىِّ أَيَّامِ الشَّهْرِ يَصُومُ
Diriwayatkan dari Mu’adzah Al ‘Adawiyah bahwa dia bertanya kepada Aisyah, istri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Apakah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulan ?”. Dia berkata : “Ya”. Dia bertanya : “Pada hari bulan apa saja dia berpuasa ?”. Dia berkata : “Dia tidak mempedulikan bulan apapun untuk berpuasa”. (HR Muslim, III, hal. 166, no. 2801)
Puasa tengah bulan pada tanggal 13, 14 dan 15. Dalilnya adalah hadits :
عَنْ أبَيْ ذَرٍّ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنْ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Dari Abu Dzar bahwa dia berkata : “Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bersada : “Wahai Abu Dzar, jika kamu berpuasa tiga hari dalam sebulan, maka berpuasalah pada hari ke 13, 14 dan 15”. (HR Turmudzi, III, hal. 230, no. 692 dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah di dalam kitabnya Shahih Ibnu Huzaimah, III, hal. 302, no. 2128)
Adapun keutamaannya adalah seperti yang disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi setelah beliau meriwayatkan hadits di atas :
مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ كَانَ كَمَنْ صَامَ الدَّهْرَ
Barangsiapa yang berpuasa tiga hari setiap bulan, maka seolah-olah dia seperti orang yang berpuasa selama-lamanya (sepanjang masa).
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari, XI/ 228, no. 3166; Ibnu Majah, V/230, no. 1697.
Penjelasannya adalah bahwa seperti yang disebutkan dalam hadits-hadits yang lainnya bahwa amalan setiap muslim itu dilipatkandakan 1 berbanding sepuluh. Satu amalan dianggap 10 amalan. Jadi orang yang berpuasa tiga hari dianggap berpuasa 30 hari. Jadi dia dianggap berpuasa sepanjang bulan itu, sepanjang tahun itu, dan selamanya.
Subhanallah keutamaannya, semoga ini dapat berguna & Semoga Allah merahmati kita. sebarkan yang lain sebarkan berita ajakan ini ke saudara yang lain.
Terus bergerak karena berproses bukan berarti diam . . .
Rabu, 21 Juli 2010
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Saat Khilafah Memimpin Dunia
Saatnya Khilafah Memimipin Dunia
Dosa sebesar terbesar…terbesar yang kita perbuat terbesar
Yang kita lakukan terakhir ..terakhir …haruslah segera berakhir
Rintihan umat terus mengalir, laksana gelombang tak dapat terbendung tak mampu
terhenti terhenti terhenti . . .
Melaju lunakkan bahagia gembira, dan sungguh menyayat hati
Jeritan tangisan pilu terus merasuk kedalam sukmaku . ..
Rindu terus nyala membara …
Hatikan Satu yang telah lama dinanti . . .
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Saat Khilafah Memimpin Dunia
Saatnya Khilafah Memimipin Dunia
Ya Allah jadikanlah kami kaum muslim Indonesia, kaum muslim di tanah Syams, kaum muslim Turki, kaum muslim Sudan, kaum muslim Mesir, kaum muslim Pakistan, dan kaum muslim in seluruh Dunia menjadi satu kekuatan, ya Allah jadikanlah kami kekuatan DAHSYAT yang akan menegakkan KHILAFAH RASYIDAH diatas jalan kenabian yang akan menghancurkan Israel sebagai janji nabi-MU.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : "لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْيَهُوْدَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُوْنَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ : "يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِىٌّ خَلْفِيْ فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ"، إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ".
Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi lalu kaum Muslimin membunuh mereka. Sehingga orang yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka batu atau pun pohon itu berkata : Wahai Muslim, Wahai Hamba Allah.. ini ada seorang Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah bunuhlah dia!. Kecuali pohon gharqad, karena pohon tersebut diantara pohon-pohon (yang ditanam) orang-orang Yahudi. (H.R. Muslim).
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Saatnya Khilafah Memimpin Dunia
Saat Khilafah Memimpin Dunia
Saatnya Khilafah Memimipin Dunia
Selasa, 20 Juli 2010
Demokrasi Penyakit Negeri ini
Senja pagi membidik pilu
Ketika goresan maya membelakangi kalbuku
Sebuah kisah negeri pembebek yang tak mau akui keeksistensiannya
Rendah harga diri, harga nyawa, harga kebutuhan pangan
Menginjak pula kebebassan semu yang tak mampu menjulang tinggi
Alibi demokrasi katanya mensejahterakan, hai para penjunjung tingginya, apa makna kau mengkoar-koarkan demokrasi itu.
Tidak usah kau ikut membebek pula menggaungkan demokrasi
Bukanku durhaka dengan negeri ku, coba tengoklah.
Negeri kita jadi sakit Kritis gara-gara kapitalisme, negeri kita terserang penyakit yang mematikan.
Apakah kita bangga dengan menyakit yang selama ini sudah mulai mematikan negeri kita ini.
Mematikkan ekonomi, mematikan pendidikan, mematikan politik bahkan mematikan ranah ibadah kepada Sang Pencipta,
Sungguh Ironis negeri ini ..IRONIS . . .!!!
Begitu ia sadar diberitahu tentang penyakitnya, solusinya adalah mengobatinya.
Memang Di hati negeri ini sudah memiliki rencana untuk menyembuhkan penyakit kotor demokrasi impas dari kapitalisme ini.
Lagi-lagi negeri ini pembebek, udah tau solusi untuk menyembuhkan penyakitnya,,ehh,,ehh pakai sok butuh solusi tapi gak mau njalani ni solusi.
Kalau kawan-kawan tau ISLAM, ya….ia bukan sekedar agama, bukan sekedar agama ritual yang kita bawa ketika masuk ke masjid saja dan melepasnya ketika keluar dari masjid.
Ku tak tau apa yang menjadi virus-virus penghianat pada batang tubuh negeri ini, mereka mayoritas ISLAM tapi diberi Solusi dengan Islam…punya saja alasan untuk mutar-muter yang njustru semakin mencekikkan penyakit pada tubuh negeri ini sendiri.
Tunggu kapan lagi, negeri ini butuh sembuh dari penyakit Kritis kapitalisme , penyakit yang ditinggalkan dan ditanamkan Belanda kurang lebih 350 abad lamanya.
Buktikan ISLAM is the Only Solution
Minggu, 18 Juli 2010
WaniTa Heroik Khaulah Al Azhar
SeBuah cerita heroik,yang memotivasi ku menjadi seorang mujahidah yang berada di garis terdepan dalam reVolusi perjuangan ini.....KHAULAH AL AZWAR
Saat itu, pasukan kaum Muslimin yang dipimpin
Khalid bin Walid berperang melawan pasukan Romawi yang berada di bawah
pimpinan Hercules. Dengan sifat kesatria dan keberanian yang
dimilikinya, Khaulah pun ikut berperang dari front belakang dengan
tujuan untuk membebaskan saudara lelakinya, Dharar, dari tahanan.
Diriwayatkan
bahwa Dharar bin al-Azwar telah ditahan oleh pasukan musuh di wilayah
Ajnadin, maka Khalid bin Walid pun pergi bersama sekelompok pasukannya
untuk menyelamatkan Dharar.
Di tengah perjalanan, Khalid bertemu
dengan seorang anggota pasukan berkuda yang membawa tombak. Tidak ada
yang terlihat dari anggota tubuhnya kecuali matanya saja. Dia berkuda
dengan cepat seorang diri tanpa memedulikan apa yang terjadi di
belakangnya.
Ketika Khalid melihat anggota pasukan tersebut, dia
berkata, ”Sungguh hebat, siapa anggota pasukan berkuda itu? Demi Allah,
sungguh dia adalah seorang anggota pasukan berkuda”. Khalid dan anggota
pasukannya terus membuntuti orang tersebut hingga sampai batas
pertahanan pasukan Romawi. Sesampainya di sana, sosok berkuda nan
misterius langsung menyerang mereka dan berusaha menerobos barisan
mereka. Dia berteriak hingga teriakannya itu memporak-porandakan pawai
yang sedang mereka gelar. Hanya dalam satu kali putaran, dia sudah
keluar dalam keadaan tombaknya sudah berlumuran darah. Dia telah
berhasil membunuh dan merobohkan sejumlah pasukan.
Setelah itu,
dia pun kembali mempertaruhkan nyawanya dengan menerobos kembali
barisan pasukan lawan seorang diri. Dia telah membuat kaum Muslimin
cemas dan penasaran untuk mengetahui siapa dirinya. Kebanyakan
menyangka dia adalah Khalid. Oleh karena itum ketika Khalid datang,
Rafi’ bin ’Umairah pun berkata, ”Siapa anggota pasukan berkuda yang
maju di hadapanmu itu?, ”Sungguh , aku tidak lebih tau dari pada
kalian, bahkan lebih heran terhadap perilaku dan sikapnya itu.”
Ketika
pasukan Muslimin sedang berbincang-bincang, tiba-tiba anggota pasukan
berkuda itu datang, Dia bak sang bintang yang bersinar. Kudanya
berjalan mengikuti jejaknya. Ketika ada yang berusaha mendekatinya, dia
pun berusaha menghindar darinya, lalu ia menempelkan tombaknya ke dada
orang yang ingin mendekatinya. Hal itu terus dilakukan hingga dia
sampai di barisan kaum Muslimin.
Kaum Muslimin pun langsung
mengelilinginya. Mereka meminta kepadanya untuk memberitahukan namanya
dan membuka penutup kepalanya, tetapi orang itu tak mau menjawabnya.
Setelah Khalid mengulangi permintaannya berkali-kali, akhirnya orang
itu mau menjawab perkataan Khalid menkipun ia menjawabnya dalam keadaan
masih memakai penutup kepala.
Dia berkata, :Wahai pimpinan kami,
sesungguhnya alasan mengapa aku tidak mau memperlihatkan diriku
kepadamu adalah karena aku malu kepadamu, karena kamu adalah seorang
pimpinan yang agung, sementara aku hanyalah seorang wanita lemah yang
harus tertutup. Sesungguhnya aku melakukan hal ini karena hatiku
terbakar dan merasa sakit hati.”
Khalid berkata, ”Lalu siapa engkau
sebenarnya?” Orang itu menjawab ”Aku adalah Khaulah binti al-Azwar.
Tadinya aku sedang bersama wanita-wanita dari kaumku, tetapi tiba-tiba
seorang datang memberitahuku bahwa saudara lelakiku telah ditahan oleh
pasukan musuh. Maka, aku pun segera menaiki kuda, lalu melakukan apa
yang telah engkau lihat.”
Mendengar itu, Khalid dan para
tentaranya berteriak heroik, lalu mereka pun melakukan penyerangan.
Khaulah juga ikut melakukan penyerangan bersama mereka. Ia pun terus
ikut berjihad hingga saudara laki-lakinya dapat diselamatkan.
***
Itulah
sosok wanita yang penuh dengan sikap kesatria namun tawadhu’. Di saat
kaum wanita ”menggantungkan” sikap pemberani kepada kaum pria, Khaulah
pun memecahkannya. Bahkan dengan model ”Single Fighter”, Khaulah pun
memorak-porandakan pasukan Romawi.
***
Dalam peperangan lain di
wilayah Shahura, Khaulah ditahan oleh pasukan musuh bersama para wanita
lainnya. Dia telah berhasil membangkitkan semangat juang para wanita
itu dan mengobarkan api yang panas dalam hati mereka, meskipun pada
saat itu mereka sama sekali tidak memiliki satu senjata.
Dia
berkata, ”Ambillah tiang-tiang tenda dan tali-talinya, lau marilah kita
serang orang-orang yang tercela itu. Semoga Allah swt akan menolong
kita dalam menghadapi mereka”. Afra’binti Affar brkata, ”Demi Allah,
ajakanmu itu bukanlah sesuatu yang biasa kami lakukan.”
Maka
setiap wanita pun mengambil satu tiang tenda, lau mereka berteriak satu
kali. Khaulah juga mengangkat satu tiang di atas pundaknya sendiri,
lalu wanita-wanita lainnya pun mengikuti dari belakang. Khaulah berkata
kepada mereka, ”Sebagian di antara kalian hendaklah tidak terpisah
dengan yang lain. Jadilah kalian seperti satu lingkaran dan janganlah
terpisah-pisah. Dengan cara seperti itu, kalian akan dapat mematahkan
tombak-tombak lawan dan memecahkan pedang-pedang mereka.”
Khaulah
pun mulai menyerang, demikian juga wanita-wanita yang lainnya. Mereka
berperang layaknya orang-orang yang tidak takut mati, hingga akhirnya
mereka pun menyelamatkan diri mereka dari cengkeraman tanga-tangan
pasukan Romawi. Ketika berhasil keluar, Khaulah berkata,
”Kami adalah wanita-wanita seperti bayangan keledai
Kami telah menghantam pasukan lawan. Dan tidak ada seorang pun yang mengingkari hal itu
Karena ketika berada dalam peperangan, kami adalah seperti api yang menyala-nyala
Pada hari ini, kalian akan merasakan siksaan yang terbesar.”
http://diezahra.blogspot.com/2010/06/sang-wanita-berkuda-khaulah-al-ahzar.html
Sabtu, 17 Juli 2010
Dibalik suatu skenario . . .
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakalanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, god dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan.
"Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi 'alaqah kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: tulislah amalnya, rizkinya dan ajalnya." (HR.Bukhari)
Maka kokohkanlah keimanan saat momen itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung, dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita 'Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya'. Jangan biarkan kekecewaan menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Apalagi dengan terus menanamkan prasangka buruk padaNya. Segeralah sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah. Akankah kita menerima qadla-Nya atau mengutuknya?
Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sampai-sampai Allah tidak hentinya untuk memberikan suatu ujian kepada kita. Ujian yang kita hadapi bukanlah ujian yang dengan mudahnya kita dapat mengatasi. Jikalau ujian itu sudah berlalu dan anda berhasil melakukannya, maka andapun lolos dalam melewati ujian hidup itu. Ujian berlarut teratasi bersiap-siaplah untuk menghadapi ujian yang lebih berat, karena ujian kita yang telah kita lalui tentunya akan lebih sulit daripada ujian-ujian hiudp yang akan datang.
Betul, dengan perkokoh iman dan amalkan ISLAM, tenanglah bahwa disetiap ujian hidup kita yang diberikan oleh Sang Pencipta kita, tentunya Sang Pencipta juga memberikan Solusi untuk menyelesaikan seluruh permasalahan sebagai ujian dalam hidup kita. Dengan ISLAM kita dapat mensolusikan semuanya. Termasuk mensolusikan permasalahan yang ada di Negara kita ini sekaligus.
Untuk menghadapi ujian, hidup untuk menghadapi ujian itu adalah suatu pilihan, tinggal memilih dengan jalan baik (sesuai dengan aturan ISLAM) atau dengan jalan yang lain. Karena hidup adalah suatu pilihan dan konsekwensi pilihan pada setiap kehidupan kita ditanggung jua oleh diri kita sendiri kelak.
Jangan mengeluh menghadapi segala ujian yang datang pada kehidupan kita, karena itu merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada kita sebagai hamba-hamba-NYA. Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya selalu terpenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakalanya tidak bisa memilih. Perkataan itu benar adanya, cobalah kita renungkan, kita lahir kedunia ini tanpa ada pilihan; terlahir sebagai seorang pria atau wanita, berkulit coklat atau putih, berbeda suku bangsa, dsb. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, god dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan.
"Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari kemudian menjadi 'alaqah kemudian menjadi janin, lalu Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat kata dan dikatakan padanya: tulislah amalnya, rizkinya dan ajalnya." (HR.Bukhari)
Maka kokohkanlah keimanan saat momen itu terjadi pada kita. Yakinilah skenario Allah tengah berlangsung, dan jadilah penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik padaNya. Tanamkan dalam diri kita 'Allah Mahatahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya'. Jangan biarkan kekecewaan menggerogoti keimanan kita kepadaNya. Apalagi dengan terus menanamkan prasangka buruk padaNya. Segeralah sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah. Akankah kita menerima qadla-Nya atau mengutuknya?
Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan InsyaAllah akan memperkuat keyakinan kita bahwa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sampai-sampai Allah tidak hentinya untuk memberikan suatu ujian kepada kita. Ujian yang kita hadapi bukanlah ujian yang dengan mudahnya kita dapat mengatasi. Jikalau ujian itu sudah berlalu dan anda berhasil melakukannya, maka andapun lolos dalam melewati ujian hidup itu. Ujian berlarut teratasi bersiap-siaplah untuk menghadapi ujian yang lebih berat, karena ujian kita yang telah kita lalui tentunya akan lebih sulit daripada ujian-ujian hiudp yang akan datang.
Betul, dengan perkokoh iman dan amalkan ISLAM, tenanglah bahwa disetiap ujian hidup kita yang diberikan oleh Sang Pencipta kita, tentunya Sang Pencipta juga memberikan Solusi untuk menyelesaikan seluruh permasalahan sebagai ujian dalam hidup kita. Dengan ISLAM kita dapat mensolusikan semuanya. Termasuk mensolusikan permasalahan yang ada di Negara kita ini sekaligus.
Untuk menghadapi ujian, hidup untuk menghadapi ujian itu adalah suatu pilihan, tinggal memilih dengan jalan baik (sesuai dengan aturan ISLAM) atau dengan jalan yang lain. Karena hidup adalah suatu pilihan dan konsekwensi pilihan pada setiap kehidupan kita ditanggung jua oleh diri kita sendiri kelak.
Jangan mengeluh menghadapi segala ujian yang datang pada kehidupan kita, karena itu merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada kita sebagai hamba-hamba-NYA. Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Kamis, 15 Juli 2010
KEMISKINAN RAKYAT MERISAUKAN, PENGUASANYA BERMEWAH-MEWAHAN
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
[Al Islam 515]
Seperti yang dilansir sejumlah media, jumlah orang miskin makin merisaukan seiring kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010. Pasalnya, kenaikan TDL memberikan efek domino berupa kenaikan harga sembako, ancaman PHK dan pengangguran.
Berdasarkan standar BPS (Maret 2007), kategori miskin di antaranya seorang dengan penghasilan di bawah Rp 167.000,-/bulan/orang atau Rp 5.500,-/hari/orang. Dengan stadar BPS, angka kemiskinan saat ini hanya sekitar 13 persen atau sekitar 30 juta orang. Namun, menurut Bank Dunia, salah satu kriteria orang miskin di Indonesia adalah mereka yang berpenghasilan di bawah 2 dolar/Rp 19.000,- perhari (sekitar Rp 500 ribu/bulan). Jika menggunakan ukuran World Bank ini, angka kemiskinan di Indonesia bisa di atas 43 persen dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia; kira-kira mendekati 100 juta jiwa. Inilah fakta keseharian kehidupan rakyat yang amat menyedihkan. Padahal bukankah mereka hidup di sebuah negeri yang subur serta kaya dengan kandungan mineral dan sumber daya alam lainnya?
Pemerintah Tak Peduli
Di negeri ini, penerapan sistem ekonomi Kapitalisme-yang akhir-akhir ini makin mengarah pada liberalisme ekonomi-menjadi akar munculnya kemiskinan yang terus meningkat. Dalam sistem ekonomi liberal, Pemerintah tidak lagi memerankan fungsinya sebagai pemelihara urusan-urusan dan kebutuhan dasar rakyatnya. Bahkan di tengah kemiskinan rakyat, Pemerintah sering mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang makin membebani rakyat. Mulai April lalu, misalnya, Pemerintah menaikkan harga pupuk urea isi 50 kilogram sebesar 50 persen, yakni dari Rp 60 ribu menjadi Rp 90 ribu. Kenaikan ini muncul karena anggaran subsidi yang semula Rp 11,3 triliun dikurangi menjadi Rp 4,2 triliun. Padahal tahun 2009 lalu, besarnya subsidi pupuk mencapai Rp 17,6 triliun. Dampak dari kenaikan harga pupuk ini sudah terasa Juni lalu. Harga produk pertanian melambung tinggi, sementara pendapatan masyarakat malah turun karena harga pokok produksi hanya naik 10 persen. Bagaimana para petani bisa untung?
Namun, masalahnya tidak hanya berhenti di sini. Pasalnya, dalam sistem ekonomi liberal, saat Pemerintah melepaskan tanggung jawabnya terhadap nasib rakyat, Pemerintah justru lebih berpihak kepada para pemilik modal, termasuk pihak asing. Contoh: terkait kenaikan tarif listrik. Kasus terbaru menunjukkan bagaimana Pemerintah negeri ini mengelola Proyek Gas Donggi Senoro. Pemerintah memutuskan bahwa untuk proyek gas Donggi Senoro, 30% dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri, sedangkan 70% untuk ekspor. Padahal yang 30% itu saja belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gas PT PLN. Artinya, kebutuhan dalam negeri untuk PLN dan industri lainnya seperti industri pupuk sesungguhnya masih sangat besar. Sungguh ironis, saat kebutuhan akan gas di dalam negeri begitu besar, Pemerintah justru mengalokasikan 70% untuk ekspor. Padahal jika kebutuhan pasokan gas domestik mendapat prioritas maka kekurangan pasokan gas untuk PLN, pabrik pupuk dan pabrik lainnya akan terpenuhi. Hal ini secara pasti akan membuat harga produksi listrik turun sehingga harga TDL tidak perlu dinaikkan, bahkan bisa diturunkan. Lebih dari itu, dengan ketersediaan bahan bakar pembangkit yang jauh lebih murah dan sangat besar, seperti batu bakar dan gas, Pemerintah melalui PT PLN dapat segera memperbesar kapasitas produksi listrik dan ini akan segera dapat mengatasi kekurangan pasokan serta menambah luasnya jangkauan pelayanan listrik kepada masyarakat.
Kebijakan Pemerintah ini tentu patut dipertanyakan. Apakah karena ada kepentingan para pemungut rente yang tidak ingin kehilangan penghasilannya dari pasokan BBM ke PT PLN selama ini? Juga apakah ada kepentingan pemungut rente karena komisi dari penjualan ekspor gas keluar negeri? Hal ini menjadi sangat mungkin mengingat besarnya rente yang akan dinikmati para makelar yang mengatasnamakan kebijakan negara. Kalau ini benar, inilah dampak nyata dari sistem kapitalis yang menyuburkan kolusi antara pengusaha dan pengusaha, dengan mengorbankan rakyat banyak.
Penguasa dan Pejabat Bermewah-mewahan
Presiden SBY mengajak warga masyarakat Indonesia agar tetap berhemat dalam menggunakan energi, baik energi listrik, gas, maupun minyak bumi serta energi lainnya. “Kita sama-sama lakukan hemat energi, jangan boros, dan sejak anak-anak harus sudah mulai berhemat energy, apapun bentuknya,” ujarnya dalam sebuah kesempatan.
Ajakan itu sebenarnya sudah basi. Pasalnya, penghematan di jajaran pemerintahan tak pernah terlihat. Masyarakat masih ingat bagaimana uang Rp 22.55 miliar untuk tahun anggaran tahun 2009 dihamburkan hanya untuk merenovasi pagar Istana. SBY sendiri tak memberikan contoh bagaimana dirinya melakukan hemat energi itu; misalnya ia naik kendaraan umum saja ke Istana atau seluruh listrik Istana dimatikan pada malam hari. Itu tidak terjadi. Inilah sikap ‘munafik’ penguasa.
Pada tahun 2011, Pemerintah pun berencana membeli pesawat kepresidenan jenis Boeing 737-800 NG, dengan harga dipatok US$ 84,5 juta, sekitar Rp 800 miliar lebih. Selain itu, dalam kurun waktu 2001-2011 Presiden SBY menghabiskan Rp 1,173 triliun untuk anggaran “plesiran”-nya ke luar negeri. Anggaran “jalan-jalan” Presiden SBY tahun 2011 saja dipatok sebesar Rp 181 miliar. Ini jauh di atas anggaran presiden sebelumnya di era GusDur yang total menghabiskan Rp 48 miliar dan semasa Megawati Rp 48,845 miliar. Lalu untuk kebutuhan baju Presiden saja, anggarannya mencapai Rp 893 juta pertahun atau Rp 74 juta perbulan atau sekitar Rp 18 juta perminggu. Padahal gaji Presiden Indonesia saat ini saja sudah amat besar, hanya terpaut sedikit saja dari gaji tertinggi sejumlah kepala negara di dunia, terutama jika dikaitkan dengan tingkat kemakmuran rakyatnya. Sebagaimana diketahui, total gaji Presiden SBY saat ini adalah sebesar Rp 62.740.000,-. Adapun kepala negara dengan gaji tertinggi di dunia adalah Presiden Singapura, Hongkong, Amerika Serikat, Irlandia dan Prancis. (Http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3409487).
Sebelumnya, DPR meloloskan proyek gedung megah yang nilainya Rp 1,8 triliun. Ini menunjukkan bahwa penguasa, baik kalangan eksekutif maupun legislatif, betul-betul telah hilang kepekaannya terhadap rakyat. Mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada rakyatnya.
Selain itu, wajah APBN kita pun tidak pro rakyat. Ini bisa disimak dari APBN Perubahan 2010. Di sana tergambar jelas bahwa APBN itu lebih ditujukan untuk kepentingan pragmatis elit politik dan pejabat, ketimbang untuk rakyat. DPR, misalnya, berhasil mengajukan anggaran fantastis sebesar Rp 1,8 triliun untuk pembangunan gedung barunya. Angka ini lebih besar dari anggaran program keluarga harapan yang hanya senilai Rp 1,3 triliun untuk 810 ribu Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Padahal anggaran Rp 1,8 triliun ini bisa dimanfaatkan oleh 1,1 juta RTSM melalui program keluarga harapan, dibandingkan untuk gedung baru DPR yang hanya dinikmati 560 anggotanya.
Pemerintah juga kembali mengajukan tambahan anggaran untuk remunerasi (kenaikan gaji pejabat) senilai Rp 3,3 triliun sehingga total menjadi Rp 13,9 triliun. Padahal terbukti kenaikan gaji pejabat tidak mampu menghentikan kebiasaan korupsi yang bercokol di birokrasi. Di sisi lain, triliunan uang tersebut bisa digunakan untuk 76,4 juta Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin selama 3 tahun, atau 1,9 juta balita gizi buruk dan 1,8 miliar liter beras.
Saatnya Hentikan Sistem/Rezim Tak Amanah
Gaya hidup penguasa kaum Muslim saat ini yang menampilkan kemewahan, dari mulai gaji yang tinggi hingga mobil dinas yang mahal, tidak bisa dilepaskan dari cara pandang mereka terhadap jabatan. Bagi mereka, jabatan identik dengan prestise, martabat, kehormatan, bahkan ladang penghasilan yang subur. Wajar jika mereka berebut untuk mendapatkan jabatan/kekuasaan.
Sikap mereka ini berbeda dengan para khalifah (kepala negara Khilafah) dulu. Bagi para khalifah, jabatan adalah amanah. Karena itu, jabatan/kekuasaan benar-benar dimaksudkan untuk menunaikan apa yang menjadi hak rakyatnya. Bagi mereka, martabat dan kehormatan justru terletak pada ketakwaan, dan salah satu ukuran ketakwaan terletak pada sikap amanah dalam mengurus rakyat, bukan pada kemewahan. Karena itu, kesederhanaan mereka tidak membuat mereka kehilangan martabat dan kehormatan. Wajar jika kisah kesederhanaan para khalifah kaum Muslim pada masa lalu banyak menghiasi sejarah peradaban Islam nan agung ini. Imam as-Suyuthi menuturkan dalam Tarikh al-Khulafa’-nya tentang kisah kesederhanaan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., misalnya, yang tidak pernah malu berpakaian dengan banyak tambalan, bukan dengan kain yang sama, tetapi dengan kain yang berbeda, bahkan dengan kulit hewan. Khalifah Umar ra. juga biasa tidur nyenyak di atas hamparan pasir, dengan berbantalkan pelepah kurma di sebuah kebun kurma, tanpa seorang pun pengawal. Namun, di balik kebersahajaan itu, Khalifah Umar dan para khalifah kaum Muslim itu mempunyai prestasi yang luar biasa. Mereka berhasil memakmurkan rakyatnya sekaligus menjadikan Islam dan Khilafah Islam memimpin dunia selama berabad-abad dengan segala kemuliaan dan keagungannya. Bandingkanlah dengan para penguasa kaum Muslim saat ini, termasuk di negeri ini. Mereka hidup mewah, tetapi miskin prestasi, bahkan menjadi musibah bagi rakyatnya.
‘Ala kulli hal, umat belum terlambat untuk menyadari bahwa sistem sekular-kapitalis-liberal inilah yang menjadi penyebab hilangnya karakter para pemimpin yang sederhana dan zuhud, sekaligus yang menjadi penyebab suburnya para pemimpin yang tamak akan ‘sekerat tulang’ dunia.
Karena itu, umat belum terlambat untuk segera menerapkan sistem (syariah) Islam sebagai wujud ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Hanya dengan ketakwaanlah Allah SWT menjamin keberkahan hidup bagi mereka, sebagaimana firman-Nya:
وَلَو أَنَّ أَهلَ القُرىٰ ءامَنوا وَاتَّقَوا لَفَتَحنا عَلَيهِم بَرَكٰتٍ مِنَ السَّماءِ وَالأَرضِ وَلٰكِن كَذَّبوا فَأَخَذنٰهُم بِما كانوا يَكسِبونَ
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi (QS al-A’raf [7]: 96).
Sebaliknya, jika umat ini tetap berpaling dari peringatan Allah SWT, enggan menerapkan syariah-Nya secara total dalam seluruh aspek kehidupan dalam institusi Khilafah, maka kesempitan akan selalu menjadi ‘hiasan hidup’ mereka, sebagaimana firman-Nya:
وَمَن أَعرَضَ عَن ذِكرى فَإِنَّ لَهُ مَعيشَةً ضَنكًا وَنَحشُرُهُ يَومَ القِيٰمَةِ أَعمىٰ
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam Keadaan buta (QS Thaha [20]: 124).
Wallahu a’lam. []
Komentar al-islam:
Para menteri ngantuk saat rapat kabinet, juga para anggota DPR saat rapat paripurna, karena semalaman begadang nonton bola (Detik.com, 13/7/2010).
Ironis! Padahal puluhan juta rakyat sering tak bisa tidur karena terus bergelut dengan kemiskinan.
sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2010/07/13/kemiskinan-rakyat-merisaukan-penguasanya-bermewah-mewahanan/
[Al Islam 515]
Seperti yang dilansir sejumlah media, jumlah orang miskin makin merisaukan seiring kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010. Pasalnya, kenaikan TDL memberikan efek domino berupa kenaikan harga sembako, ancaman PHK dan pengangguran.
Berdasarkan standar BPS (Maret 2007), kategori miskin di antaranya seorang dengan penghasilan di bawah Rp 167.000,-/bulan/orang atau Rp 5.500,-/hari/orang. Dengan stadar BPS, angka kemiskinan saat ini hanya sekitar 13 persen atau sekitar 30 juta orang. Namun, menurut Bank Dunia, salah satu kriteria orang miskin di Indonesia adalah mereka yang berpenghasilan di bawah 2 dolar/Rp 19.000,- perhari (sekitar Rp 500 ribu/bulan). Jika menggunakan ukuran World Bank ini, angka kemiskinan di Indonesia bisa di atas 43 persen dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia; kira-kira mendekati 100 juta jiwa. Inilah fakta keseharian kehidupan rakyat yang amat menyedihkan. Padahal bukankah mereka hidup di sebuah negeri yang subur serta kaya dengan kandungan mineral dan sumber daya alam lainnya?
Pemerintah Tak Peduli
Di negeri ini, penerapan sistem ekonomi Kapitalisme-yang akhir-akhir ini makin mengarah pada liberalisme ekonomi-menjadi akar munculnya kemiskinan yang terus meningkat. Dalam sistem ekonomi liberal, Pemerintah tidak lagi memerankan fungsinya sebagai pemelihara urusan-urusan dan kebutuhan dasar rakyatnya. Bahkan di tengah kemiskinan rakyat, Pemerintah sering mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang makin membebani rakyat. Mulai April lalu, misalnya, Pemerintah menaikkan harga pupuk urea isi 50 kilogram sebesar 50 persen, yakni dari Rp 60 ribu menjadi Rp 90 ribu. Kenaikan ini muncul karena anggaran subsidi yang semula Rp 11,3 triliun dikurangi menjadi Rp 4,2 triliun. Padahal tahun 2009 lalu, besarnya subsidi pupuk mencapai Rp 17,6 triliun. Dampak dari kenaikan harga pupuk ini sudah terasa Juni lalu. Harga produk pertanian melambung tinggi, sementara pendapatan masyarakat malah turun karena harga pokok produksi hanya naik 10 persen. Bagaimana para petani bisa untung?
Namun, masalahnya tidak hanya berhenti di sini. Pasalnya, dalam sistem ekonomi liberal, saat Pemerintah melepaskan tanggung jawabnya terhadap nasib rakyat, Pemerintah justru lebih berpihak kepada para pemilik modal, termasuk pihak asing. Contoh: terkait kenaikan tarif listrik. Kasus terbaru menunjukkan bagaimana Pemerintah negeri ini mengelola Proyek Gas Donggi Senoro. Pemerintah memutuskan bahwa untuk proyek gas Donggi Senoro, 30% dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri, sedangkan 70% untuk ekspor. Padahal yang 30% itu saja belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gas PT PLN. Artinya, kebutuhan dalam negeri untuk PLN dan industri lainnya seperti industri pupuk sesungguhnya masih sangat besar. Sungguh ironis, saat kebutuhan akan gas di dalam negeri begitu besar, Pemerintah justru mengalokasikan 70% untuk ekspor. Padahal jika kebutuhan pasokan gas domestik mendapat prioritas maka kekurangan pasokan gas untuk PLN, pabrik pupuk dan pabrik lainnya akan terpenuhi. Hal ini secara pasti akan membuat harga produksi listrik turun sehingga harga TDL tidak perlu dinaikkan, bahkan bisa diturunkan. Lebih dari itu, dengan ketersediaan bahan bakar pembangkit yang jauh lebih murah dan sangat besar, seperti batu bakar dan gas, Pemerintah melalui PT PLN dapat segera memperbesar kapasitas produksi listrik dan ini akan segera dapat mengatasi kekurangan pasokan serta menambah luasnya jangkauan pelayanan listrik kepada masyarakat.
Kebijakan Pemerintah ini tentu patut dipertanyakan. Apakah karena ada kepentingan para pemungut rente yang tidak ingin kehilangan penghasilannya dari pasokan BBM ke PT PLN selama ini? Juga apakah ada kepentingan pemungut rente karena komisi dari penjualan ekspor gas keluar negeri? Hal ini menjadi sangat mungkin mengingat besarnya rente yang akan dinikmati para makelar yang mengatasnamakan kebijakan negara. Kalau ini benar, inilah dampak nyata dari sistem kapitalis yang menyuburkan kolusi antara pengusaha dan pengusaha, dengan mengorbankan rakyat banyak.
Penguasa dan Pejabat Bermewah-mewahan
Presiden SBY mengajak warga masyarakat Indonesia agar tetap berhemat dalam menggunakan energi, baik energi listrik, gas, maupun minyak bumi serta energi lainnya. “Kita sama-sama lakukan hemat energi, jangan boros, dan sejak anak-anak harus sudah mulai berhemat energy, apapun bentuknya,” ujarnya dalam sebuah kesempatan.
Ajakan itu sebenarnya sudah basi. Pasalnya, penghematan di jajaran pemerintahan tak pernah terlihat. Masyarakat masih ingat bagaimana uang Rp 22.55 miliar untuk tahun anggaran tahun 2009 dihamburkan hanya untuk merenovasi pagar Istana. SBY sendiri tak memberikan contoh bagaimana dirinya melakukan hemat energi itu; misalnya ia naik kendaraan umum saja ke Istana atau seluruh listrik Istana dimatikan pada malam hari. Itu tidak terjadi. Inilah sikap ‘munafik’ penguasa.
Pada tahun 2011, Pemerintah pun berencana membeli pesawat kepresidenan jenis Boeing 737-800 NG, dengan harga dipatok US$ 84,5 juta, sekitar Rp 800 miliar lebih. Selain itu, dalam kurun waktu 2001-2011 Presiden SBY menghabiskan Rp 1,173 triliun untuk anggaran “plesiran”-nya ke luar negeri. Anggaran “jalan-jalan” Presiden SBY tahun 2011 saja dipatok sebesar Rp 181 miliar. Ini jauh di atas anggaran presiden sebelumnya di era GusDur yang total menghabiskan Rp 48 miliar dan semasa Megawati Rp 48,845 miliar. Lalu untuk kebutuhan baju Presiden saja, anggarannya mencapai Rp 893 juta pertahun atau Rp 74 juta perbulan atau sekitar Rp 18 juta perminggu. Padahal gaji Presiden Indonesia saat ini saja sudah amat besar, hanya terpaut sedikit saja dari gaji tertinggi sejumlah kepala negara di dunia, terutama jika dikaitkan dengan tingkat kemakmuran rakyatnya. Sebagaimana diketahui, total gaji Presiden SBY saat ini adalah sebesar Rp 62.740.000,-. Adapun kepala negara dengan gaji tertinggi di dunia adalah Presiden Singapura, Hongkong, Amerika Serikat, Irlandia dan Prancis. (Http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3409487).
Sebelumnya, DPR meloloskan proyek gedung megah yang nilainya Rp 1,8 triliun. Ini menunjukkan bahwa penguasa, baik kalangan eksekutif maupun legislatif, betul-betul telah hilang kepekaannya terhadap rakyat. Mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada rakyatnya.
Selain itu, wajah APBN kita pun tidak pro rakyat. Ini bisa disimak dari APBN Perubahan 2010. Di sana tergambar jelas bahwa APBN itu lebih ditujukan untuk kepentingan pragmatis elit politik dan pejabat, ketimbang untuk rakyat. DPR, misalnya, berhasil mengajukan anggaran fantastis sebesar Rp 1,8 triliun untuk pembangunan gedung barunya. Angka ini lebih besar dari anggaran program keluarga harapan yang hanya senilai Rp 1,3 triliun untuk 810 ribu Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Padahal anggaran Rp 1,8 triliun ini bisa dimanfaatkan oleh 1,1 juta RTSM melalui program keluarga harapan, dibandingkan untuk gedung baru DPR yang hanya dinikmati 560 anggotanya.
Pemerintah juga kembali mengajukan tambahan anggaran untuk remunerasi (kenaikan gaji pejabat) senilai Rp 3,3 triliun sehingga total menjadi Rp 13,9 triliun. Padahal terbukti kenaikan gaji pejabat tidak mampu menghentikan kebiasaan korupsi yang bercokol di birokrasi. Di sisi lain, triliunan uang tersebut bisa digunakan untuk 76,4 juta Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin selama 3 tahun, atau 1,9 juta balita gizi buruk dan 1,8 miliar liter beras.
Saatnya Hentikan Sistem/Rezim Tak Amanah
Gaya hidup penguasa kaum Muslim saat ini yang menampilkan kemewahan, dari mulai gaji yang tinggi hingga mobil dinas yang mahal, tidak bisa dilepaskan dari cara pandang mereka terhadap jabatan. Bagi mereka, jabatan identik dengan prestise, martabat, kehormatan, bahkan ladang penghasilan yang subur. Wajar jika mereka berebut untuk mendapatkan jabatan/kekuasaan.
Sikap mereka ini berbeda dengan para khalifah (kepala negara Khilafah) dulu. Bagi para khalifah, jabatan adalah amanah. Karena itu, jabatan/kekuasaan benar-benar dimaksudkan untuk menunaikan apa yang menjadi hak rakyatnya. Bagi mereka, martabat dan kehormatan justru terletak pada ketakwaan, dan salah satu ukuran ketakwaan terletak pada sikap amanah dalam mengurus rakyat, bukan pada kemewahan. Karena itu, kesederhanaan mereka tidak membuat mereka kehilangan martabat dan kehormatan. Wajar jika kisah kesederhanaan para khalifah kaum Muslim pada masa lalu banyak menghiasi sejarah peradaban Islam nan agung ini. Imam as-Suyuthi menuturkan dalam Tarikh al-Khulafa’-nya tentang kisah kesederhanaan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra., misalnya, yang tidak pernah malu berpakaian dengan banyak tambalan, bukan dengan kain yang sama, tetapi dengan kain yang berbeda, bahkan dengan kulit hewan. Khalifah Umar ra. juga biasa tidur nyenyak di atas hamparan pasir, dengan berbantalkan pelepah kurma di sebuah kebun kurma, tanpa seorang pun pengawal. Namun, di balik kebersahajaan itu, Khalifah Umar dan para khalifah kaum Muslim itu mempunyai prestasi yang luar biasa. Mereka berhasil memakmurkan rakyatnya sekaligus menjadikan Islam dan Khilafah Islam memimpin dunia selama berabad-abad dengan segala kemuliaan dan keagungannya. Bandingkanlah dengan para penguasa kaum Muslim saat ini, termasuk di negeri ini. Mereka hidup mewah, tetapi miskin prestasi, bahkan menjadi musibah bagi rakyatnya.
‘Ala kulli hal, umat belum terlambat untuk menyadari bahwa sistem sekular-kapitalis-liberal inilah yang menjadi penyebab hilangnya karakter para pemimpin yang sederhana dan zuhud, sekaligus yang menjadi penyebab suburnya para pemimpin yang tamak akan ‘sekerat tulang’ dunia.
Karena itu, umat belum terlambat untuk segera menerapkan sistem (syariah) Islam sebagai wujud ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Hanya dengan ketakwaanlah Allah SWT menjamin keberkahan hidup bagi mereka, sebagaimana firman-Nya:
وَلَو أَنَّ أَهلَ القُرىٰ ءامَنوا وَاتَّقَوا لَفَتَحنا عَلَيهِم بَرَكٰتٍ مِنَ السَّماءِ وَالأَرضِ وَلٰكِن كَذَّبوا فَأَخَذنٰهُم بِما كانوا يَكسِبونَ
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi (QS al-A’raf [7]: 96).
Sebaliknya, jika umat ini tetap berpaling dari peringatan Allah SWT, enggan menerapkan syariah-Nya secara total dalam seluruh aspek kehidupan dalam institusi Khilafah, maka kesempitan akan selalu menjadi ‘hiasan hidup’ mereka, sebagaimana firman-Nya:
وَمَن أَعرَضَ عَن ذِكرى فَإِنَّ لَهُ مَعيشَةً ضَنكًا وَنَحشُرُهُ يَومَ القِيٰمَةِ أَعمىٰ
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam Keadaan buta (QS Thaha [20]: 124).
Wallahu a’lam. []
Komentar al-islam:
Para menteri ngantuk saat rapat kabinet, juga para anggota DPR saat rapat paripurna, karena semalaman begadang nonton bola (Detik.com, 13/7/2010).
Ironis! Padahal puluhan juta rakyat sering tak bisa tidur karena terus bergelut dengan kemiskinan.
sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/2010/07/13/kemiskinan-rakyat-merisaukan-penguasanya-bermewah-mewahanan/
Senin, 12 Juli 2010
SEBELUM MENGELUH
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali
Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.
Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda. Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Rabb untuk diberikan teman hidup
Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat
Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul
Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan
Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan
Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, Tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Rabb bahwa kamu masih hidup !
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali
Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.
Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda. Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Rabb untuk diberikan teman hidup
Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat
Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul
Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan
Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan
Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, Tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Rabb bahwa kamu masih hidup !
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Jika kamu merasa besar . . .
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Jika kamu merasa besar, periksa hatimu,,,,
Mungkin ia sedang bengkak,,,,
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu,,,
mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani,,
Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu,,,
mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan,,
dan Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu,,,
mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus dibakar riya’
Semoga kita tetap diberi keteguhan dalam mendekatkan diri kepada Sang Khalik
karena Berproses bukan berarti diam..
Jika kamu merasa besar, periksa hatimu,,,,
Mungkin ia sedang bengkak,,,,
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu,,,
mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani,,
Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu,,,
mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan,,
dan Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu,,,
mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus dibakar riya’
Semoga kita tetap diberi keteguhan dalam mendekatkan diri kepada Sang Khalik
karena Berproses bukan berarti diam..
Hahhh !!! Maaf ??
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Juga dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji.
"Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qur'an 42:43)
Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an,
"...menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih. Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.
Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.
Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keeping-keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.
Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih – memperburuk keadaan.
Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.
Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan –sebagaimana segala sesuatu lainnya – haruslah untuk mendapatkan ridha Allah. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.
“Maaf “. kata yang RINGAN kita ucapkan, semoga ringannya itu pun dapat membuat RINGAN juga dalam kita memberi maaf.
Cintailah sesorang hanya karena ALLAH dan bencilah seseorang hanya karena ALLAH
Terus bergerak, Karena berproses bukan berarti diam . . .
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Juga dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji.
"Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qur'an 42:43)
Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an,
"...menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih. Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.
Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.
Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keeping-keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.
Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih – memperburuk keadaan.
Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.
Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan –sebagaimana segala sesuatu lainnya – haruslah untuk mendapatkan ridha Allah. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.
“Maaf “. kata yang RINGAN kita ucapkan, semoga ringannya itu pun dapat membuat RINGAN juga dalam kita memberi maaf.
Cintailah sesorang hanya karena ALLAH dan bencilah seseorang hanya karena ALLAH
Terus bergerak, Karena berproses bukan berarti diam . . .
Pantaskan kita Mengeluh?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
ketika Islam tidak diterapkan . . .
ketika Negara Islam tidak ditegakkan . . .
semakin terlihat orang-orang yang ingin membuyarkan Islam ditengah-tengah kaum muslim
semakin terlihat orang-orang yang membenci Islam . . .
namun, sekeras apapun usaha mereka menghancurkan Islam, tidak akan pernah mampu mereka untuk melakukannya..
karena janji Allah itu pasti
karena kemenangan Islam itu pasti
karena tegaknya Daulah Khilafah 'ala min hajjin nubuwwah itu pasti
namun kapankah itu? tidak ada seorangpun yang dapat menjawabnya
dan
hidup adalah pilihan
pilihan untuk menjadi pemain atau menjadi penonton
..
ALLAHUAKBAR!!!
Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai
sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda membenahi sesuatunya.
Apakah anda bermaksud menyia-nyiakan semua itu, lantas
menyingkirkan beban tanggung jawab dari pundak anda?
Jangan! Jangan biarkan semua kekuatan yang ada pada diri anda terjungkal hanya karena anda berkeluh kesah. Ayo, tegarkan hati. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena tak tahu apa jawaban atas persoalan anda.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan anda. Ambillah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah sinar di balik awan galaksi. Dan, mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada disesali. Jika demikian, apakah anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup?
”Subhanallah. Yang paling penting sekarang, kita harus banyak-banyak mempersiapkan diri untuk hari esok seperti yang tersirat dalam surat Al-Hasyr ayat delapan belas. Kita juga harus membuat persiapan untuk fase hidup selanjutnya di masa mendatang. Jika memang pernikahan kita sudah mendekat harinya, kita sudah siap dengan ilmu. Jika memang kita harus mengalami masa sendiri yang entah sampai kapan akan berakhir, kita juga sudah terbekali dengan ilmu sabar dan ridho.
Atau jika ajal kita ternyata lebih dulu datang menjemput, insya Allah kita akan mati dalam keadaan memperbaiki diri dan melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat besar untuk umat, serta dalam keadaan sedang mencari ilmu untuk mendekat pada-Nya. Bukankah Allah telah menjanjikan tempat yang terbaik di sisi-Nya bagi orang-orang yang berhijrah di jalan-Nya?”
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . ..
ketika Islam tidak diterapkan . . .
ketika Negara Islam tidak ditegakkan . . .
semakin terlihat orang-orang yang ingin membuyarkan Islam ditengah-tengah kaum muslim
semakin terlihat orang-orang yang membenci Islam . . .
namun, sekeras apapun usaha mereka menghancurkan Islam, tidak akan pernah mampu mereka untuk melakukannya..
karena janji Allah itu pasti
karena kemenangan Islam itu pasti
karena tegaknya Daulah Khilafah 'ala min hajjin nubuwwah itu pasti
namun kapankah itu? tidak ada seorangpun yang dapat menjawabnya
dan
hidup adalah pilihan
pilihan untuk menjadi pemain atau menjadi penonton
..
ALLAHUAKBAR!!!
Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai
sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda membenahi sesuatunya.
Apakah anda bermaksud menyia-nyiakan semua itu, lantas
menyingkirkan beban tanggung jawab dari pundak anda?
Jangan! Jangan biarkan semua kekuatan yang ada pada diri anda terjungkal hanya karena anda berkeluh kesah. Ayo, tegarkan hati. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena tak tahu apa jawaban atas persoalan anda.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan anda. Ambillah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah sinar di balik awan galaksi. Dan, mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada disesali. Jika demikian, apakah anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup?
”Subhanallah. Yang paling penting sekarang, kita harus banyak-banyak mempersiapkan diri untuk hari esok seperti yang tersirat dalam surat Al-Hasyr ayat delapan belas. Kita juga harus membuat persiapan untuk fase hidup selanjutnya di masa mendatang. Jika memang pernikahan kita sudah mendekat harinya, kita sudah siap dengan ilmu. Jika memang kita harus mengalami masa sendiri yang entah sampai kapan akan berakhir, kita juga sudah terbekali dengan ilmu sabar dan ridho.
Atau jika ajal kita ternyata lebih dulu datang menjemput, insya Allah kita akan mati dalam keadaan memperbaiki diri dan melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat besar untuk umat, serta dalam keadaan sedang mencari ilmu untuk mendekat pada-Nya. Bukankah Allah telah menjanjikan tempat yang terbaik di sisi-Nya bagi orang-orang yang berhijrah di jalan-Nya?”
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . ..
Sudah Berapa Menit Usiamu…???
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Sobat muslim, ada yang tau ngga, siapa sih orang yang paling kaya di dunia saat ini..??
Siapa yang paling Ganteng atau Cantik..??
Siapa yang otaknya paling encer..??
Paling cepat,
Paling kuat,
Dan juga paling-paling yang lain..??
Nah, sekarang, siapa yang memiliki waktu paling banyak dalam sehari semalam di dunia..??
Jawabannya pasti ngga ada, sebab Allah SWT memberikan waktu yang sama kepada kita semua.
Harta, ketampanan, kecantikan, kecepatan,e n kecerdasan setiap orang pasti beda,
Tapi waktu yang diberikan Allah SWT kepada kita pastilah sama.
Jadi Allah memberikan modal yang sama kepada kita semua.
Maka barang siapa yang hari ini memanfaatkan waktunya lebih jelek dari hari kemaren celakalah ia (kalau di ibaratkan dengan usaha artinya bankrut alias gulung tikar). Dan barang siapa hari ini memanfaatkan waktunya sama dengan hari kemarin , rugilah ia (hasil usahanya tidak bisa menutup biaya operasional).
Jadi pilihannya hanya satu kalau kita ingin menuai keuntungan. Hari ini harus lebih baik dibandingkan hari kemarin dalam memanfaatkan waktu yang tlah Allah berikan kepada kita.
Bagaimana agar kita mampu menuai keuntungan..?
Sibukkan kegiatan kita sehari-hari dengan yang wajib dan sunnah.
Hindari kegiatan yang mubah dan makruh, serta campakkan sejauh-jauhnya perbuatan yang haram.
Biar tambah, siip lagi, lakukan kegiatan yang diberikan keuntungan berlipat-lipat oleh Allah SWT, semisal infaq di jalan Allah (700 kali lipat),
Sholat tahajud (diangkat derajatnya),
Sholat berjamaah (diganjar 27 kali lipat),
beribadah di Mesjid Nabawi (1000 kali dibandingkan dengan mesjid lain),
beribadah di Masjidil Haram (100.000 kali),
Mesjid Al-Aqsa (500 kali),
dakwah (pahalanya terus mengalir dari orang yang menerima dakwah kita),
silaturahmi (memperpanjang umur dan dimurahkan rezeki)
dan masih banyak aktivitas lainnya.
Untuk itu, mengelola (management) waktu itu sangat penting bagi kita.
Namun, sering banget kita lalai dalam mengelola waktu, ukuran yang kita gunakan pun tahunan.
Misalnya, ”umur kamu udah berapa tahun..??”, jarang orang yang bertanya, ”umur kamu udah berapa bulan..??” (kecuali untuk bayi), atau ”umur kamu udah berapa hari..?”.
Apalagi jarang banget kita temukan ada yang bertanya, ”usia kamu udah berapa menit..??” Padahal setiap detik dan menit kita sangatlah berarti.
dan bertambah tuanya seseorang, ngga hanya dihitung berdasarkan tahun.
Karna, tiap detik, menit, jam disitu pun, kita bertambah tua.
Untuk nulis teks ini pun, mungkin saya bertambah tua 25 menit.
Kalau ingin bertanya pentingnya menit, cobalah bertanya kepada penumpang pesawat yang tertinggal beberapa menit.
Dan kalau ingin tau betapa berharganya detik, bertanyalah kepada juara kedua pelari atau perenang..
Pasti dia menjawab ”andai saja saya beberapa detik lebih cepat dari dia pastilah saya juaranya.
Itu sebabnya, untuk menjadi juara atau kalah, Kita hanya butuh satu detik.
Nah, sobat muslim. Sekarang silahkan dihitung, sudah berapa menit usia kita..??
Berapa menit yang sudah dihambur-hamburkan..??
Dan berapa menit yang sudah dibiarkan pergi tanpa makna..??
Semoga bermanfaat,,
Terus Bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Sobat muslim, ada yang tau ngga, siapa sih orang yang paling kaya di dunia saat ini..??
Siapa yang paling Ganteng atau Cantik..??
Siapa yang otaknya paling encer..??
Paling cepat,
Paling kuat,
Dan juga paling-paling yang lain..??
Nah, sekarang, siapa yang memiliki waktu paling banyak dalam sehari semalam di dunia..??
Jawabannya pasti ngga ada, sebab Allah SWT memberikan waktu yang sama kepada kita semua.
Harta, ketampanan, kecantikan, kecepatan,e n kecerdasan setiap orang pasti beda,
Tapi waktu yang diberikan Allah SWT kepada kita pastilah sama.
Jadi Allah memberikan modal yang sama kepada kita semua.
Maka barang siapa yang hari ini memanfaatkan waktunya lebih jelek dari hari kemaren celakalah ia (kalau di ibaratkan dengan usaha artinya bankrut alias gulung tikar). Dan barang siapa hari ini memanfaatkan waktunya sama dengan hari kemarin , rugilah ia (hasil usahanya tidak bisa menutup biaya operasional).
Jadi pilihannya hanya satu kalau kita ingin menuai keuntungan. Hari ini harus lebih baik dibandingkan hari kemarin dalam memanfaatkan waktu yang tlah Allah berikan kepada kita.
Bagaimana agar kita mampu menuai keuntungan..?
Sibukkan kegiatan kita sehari-hari dengan yang wajib dan sunnah.
Hindari kegiatan yang mubah dan makruh, serta campakkan sejauh-jauhnya perbuatan yang haram.
Biar tambah, siip lagi, lakukan kegiatan yang diberikan keuntungan berlipat-lipat oleh Allah SWT, semisal infaq di jalan Allah (700 kali lipat),
Sholat tahajud (diangkat derajatnya),
Sholat berjamaah (diganjar 27 kali lipat),
beribadah di Mesjid Nabawi (1000 kali dibandingkan dengan mesjid lain),
beribadah di Masjidil Haram (100.000 kali),
Mesjid Al-Aqsa (500 kali),
dakwah (pahalanya terus mengalir dari orang yang menerima dakwah kita),
silaturahmi (memperpanjang umur dan dimurahkan rezeki)
dan masih banyak aktivitas lainnya.
Untuk itu, mengelola (management) waktu itu sangat penting bagi kita.
Namun, sering banget kita lalai dalam mengelola waktu, ukuran yang kita gunakan pun tahunan.
Misalnya, ”umur kamu udah berapa tahun..??”, jarang orang yang bertanya, ”umur kamu udah berapa bulan..??” (kecuali untuk bayi), atau ”umur kamu udah berapa hari..?”.
Apalagi jarang banget kita temukan ada yang bertanya, ”usia kamu udah berapa menit..??” Padahal setiap detik dan menit kita sangatlah berarti.
dan bertambah tuanya seseorang, ngga hanya dihitung berdasarkan tahun.
Karna, tiap detik, menit, jam disitu pun, kita bertambah tua.
Untuk nulis teks ini pun, mungkin saya bertambah tua 25 menit.
Kalau ingin bertanya pentingnya menit, cobalah bertanya kepada penumpang pesawat yang tertinggal beberapa menit.
Dan kalau ingin tau betapa berharganya detik, bertanyalah kepada juara kedua pelari atau perenang..
Pasti dia menjawab ”andai saja saya beberapa detik lebih cepat dari dia pastilah saya juaranya.
Itu sebabnya, untuk menjadi juara atau kalah, Kita hanya butuh satu detik.
Nah, sobat muslim. Sekarang silahkan dihitung, sudah berapa menit usia kita..??
Berapa menit yang sudah dihambur-hamburkan..??
Dan berapa menit yang sudah dibiarkan pergi tanpa makna..??
Semoga bermanfaat,,
Terus Bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
^^**Sebuah Renungan,,teruntuk saudariku**^^
saudariku yang dicintai Allah..^__^
Sesungguhnya Allah SWT sudah memberikan nikmat yang amat banyak. DIA memberikan kenikmatan jasad, yang dengannya kita dapat menjalani hidup yang dapat diarahkan ke mana saja sesuai kehendak kita. Dua buah tangan yang dengannya dapat digunakan untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Dua buah mata yang dengannya kita dapat melihat warna-warni keindahan dunia.
Sungguh saudariku, saking banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita, yang menandakan betapa sayangnya Allah pada kita, manusia.
Maka, adalah sesuatu yang logis apabila kita mensyukuri semua itu. Bukti syukur adalah dengan taat terhadap aturan-aturan-NYA (perintah-NYA).
Sehingga, ketika Allah memerintahkan kita untuk menutup aurat, maka seruan sayang dari Allah itupun kita patuhi.
Karena, kita menyadari bahwa tubuh ini adalah milik Allah yang suatu saat pasti akan kembali pada-NYA.
Dan kita patut merasa malu, jika milik Allah ini kita pertontonkan kepada semua orang. Padahal, bukankah kecantikan dan kemolekan tubuh kita adalah juga dari Allah..???
Dan apa hak kita mengeksposnya, padahal Allah sang pemilik telah memerintahkan kepada kita untuk menutupnya.
Sebagaimana firman-NYA :
".... Dan hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka ...." [TQS. An Nuur:31]
"Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, maka mereka tidak akan diganggu. Dan Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [TQS. Al Ahzab:59]
wahai saudariku, sadarilah bahwa semua kehidupan ini akan berakhir. Saya dan anda akan kembali menghadap-NYA dalam hitungan tahun, bulan, minggu, bahkan detik..!! Kalau demikian, Siapkah kita mempertanggungjawabkan ketaatan atau kedurhakaan kita kepada-NYA..???
Dan setiap diri akan dimintai pertanggungjawabkannya..!!
So bersegeralah beramal sebelum terlambat..!!
Karena berproses bukan berarti diam . . .
Sesungguhnya Allah SWT sudah memberikan nikmat yang amat banyak. DIA memberikan kenikmatan jasad, yang dengannya kita dapat menjalani hidup yang dapat diarahkan ke mana saja sesuai kehendak kita. Dua buah tangan yang dengannya dapat digunakan untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Dua buah mata yang dengannya kita dapat melihat warna-warni keindahan dunia.
Sungguh saudariku, saking banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita, yang menandakan betapa sayangnya Allah pada kita, manusia.
Maka, adalah sesuatu yang logis apabila kita mensyukuri semua itu. Bukti syukur adalah dengan taat terhadap aturan-aturan-NYA (perintah-NYA).
Sehingga, ketika Allah memerintahkan kita untuk menutup aurat, maka seruan sayang dari Allah itupun kita patuhi.
Karena, kita menyadari bahwa tubuh ini adalah milik Allah yang suatu saat pasti akan kembali pada-NYA.
Dan kita patut merasa malu, jika milik Allah ini kita pertontonkan kepada semua orang. Padahal, bukankah kecantikan dan kemolekan tubuh kita adalah juga dari Allah..???
Dan apa hak kita mengeksposnya, padahal Allah sang pemilik telah memerintahkan kepada kita untuk menutupnya.
Sebagaimana firman-NYA :
".... Dan hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka ...." [TQS. An Nuur:31]
"Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, maka mereka tidak akan diganggu. Dan Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [TQS. Al Ahzab:59]
wahai saudariku, sadarilah bahwa semua kehidupan ini akan berakhir. Saya dan anda akan kembali menghadap-NYA dalam hitungan tahun, bulan, minggu, bahkan detik..!! Kalau demikian, Siapkah kita mempertanggungjawabkan ketaatan atau kedurhakaan kita kepada-NYA..???
Dan setiap diri akan dimintai pertanggungjawabkannya..!!
So bersegeralah beramal sebelum terlambat..!!
Karena berproses bukan berarti diam . . .
Syukur yang Indah . .
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Firman Allah SWT "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Qs. Ibrahim:7)
Saat kehilangan sesuatu, saat mengalami kerugian, atau saat tidak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, sering kali jiwa kita terguncang sehingga patah semangat, tidak lagi memiliki motivasi. Kita sering lupa mensyukuri yang sudah kita miliki, kita juga sering melupakan hikmah yang tak ternilai dari suatu kegagalan yang seharusnya kita syukuri.
Padahal berdasarkan ayat diatas, jika kita mau bersyukur maka Allah menjanjikan akan menambah nikmat kita. Oleh karena itu kita seharusnya mensyukuri apa yang sudah Allah berikan kepada kita, kita juga harus mensyukuri apa yang kita dapatkan meski sekecil apa pun.
Ini adalah rahasia melipat gandakan nikmat kita. Saat kita berusaha, syukurilah nikmat yang kita dapatkan agar ditambah oleh Allah SWT. Jadi, tetaplah semangat meski hasil kita kecil, sebab jika kita mensyukurinya, yang kecil tersebut bisa menjadi besar. Sangat ironis, sudah kecil, tidak kita syukuri.
Alangkah ruginya orang yang tidak mau mensyukuri nikmat Allah SWT. Mereka sering menyangka bahwa yang namanya nikmat itu adalah rezeki dalam bentuk materi yang jumlahnya besar bahkan menunjukan inilah materi yang saya dapatkan tanpa melihat ada Allah yangs selalu member rizki.
Padahal nikmat yang sudah kita dapatkan itu sangat banyak, jika kita berusaha untuk menyebutkannya, kita tidak akan mampu untuk menyebutkannya. Seperti yang dijelaskan dalam Al Quran,
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
(QS Ibrahim:34)
Indahnya hidup dengan bersyukur, tetaplah semangat meski penghasilan atau hasil yang kita capai kecil, karena kita bisa melipat gandakannya dengan mensyukurinya. Renungkanlah, betapa banyaknya nikmat yang sudah kita miliki. Jangan risau, jangan takut untuk gagal, sebab kegagalan sebesar apa pun tidak akan menghabiskan nikmat-nikmat yang ada pada diri kita.
Semoga ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita bersama, karena berproses bukan berarti diam..
Firman Allah SWT "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Qs. Ibrahim:7)
Saat kehilangan sesuatu, saat mengalami kerugian, atau saat tidak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, sering kali jiwa kita terguncang sehingga patah semangat, tidak lagi memiliki motivasi. Kita sering lupa mensyukuri yang sudah kita miliki, kita juga sering melupakan hikmah yang tak ternilai dari suatu kegagalan yang seharusnya kita syukuri.
Padahal berdasarkan ayat diatas, jika kita mau bersyukur maka Allah menjanjikan akan menambah nikmat kita. Oleh karena itu kita seharusnya mensyukuri apa yang sudah Allah berikan kepada kita, kita juga harus mensyukuri apa yang kita dapatkan meski sekecil apa pun.
Ini adalah rahasia melipat gandakan nikmat kita. Saat kita berusaha, syukurilah nikmat yang kita dapatkan agar ditambah oleh Allah SWT. Jadi, tetaplah semangat meski hasil kita kecil, sebab jika kita mensyukurinya, yang kecil tersebut bisa menjadi besar. Sangat ironis, sudah kecil, tidak kita syukuri.
Alangkah ruginya orang yang tidak mau mensyukuri nikmat Allah SWT. Mereka sering menyangka bahwa yang namanya nikmat itu adalah rezeki dalam bentuk materi yang jumlahnya besar bahkan menunjukan inilah materi yang saya dapatkan tanpa melihat ada Allah yangs selalu member rizki.
Padahal nikmat yang sudah kita dapatkan itu sangat banyak, jika kita berusaha untuk menyebutkannya, kita tidak akan mampu untuk menyebutkannya. Seperti yang dijelaskan dalam Al Quran,
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
(QS Ibrahim:34)
Indahnya hidup dengan bersyukur, tetaplah semangat meski penghasilan atau hasil yang kita capai kecil, karena kita bisa melipat gandakannya dengan mensyukurinya. Renungkanlah, betapa banyaknya nikmat yang sudah kita miliki. Jangan risau, jangan takut untuk gagal, sebab kegagalan sebesar apa pun tidak akan menghabiskan nikmat-nikmat yang ada pada diri kita.
Semoga ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita bersama, karena berproses bukan berarti diam..
Aku Ingin Bertaubat, Tapi???
“Aku ingin bertaubat hanya saja dosaku terlalu banyak. Aku pernah terjerumus dalam zina. Sampai-sampai aku pun hamil dan sengaja membunuh jiwa dalam kandungan. Aku ingin berubah dan bertaubat. Mungkinkah Allah mengampuni dosa-dosaku?!”
Sebagai nasehat dan semoga tidak membuat kita berputus dari rahmat Allah, cobalah kita lihat sebuah kisah yang pernah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran-pelajaran berharga di dalamnya.
Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa
Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أنّ نَبِيَّ الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وتِسْعينَ نَفْساً ، فَسَأَلَ عَنْ أعْلَمِ أَهْلِ الأرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ ، فَأَتَاهُ . فقال : إنَّهُ قَتَلَ تِسعَةً وتِسْعِينَ نَفْساً فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوبَةٍ ؟ فقالَ : لا ، فَقَتَلهُ فَكَمَّلَ بهِ مئَةً ، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الأَرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ . فقَالَ : إِنَّهُ قَتَلَ مِئَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ ؟ فقالَ : نَعَمْ ، ومَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وبَيْنَ التَّوْبَةِ ؟ انْطَلِقْ إِلى أرضِ كَذَا وكَذَا فإِنَّ بِهَا أُناساً يَعْبُدُونَ الله تَعَالَى فاعْبُدِ الله مَعَهُمْ ، ولاَ تَرْجِعْ إِلى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أرضُ سُوءٍ ، فانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ ، فاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ ومَلائِكَةُ العَذَابِ . فَقَالتْ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ : جَاءَ تَائِباً ، مُقْبِلاً بِقَلبِهِ إِلى اللهِ تَعَالَى ، وقالتْ مَلائِكَةُ العَذَابِ : إنَّهُ لمْ يَعْمَلْ خَيراً قَطُّ ، فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ في صورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ
- أيْ حَكَماً – فقالَ : قِيسُوا ما بينَ الأرضَينِ فَإلَى أيّتهما كَانَ أدنَى فَهُوَ لَهُ . فَقَاسُوا فَوَجَدُوهُ أدْنى إِلى الأرْضِ التي أرَادَ ، فَقَبَضَتْهُ مَلائِكَةُ الرَّحمةِ )) مُتَّفَقٌ عليه .
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.
Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”
Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”
Beberapa Faedah Hadits
Pertama: Luasnya ampunan Allah
Hadits ini menunjukkan luasnya ampunan Allah. Hal ini dikuatkan dengan hadits lainnya,
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً »
Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”
Kedua: Allah akan mengampuni setiap dosa meskipun dosa besar selama mau bertaubat
Selain faedah dari hadits ini, kita juga dapat melihat pada firman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53). Ibnu Katsir mengatakan, ”Ayat yang mulia ini berisi seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat baik kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan. ”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan mengampuni setiap dosa walaupun itu dosa kekufuran, kesyirikan, dan dosa besar (seperti zina, membunuh dan minum minuman keras). Sebagaimana Ibnu Katsir mengatakan, ”Berbagai hadits menunjukkan bahwa Allah mengampuni setiap dosa (termasuk pula kesyirikan) jika seseorang bertaubat. Janganlah seseorang berputus asa dari rahmat Allah walaupun begitu banyak dosa yang ia lakukan karena pintu taubat dan rahmat Allah begitu luas.”
Ketiga: Janganlah membuat seseorang putus asa dari rahmat Allah
Ketika menjelaskan surat Az Zumar ayat 53 di atas, Ibnu Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang membuat seorang hamba berputus asa dari taubat setelah turunnya ayat ini, maka ia berarti telah menentang Kitabullah ‘azza wa jalla. Akan tetapi seorang hamba tidak mampu untuk bertaubat sampai Allah memberi taufik padanya untuk bertaubat.”
Keempat: Seseorang yang melakukan dosa beberapa kali dan ia bertaubat, Allah pun akan mengampuninya
Sebagaimana disebutkan pula dalam hadits lainnya, dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diceritakan dari Rabbnya ‘azza wa jalla,
أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
“Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan ‘Allahummagfirliy dzanbiy’ [Ya Allah, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘ya robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘ya robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.” An Nawawi dalam Syarh Muslim mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘beramallah sesukamu’ adalah selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu.
An Nawawi mengatakan, ”Seandainya seseorang berulang kali melakukan dosa hingga 100 kali, 1000 kali atau lebih, lalu ia bertaubat setiap kali berbuat dosa, maka pasti Allah akan menerima taubatnya setiap kali ia bertaubat, dosa-dosanya pun akan gugur. Seandainya ia bertaubat dengan sekali taubat saja setelah ia melakukan semua dosa tadi, taubatnya pun sah.”
Ya Rabb, begitu luas sekali rahmat dan ampunan-Mu terhadap hamba yang hina ini …
Kelima: Diterimanya taubat seorang pembunuh
An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ini adalah madzhbab para ulama dan mereka pun berijma’ (bersepakat) bahwa taubat seorang yang membunuh dengan sengaja, itu sah. Para ulama tersebut tidak berselisih pendapat kecuali Ibnu ‘Abbas. Adapun beberapa perkataan yang dinukil dari sebagian salaf yang menyatakan taubatnya tidak diterima, itu hanyalah perkataan dalam maksud mewanti-wanti besarnya dosa membunuh dengan sengaja. Mereka tidak memaksudkan bahwa taubatnya tidak sah.”
Keenam: Orang yang bertaubat hendaknya berhijrah dari lingkungan yang jelek
An Nawawi mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan orang yang ingin bertaubat dianjurkan untuk berpindah dari tempat ia melakukan maksiat.”
Ketujuh: Memperkuat taubat yaitu berteman dengan orang yang sholih
An Nawawi mengatakan, ”Hendaklah orang yang bertaubat mengganti temannya dengan teman-teman yang baik, sholih, berilmu, ahli ibadah, waro’dan orang-orang yang meneladani mereka-mereka tadi. Hendaklah ia mengambil manfaat ketika bersahabat dengan mereka.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”
Kedelapan: Keutamaan ilmu dan orang yang berilmu
Dalam hadits ini dapat kita ambil pelajaran pula bahwa orang yang berilmu memiliki keutamaan yang luar biasa dibanding ahli ibadah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya, dari Abu Darda’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
”Dan keutamaan orang yang berilmu dibanding seorang ahli ibadah adalah bagaikan keutamaan bulan pada malam purnama dibanding bintang-bintang lainnya.” Al Qodhi mengatakan, ”Orang yang berilmu dimisalkan dengan bulan dan ahli ibadah dimisalkan dengan bintang karena kesempurnaan ibadah dan cahayanya tidaklah muncul dari ahli ibadah. Sedangkan cahaya orang yang berilmu berpengaruh pada yang lainnya.”
Kesembilan: Orang yang berfatwa tanpa ilmu hanya membawa kerusakan
Lihatlah bagaimana kerusakan yang diperbuat oleh ahli ibadah yang berfatwa tanpa dasar ilmu. Ia membuat orang lain sesat bahkan kerugian menimpa dirinya sendiri. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Umar bin ‘Abdul ‘Aziz,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
”Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan.”
Syarat Diterimanya Taubat
Syarat taubat yang mesti dipenuhi oleh seseorang yang ingin bertaubat adalah sebagai berikut:
Pertama: Taubat dilakukan dengan ikhlas, bukan karena makhluk atau untuk tujuan duniawi.
Kedua: Menyesali dosa yang telah dilakukan sehingga ia pun tidak ingin mengulanginya kembali.
Ketiga: Tidak terus menerus dalam berbuat dosa. Maksudnya, apabila ia melakukan keharaman, maka ia segera tinggalkan dan apabila ia meninggalkan suatu yang wajib, maka ia kembali menunaikannya. Dan jika berkaitan dengan hak manusia, maka ia segera menunaikannya atau meminta maaf.
Keempat: Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi karena jika seseorang masih bertekad untuk mengulanginya maka itu pertanda bahwa ia tidak benci pada maksiat.
Kelima: Taubat dilakukan pada waktu diterimanya taubat yaitu sebelum datang ajal atau sebelum matahari terbit dari arah barat. Jika dilakukan setelah itu, maka taubat tersebut tidak lagi diterima.
Inilah syarat taubat yang biasa disebutkan oleh para ulama.
Penutup
Saudaraku yang sudah bergelimang maksiat dan dosa. Kenapa engkau berputus asa dari rahmat Allah? Lihatlah bagaimana ampunan Allah bagi setiap orang yang memohon ampunan pada-Nya. Orang yang sudah membunuh 99 nyawa + 1 pendeta yang ia bunuh, masih Allah terima taubatnya. Lantas mengapa engkau masih berputus asa dari rahmat Allah?!
Orang yang dulunya bergelimang maksiat pun setelah ia taubat, bisa saja ia menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Ia bisa menjadi muslim yang sholih dan muslimah yang sholihah. Itu suatu hal yang mungkin dan banyak sekali yang sudah membuktikannya. Mungkin engkau pernah mendengar nama Fudhail bin Iyadh. Dulunya beliau adalah seorang perampok. Namun setelah itu bertaubat dan menjadi ulama besar. Itu semua karena taufik Allah. Kami pun pernah mendengar ada seseorang yang dulunya terjerumus dalam maksiat dan pernah menzinai pacarnya. Namun setelah berhijrah dan bertaubat, ia pun menjadi seorang yang alim dan semakin paham agama. Semua itu karena taufik Allah. Dan kami yakin engkau pun pasti bisa lebih baik dari sebelumnya. Semoga Allah beri taufik.
Ingatlah bahwa orang yang berbuat dosa kemudian ia bertaubat dan Allah ampuni, ia seolah-olah tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Dari Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah dari ayahnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
”Orang yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu sama sekali.”
Setiap hamba pernah berbuat salah, namun hamba yang terbaik adalah yang rajin bertaubat. Dari Anas, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”
Orang yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan kebaikan. Sehingga seakan-akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan saja. Allah Ta’ala berfirman,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon: 70)
Al Hasan Al Bashri mengatakan, ”Allah akan mengganti amalan kejelekan yang diperbuat seseorang dengan amalan sholih. Allah akan mengganti kesyirikan yang pernah ia perbuat dengan keikhlasan. Allah akan mengganti perbuatan maksiat dengan kebaikan. Dan Allah pun mengganti kekufurannya dahulu dengan keIslaman.”
Sekarang, mari bersama-sama bersegera dalam bertaubat dan memenuhi syarat-syaratnya. Lalu perbanyaklah amalan kebaikan dengan melaksanakan yang wajib-wajib dan sempurnakan dengan shalat sunnah, puasa sunnah dan sedekah, karena amalan kebaikan niscaya akan menutupi dosa-dosa yang telah engkau perbuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan sebuah nasehat berharga kepada Abu Dzar Al Ghifariy Jundub bin Junadah,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskannya dan berakhlaqlah dengan sesama dengan akhlaq yang baik.”
Semoga Allah menerima setiap taubat kita. Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada kita untuk menggapai ridho-Nya.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Karena berproses bukan berarti diam . . .
Sebagai nasehat dan semoga tidak membuat kita berputus dari rahmat Allah, cobalah kita lihat sebuah kisah yang pernah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran-pelajaran berharga di dalamnya.
Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa
Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أنّ نَبِيَّ الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وتِسْعينَ نَفْساً ، فَسَأَلَ عَنْ أعْلَمِ أَهْلِ الأرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ ، فَأَتَاهُ . فقال : إنَّهُ قَتَلَ تِسعَةً وتِسْعِينَ نَفْساً فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوبَةٍ ؟ فقالَ : لا ، فَقَتَلهُ فَكَمَّلَ بهِ مئَةً ، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الأَرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ . فقَالَ : إِنَّهُ قَتَلَ مِئَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ ؟ فقالَ : نَعَمْ ، ومَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وبَيْنَ التَّوْبَةِ ؟ انْطَلِقْ إِلى أرضِ كَذَا وكَذَا فإِنَّ بِهَا أُناساً يَعْبُدُونَ الله تَعَالَى فاعْبُدِ الله مَعَهُمْ ، ولاَ تَرْجِعْ إِلى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أرضُ سُوءٍ ، فانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ ، فاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ ومَلائِكَةُ العَذَابِ . فَقَالتْ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ : جَاءَ تَائِباً ، مُقْبِلاً بِقَلبِهِ إِلى اللهِ تَعَالَى ، وقالتْ مَلائِكَةُ العَذَابِ : إنَّهُ لمْ يَعْمَلْ خَيراً قَطُّ ، فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ في صورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ
- أيْ حَكَماً – فقالَ : قِيسُوا ما بينَ الأرضَينِ فَإلَى أيّتهما كَانَ أدنَى فَهُوَ لَهُ . فَقَاسُوا فَوَجَدُوهُ أدْنى إِلى الأرْضِ التي أرَادَ ، فَقَبَضَتْهُ مَلائِكَةُ الرَّحمةِ )) مُتَّفَقٌ عليه .
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.
Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”
Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”
Beberapa Faedah Hadits
Pertama: Luasnya ampunan Allah
Hadits ini menunjukkan luasnya ampunan Allah. Hal ini dikuatkan dengan hadits lainnya,
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً »
Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”
Kedua: Allah akan mengampuni setiap dosa meskipun dosa besar selama mau bertaubat
Selain faedah dari hadits ini, kita juga dapat melihat pada firman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53). Ibnu Katsir mengatakan, ”Ayat yang mulia ini berisi seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat baik kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan. ”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan mengampuni setiap dosa walaupun itu dosa kekufuran, kesyirikan, dan dosa besar (seperti zina, membunuh dan minum minuman keras). Sebagaimana Ibnu Katsir mengatakan, ”Berbagai hadits menunjukkan bahwa Allah mengampuni setiap dosa (termasuk pula kesyirikan) jika seseorang bertaubat. Janganlah seseorang berputus asa dari rahmat Allah walaupun begitu banyak dosa yang ia lakukan karena pintu taubat dan rahmat Allah begitu luas.”
Ketiga: Janganlah membuat seseorang putus asa dari rahmat Allah
Ketika menjelaskan surat Az Zumar ayat 53 di atas, Ibnu Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang membuat seorang hamba berputus asa dari taubat setelah turunnya ayat ini, maka ia berarti telah menentang Kitabullah ‘azza wa jalla. Akan tetapi seorang hamba tidak mampu untuk bertaubat sampai Allah memberi taufik padanya untuk bertaubat.”
Keempat: Seseorang yang melakukan dosa beberapa kali dan ia bertaubat, Allah pun akan mengampuninya
Sebagaimana disebutkan pula dalam hadits lainnya, dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diceritakan dari Rabbnya ‘azza wa jalla,
أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
“Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan ‘Allahummagfirliy dzanbiy’ [Ya Allah, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘ya robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘ya robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.” An Nawawi dalam Syarh Muslim mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘beramallah sesukamu’ adalah selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu.
An Nawawi mengatakan, ”Seandainya seseorang berulang kali melakukan dosa hingga 100 kali, 1000 kali atau lebih, lalu ia bertaubat setiap kali berbuat dosa, maka pasti Allah akan menerima taubatnya setiap kali ia bertaubat, dosa-dosanya pun akan gugur. Seandainya ia bertaubat dengan sekali taubat saja setelah ia melakukan semua dosa tadi, taubatnya pun sah.”
Ya Rabb, begitu luas sekali rahmat dan ampunan-Mu terhadap hamba yang hina ini …
Kelima: Diterimanya taubat seorang pembunuh
An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ini adalah madzhbab para ulama dan mereka pun berijma’ (bersepakat) bahwa taubat seorang yang membunuh dengan sengaja, itu sah. Para ulama tersebut tidak berselisih pendapat kecuali Ibnu ‘Abbas. Adapun beberapa perkataan yang dinukil dari sebagian salaf yang menyatakan taubatnya tidak diterima, itu hanyalah perkataan dalam maksud mewanti-wanti besarnya dosa membunuh dengan sengaja. Mereka tidak memaksudkan bahwa taubatnya tidak sah.”
Keenam: Orang yang bertaubat hendaknya berhijrah dari lingkungan yang jelek
An Nawawi mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan orang yang ingin bertaubat dianjurkan untuk berpindah dari tempat ia melakukan maksiat.”
Ketujuh: Memperkuat taubat yaitu berteman dengan orang yang sholih
An Nawawi mengatakan, ”Hendaklah orang yang bertaubat mengganti temannya dengan teman-teman yang baik, sholih, berilmu, ahli ibadah, waro’dan orang-orang yang meneladani mereka-mereka tadi. Hendaklah ia mengambil manfaat ketika bersahabat dengan mereka.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”
Kedelapan: Keutamaan ilmu dan orang yang berilmu
Dalam hadits ini dapat kita ambil pelajaran pula bahwa orang yang berilmu memiliki keutamaan yang luar biasa dibanding ahli ibadah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya, dari Abu Darda’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
”Dan keutamaan orang yang berilmu dibanding seorang ahli ibadah adalah bagaikan keutamaan bulan pada malam purnama dibanding bintang-bintang lainnya.” Al Qodhi mengatakan, ”Orang yang berilmu dimisalkan dengan bulan dan ahli ibadah dimisalkan dengan bintang karena kesempurnaan ibadah dan cahayanya tidaklah muncul dari ahli ibadah. Sedangkan cahaya orang yang berilmu berpengaruh pada yang lainnya.”
Kesembilan: Orang yang berfatwa tanpa ilmu hanya membawa kerusakan
Lihatlah bagaimana kerusakan yang diperbuat oleh ahli ibadah yang berfatwa tanpa dasar ilmu. Ia membuat orang lain sesat bahkan kerugian menimpa dirinya sendiri. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Umar bin ‘Abdul ‘Aziz,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
”Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan.”
Syarat Diterimanya Taubat
Syarat taubat yang mesti dipenuhi oleh seseorang yang ingin bertaubat adalah sebagai berikut:
Pertama: Taubat dilakukan dengan ikhlas, bukan karena makhluk atau untuk tujuan duniawi.
Kedua: Menyesali dosa yang telah dilakukan sehingga ia pun tidak ingin mengulanginya kembali.
Ketiga: Tidak terus menerus dalam berbuat dosa. Maksudnya, apabila ia melakukan keharaman, maka ia segera tinggalkan dan apabila ia meninggalkan suatu yang wajib, maka ia kembali menunaikannya. Dan jika berkaitan dengan hak manusia, maka ia segera menunaikannya atau meminta maaf.
Keempat: Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi karena jika seseorang masih bertekad untuk mengulanginya maka itu pertanda bahwa ia tidak benci pada maksiat.
Kelima: Taubat dilakukan pada waktu diterimanya taubat yaitu sebelum datang ajal atau sebelum matahari terbit dari arah barat. Jika dilakukan setelah itu, maka taubat tersebut tidak lagi diterima.
Inilah syarat taubat yang biasa disebutkan oleh para ulama.
Penutup
Saudaraku yang sudah bergelimang maksiat dan dosa. Kenapa engkau berputus asa dari rahmat Allah? Lihatlah bagaimana ampunan Allah bagi setiap orang yang memohon ampunan pada-Nya. Orang yang sudah membunuh 99 nyawa + 1 pendeta yang ia bunuh, masih Allah terima taubatnya. Lantas mengapa engkau masih berputus asa dari rahmat Allah?!
Orang yang dulunya bergelimang maksiat pun setelah ia taubat, bisa saja ia menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Ia bisa menjadi muslim yang sholih dan muslimah yang sholihah. Itu suatu hal yang mungkin dan banyak sekali yang sudah membuktikannya. Mungkin engkau pernah mendengar nama Fudhail bin Iyadh. Dulunya beliau adalah seorang perampok. Namun setelah itu bertaubat dan menjadi ulama besar. Itu semua karena taufik Allah. Kami pun pernah mendengar ada seseorang yang dulunya terjerumus dalam maksiat dan pernah menzinai pacarnya. Namun setelah berhijrah dan bertaubat, ia pun menjadi seorang yang alim dan semakin paham agama. Semua itu karena taufik Allah. Dan kami yakin engkau pun pasti bisa lebih baik dari sebelumnya. Semoga Allah beri taufik.
Ingatlah bahwa orang yang berbuat dosa kemudian ia bertaubat dan Allah ampuni, ia seolah-olah tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Dari Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah dari ayahnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
”Orang yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu sama sekali.”
Setiap hamba pernah berbuat salah, namun hamba yang terbaik adalah yang rajin bertaubat. Dari Anas, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”
Orang yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan kebaikan. Sehingga seakan-akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan saja. Allah Ta’ala berfirman,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon: 70)
Al Hasan Al Bashri mengatakan, ”Allah akan mengganti amalan kejelekan yang diperbuat seseorang dengan amalan sholih. Allah akan mengganti kesyirikan yang pernah ia perbuat dengan keikhlasan. Allah akan mengganti perbuatan maksiat dengan kebaikan. Dan Allah pun mengganti kekufurannya dahulu dengan keIslaman.”
Sekarang, mari bersama-sama bersegera dalam bertaubat dan memenuhi syarat-syaratnya. Lalu perbanyaklah amalan kebaikan dengan melaksanakan yang wajib-wajib dan sempurnakan dengan shalat sunnah, puasa sunnah dan sedekah, karena amalan kebaikan niscaya akan menutupi dosa-dosa yang telah engkau perbuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan sebuah nasehat berharga kepada Abu Dzar Al Ghifariy Jundub bin Junadah,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskannya dan berakhlaqlah dengan sesama dengan akhlaq yang baik.”
Semoga Allah menerima setiap taubat kita. Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada kita untuk menggapai ridho-Nya.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Karena berproses bukan berarti diam . . .
hati bisa menjawab . . .
Wiuuuweeeissss,,,(terdengar lirih kendaraan bermotor metik warna putih silver melintas sepintas lewat didepan ku, yang arahnya menuju parkiran kampus)
Tak ku hiraukan siapa tadi yang lewat, hanya sempat terbesit dalam hati untuk positif thingking kalau yang lewat tadi udah jadi mahrom alias udah nikah,,(biss udah bisa bonceng-concengin bak suami istri)..
Selang tak lama ku berjalan dan menyebrang jalan aku berpapasan dengan Tann yang Opss ...gua salah pikir nieh, gak nyangka ternyata yang boncengan tadi rekan kelas gua sendiri...
Tann yang sebelumnya berjalan dari area paskiran selantan setelah menyandarkan motor dan melambaikan tangan ketemen ceweknya yang beranjak dari jok motor dia, (tokoh Tann: seoang cowok yang ounya daya style tinggi en dandannya cool, tajir plus gaul getu dah, itu tuh cowok yang tadi pake motor metik warna putih silver loh),,nama panjangnya sih Tanni Memaju Sembako (maklum anak tunggal petani handal dari Yogya), dia itu temen kuliah gua,, dia sering panggil gua dengan sebutan Yaber ,,maklum ane mah sering nyamber-nyamber kalau omong ,,hhe atau dipanggil Ka’YA (dari Yaber) ama adek-adek kelas, so ya nick aja gua YA.
Yaa : (Sapa ku padanya ) “Tann tungguin donk” ,,, oi oi br0..!! heyy bro,,apa kabar nie ?
T ann :,,humm tumben tumbenan nie dirimu nyapa gua :D
Yaa : iyah lah setcara gitu, loh khan temen gua getuh,,oyah Assalamu’alaykum dulu dah,,
Tann : wa’alaykumusalam, kabar ku baik bro..gimana kabar loe? (maklum abis liburan semesteran)
Yaa : ehh,,gua tadi og liat loe lewat tapi boncengan ama istri loe sih..kapan loe nikah, loe nikah kok kaga undang-undang gua sih. Payah kau. (terbesit dalam pikirannya berusaha berpikir positif karena berboncengannya tadi seperti layaknya suami istri)
Tann : wew,,siapa ? ku belum nikah lah, tau lah kuliah aja belum kelar,,
eh,,eh ..tau tak siapa dia tadi yang aku boncengin, putri tunggal dari pedagang sabun colek boss, cantik khan ? ^__^
Yaa : umm cantik mungkin (pan gua gak liat),,umm..bukannya nda boleh tuh boncengan kek tadi ??? (hhe,,mulai dah suka nyamber-nyamber ngomongnya)
Tann : oh itu , temen, Cuma temen aje kaga lebih,,kenapa emangnya, harom ea,,hhe, aya2 ae kamu tuh, apa-apa haram,,humm tus kapan halalnya, memang beneran gak boleh ?
Yaa : hhhehuhey,,baiklah ku tak kan panjang-panjang buat jelasin masalah ntuh, gua mou tanya aja dah,,
Umm,,tolong nie di jawab dari hati nuranimu yang terdalam ye, saya meyakini didalam setiap manusia itu ada kecenderungan yang menunjukan pada suatu kebenaran. Ke dua..pilihlah hak yang kau anggap benar, akrena sebenarnya hatimu sudah bisa menjawabnya, Cuma terkadang kaupun tak menggubrisnya dan bahkan melakukan yang memang sudah kau ketahui bahwa itu tidak boleh dilakukuan,,
Tann : (,,aku cuba merenung)
Yaa : Allah memberi kita potensi otak untuk berfikir (agar kita mempunyai akal) dan derajat inilah yang membedakan dengan hewan, hewan sama2 memiliki naluri dan memenuhi kebutuhan hidupnya begitu juga dengan manusia namun berbeda dengan akal yang satu ini, akal membuat manusia dapat berfikir untuk dapat memilih pada sisi-sisi kehidupannya, dan oleh karena itu manusia akan diberikan pertanggungjawabannya.
Tann : umm . . . (masih merenung !)
Jujur dalam hatikupun sebenarnya aku tahu akan kebenaran yang diarahkan dari hati nurani dan pemikirannku, tapi entah terkadang nafsu itu yang selalu mengajakku dengan tenangnya dan akupun hingga seakan-akan tak tersadarkan kalau ternyata aku mengingkari petunjuk hati nurani yang tahu kecenderungan akan permasalah yang baik yang bagaimana yang aku ambil.
Yaa : iya shob,,siapa sih yang udah di Janjikan Allah yang akan senantiasa menggangu kita untuk jauh dari perintah Allah, siapa lagi kalau bukan musuh kita yang nyata itu.
“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Az Zukhruf: 62)
Tann : (aku mulai merasa dan meninggalkan gengsiku dan memang tak bisa dipungkiri aku salah)
Benar, sungguh ujian hidup ini sangat banyak, mungkin ini baru masalah kecil yang aku terpedaya karena nafsu sementara yang tiba-tiba bergejolak sehingga pemikiran cemerlangku candas dijalan, aku bersalah. Adakah Allah masih membuka pintu ampun kepadaku ?
Yaa : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisaa’: 48)
Subhanallah bukan Allahpun maha Penyayang terhadap hamba-hambanya yang mau mengakui kesalahan akan perbuatan maksiat yang telah ia lakukan, dan DIA mengampuni segala dosa yang selin Syirik. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat karena Allah maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun.
Tinggal langkah kita saja untuk meniti proses bertaubat tidak mengulangi kemaksiatan, yang memang secara nyata tidak diketahui oleh khalayak umum namun Allah selalu melihat kita,, dan usaha serta proses inilah yang akan dinilai, semoga kita dapat berproses untuk jadi lebih baik lagi, karena berproses bukan berarti diam .
Tak ku hiraukan siapa tadi yang lewat, hanya sempat terbesit dalam hati untuk positif thingking kalau yang lewat tadi udah jadi mahrom alias udah nikah,,(biss udah bisa bonceng-concengin bak suami istri)..
Selang tak lama ku berjalan dan menyebrang jalan aku berpapasan dengan Tann yang Opss ...gua salah pikir nieh, gak nyangka ternyata yang boncengan tadi rekan kelas gua sendiri...
Tann yang sebelumnya berjalan dari area paskiran selantan setelah menyandarkan motor dan melambaikan tangan ketemen ceweknya yang beranjak dari jok motor dia, (tokoh Tann: seoang cowok yang ounya daya style tinggi en dandannya cool, tajir plus gaul getu dah, itu tuh cowok yang tadi pake motor metik warna putih silver loh),,nama panjangnya sih Tanni Memaju Sembako (maklum anak tunggal petani handal dari Yogya), dia itu temen kuliah gua,, dia sering panggil gua dengan sebutan Yaber ,,maklum ane mah sering nyamber-nyamber kalau omong ,,hhe atau dipanggil Ka’YA (dari Yaber) ama adek-adek kelas, so ya nick aja gua YA.
Yaa : (Sapa ku padanya ) “Tann tungguin donk” ,,, oi oi br0..!! heyy bro,,apa kabar nie ?
T ann :,,humm tumben tumbenan nie dirimu nyapa gua :D
Yaa : iyah lah setcara gitu, loh khan temen gua getuh,,oyah Assalamu’alaykum dulu dah,,
Tann : wa’alaykumusalam, kabar ku baik bro..gimana kabar loe? (maklum abis liburan semesteran)
Yaa : ehh,,gua tadi og liat loe lewat tapi boncengan ama istri loe sih..kapan loe nikah, loe nikah kok kaga undang-undang gua sih. Payah kau. (terbesit dalam pikirannya berusaha berpikir positif karena berboncengannya tadi seperti layaknya suami istri)
Tann : wew,,siapa ? ku belum nikah lah, tau lah kuliah aja belum kelar,,
eh,,eh ..tau tak siapa dia tadi yang aku boncengin, putri tunggal dari pedagang sabun colek boss, cantik khan ? ^__^
Yaa : umm cantik mungkin (pan gua gak liat),,umm..bukannya nda boleh tuh boncengan kek tadi ??? (hhe,,mulai dah suka nyamber-nyamber ngomongnya)
Tann : oh itu , temen, Cuma temen aje kaga lebih,,kenapa emangnya, harom ea,,hhe, aya2 ae kamu tuh, apa-apa haram,,humm tus kapan halalnya, memang beneran gak boleh ?
Yaa : hhhehuhey,,baiklah ku tak kan panjang-panjang buat jelasin masalah ntuh, gua mou tanya aja dah,,
Umm,,tolong nie di jawab dari hati nuranimu yang terdalam ye, saya meyakini didalam setiap manusia itu ada kecenderungan yang menunjukan pada suatu kebenaran. Ke dua..pilihlah hak yang kau anggap benar, akrena sebenarnya hatimu sudah bisa menjawabnya, Cuma terkadang kaupun tak menggubrisnya dan bahkan melakukan yang memang sudah kau ketahui bahwa itu tidak boleh dilakukuan,,
Tann : (,,aku cuba merenung)
Yaa : Allah memberi kita potensi otak untuk berfikir (agar kita mempunyai akal) dan derajat inilah yang membedakan dengan hewan, hewan sama2 memiliki naluri dan memenuhi kebutuhan hidupnya begitu juga dengan manusia namun berbeda dengan akal yang satu ini, akal membuat manusia dapat berfikir untuk dapat memilih pada sisi-sisi kehidupannya, dan oleh karena itu manusia akan diberikan pertanggungjawabannya.
Tann : umm . . . (masih merenung !)
Jujur dalam hatikupun sebenarnya aku tahu akan kebenaran yang diarahkan dari hati nurani dan pemikirannku, tapi entah terkadang nafsu itu yang selalu mengajakku dengan tenangnya dan akupun hingga seakan-akan tak tersadarkan kalau ternyata aku mengingkari petunjuk hati nurani yang tahu kecenderungan akan permasalah yang baik yang bagaimana yang aku ambil.
Yaa : iya shob,,siapa sih yang udah di Janjikan Allah yang akan senantiasa menggangu kita untuk jauh dari perintah Allah, siapa lagi kalau bukan musuh kita yang nyata itu.
“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (QS. Az Zukhruf: 62)
Tann : (aku mulai merasa dan meninggalkan gengsiku dan memang tak bisa dipungkiri aku salah)
Benar, sungguh ujian hidup ini sangat banyak, mungkin ini baru masalah kecil yang aku terpedaya karena nafsu sementara yang tiba-tiba bergejolak sehingga pemikiran cemerlangku candas dijalan, aku bersalah. Adakah Allah masih membuka pintu ampun kepadaku ?
Yaa : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisaa’: 48)
Subhanallah bukan Allahpun maha Penyayang terhadap hamba-hambanya yang mau mengakui kesalahan akan perbuatan maksiat yang telah ia lakukan, dan DIA mengampuni segala dosa yang selin Syirik. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat karena Allah maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun.
Tinggal langkah kita saja untuk meniti proses bertaubat tidak mengulangi kemaksiatan, yang memang secara nyata tidak diketahui oleh khalayak umum namun Allah selalu melihat kita,, dan usaha serta proses inilah yang akan dinilai, semoga kita dapat berproses untuk jadi lebih baik lagi, karena berproses bukan berarti diam .
bacalah kembali status fb anda terdahulu . . .
Assalamu’alaykum wa rohmatullahi wa barokatuh
Segala Puji Hanya Bagi Allah
saudaraku, bacalah kembali status anda terdahulu. bacalah lalu pikirkanlah, pantaskah apa yang anda katakan itu?
saudaraku,ingatlah firman Alloh “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 59:18)
saudaraku, seorang penyair Arab bernama Syauqi Bey berkata "suatu bangsa dikenal karena akhlaknya jika akhlaknya runtuh maka runtuh pulalah bangsa itu". sebenarnya syair ini mengingatkan kita betapa akhlak itu adalah sebuah harga diri yang mesti kita jaga
saudaraku, dari abu Hurairah rosul berkata "Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin dihari kiamat dari pada keindahan akhlak. Dan Allah benci kepada orang – orang yang keji mulut dan kelakuannya" (HR Tirmidzi)
saudaraku, Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu dia berkata, “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ditanya tentang penyebab yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga, maka beliau menjawab, “bertaqwa kepada Allah dan akhlak yang baik (taqwallah wa husnul khuluq)”.Dan ketika ditanya tentang sesuatu yang paling banyak menjeru-muskan orang ke dalam neraka beliau menjawab, ”Mulut dan Kemaluan.” (HR. at-Tirmidzi, ia berkata, “hadits shahih gharib, dan dihasankan oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi 2/194)
saudaraku,Abu Umamah Al-Bahili ra menceritakan, Rasulullah saw bersabda, Saya menjamin bahwa seseorang akan mendapatkan sebuah rumah di kebun surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia benar. Dan saya menjamin rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, meskipun bergurau. Dan saya menjamin rumah di bagian tertinggi di surga bagi orang yang baik budi pekertinya.
(HR. Abu Daud. Dihasankan oleh Albani)
saudaraku, ingatlah satu hadits "Janganlah kamu banyak berbicara tanpa berzikir kepada Allah, karena sesungguhnya itu mengakibatkan hati menjadi keras. Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah ialah orang yang berhati keras"
(Riwayat Tarmizi)
saudaraku, ada satu hadits mengatakan "Sesungguhnya orang yang sangat aku kasihi dan terdekat padaku di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya. Dan orang yang sangat aku benci dan terjauh daripadaku pada hari kiamat ialah orang yang banyak bercakap, sombong dalam percakapannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya" (Riwayat Tarmizi)
saudaraku, Alloh berfirman “Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfa’at sesuatu syafa’at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.” (QS. 2:123)
saudaraku, mari bersama kita berproses membersihkan hati, membersihkan pikiran dan membersihkan batin, setelah itu berpikir tentang lemahnya kita dihadapan Allah maka akan keluar kata-kata manis untuk statusmu yang akan membuatmu tersenyum ketika membaca kembali statusmu kelak.
Sungguh sulit ketika kita ingin merubah kebiasaan yang menurut diri kita “so fine gitu loh”, tapi sangat perlu adanya suatu pembenahan dan perubahan yang dikit sedikit mau membukakan pintu hati kita, muski harus butuh bantuan kawan untuk selalu mengetuk-etuk pintu hati kita berulang-ulang kali.
mari,,bersama-sama kita adakan perubahan dalam berproses untuk jadi lebih baik ini, Karena berproses bukan berarti diam . . .
Wa’alaykumussalam wa rohmatullahi wa barokatuh
Segala Puji Hanya Bagi Allah
saudaraku, bacalah kembali status anda terdahulu. bacalah lalu pikirkanlah, pantaskah apa yang anda katakan itu?
saudaraku,ingatlah firman Alloh “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 59:18)
saudaraku, seorang penyair Arab bernama Syauqi Bey berkata "suatu bangsa dikenal karena akhlaknya jika akhlaknya runtuh maka runtuh pulalah bangsa itu". sebenarnya syair ini mengingatkan kita betapa akhlak itu adalah sebuah harga diri yang mesti kita jaga
saudaraku, dari abu Hurairah rosul berkata "Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin dihari kiamat dari pada keindahan akhlak. Dan Allah benci kepada orang – orang yang keji mulut dan kelakuannya" (HR Tirmidzi)
saudaraku, Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu dia berkata, “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ditanya tentang penyebab yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga, maka beliau menjawab, “bertaqwa kepada Allah dan akhlak yang baik (taqwallah wa husnul khuluq)”.Dan ketika ditanya tentang sesuatu yang paling banyak menjeru-muskan orang ke dalam neraka beliau menjawab, ”Mulut dan Kemaluan.” (HR. at-Tirmidzi, ia berkata, “hadits shahih gharib, dan dihasankan oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi 2/194)
saudaraku,Abu Umamah Al-Bahili ra menceritakan, Rasulullah saw bersabda, Saya menjamin bahwa seseorang akan mendapatkan sebuah rumah di kebun surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun dia benar. Dan saya menjamin rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, meskipun bergurau. Dan saya menjamin rumah di bagian tertinggi di surga bagi orang yang baik budi pekertinya.
(HR. Abu Daud. Dihasankan oleh Albani)
saudaraku, ingatlah satu hadits "Janganlah kamu banyak berbicara tanpa berzikir kepada Allah, karena sesungguhnya itu mengakibatkan hati menjadi keras. Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah ialah orang yang berhati keras"
(Riwayat Tarmizi)
saudaraku, ada satu hadits mengatakan "Sesungguhnya orang yang sangat aku kasihi dan terdekat padaku di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya. Dan orang yang sangat aku benci dan terjauh daripadaku pada hari kiamat ialah orang yang banyak bercakap, sombong dalam percakapannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya" (Riwayat Tarmizi)
saudaraku, Alloh berfirman “Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfa’at sesuatu syafa’at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.” (QS. 2:123)
saudaraku, mari bersama kita berproses membersihkan hati, membersihkan pikiran dan membersihkan batin, setelah itu berpikir tentang lemahnya kita dihadapan Allah maka akan keluar kata-kata manis untuk statusmu yang akan membuatmu tersenyum ketika membaca kembali statusmu kelak.
Sungguh sulit ketika kita ingin merubah kebiasaan yang menurut diri kita “so fine gitu loh”, tapi sangat perlu adanya suatu pembenahan dan perubahan yang dikit sedikit mau membukakan pintu hati kita, muski harus butuh bantuan kawan untuk selalu mengetuk-etuk pintu hati kita berulang-ulang kali.
mari,,bersama-sama kita adakan perubahan dalam berproses untuk jadi lebih baik ini, Karena berproses bukan berarti diam . . .
Wa’alaykumussalam wa rohmatullahi wa barokatuh
IMAN itu menghilangkan KEGELISAHAN
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
IMAN itu menghilangkan KEGELISAHAN dan menghapuskan KESEDIHAN.
Ia adalah TEMAN orang-orang yang bertauhid dan PENGHIBUR bagi orang-orang yang beribadah.
Apa yang telah TERLEWATI dalam hidup ini tidak akan kembali;
Apa yang telah hilang berarti mati; maka janganlah memikirkan yang telah hilang karena dia telah mati dan lenyap.
Bersikaplah ridha terhadap TAKDIR.
DZIKIR akan mewujudkan hati yang tenang, melenyapkan kesedihan, menghidupkan hati dan menghapuskan dosa..
Jangan tunggu ucapan terimakasih dari seseorang,
Cukuplah hanya dari Allah balasannya…
Jangan kecewa ketika menemukan orang yang tak kenal balas budi, dengki dan hasad.
JIKA engkau berada di pagi hari , maka JANGAN tunggu hingga sore hari.
HIDUPLAH DALAM BATASAN HARI ITU,
Fokuskan konsentrasi anda untuk memperbaiki kondisi anda pada hari itu.
Tinggalkanlah masa depan hingga dia datang.
Jangan pikirkan hari esok karena JIKA ANDA MEMPERBAIKI HARI INI NISCAYA HARI ESOK AKAN LEBIH BAIK .
PERBARUILAH HIDUP INI, VARIASIKANLAH cara-cara hidup kita dan UBAHLAH RUTINITAS yang kita jalani sehari-hari. Dengan penuh Manfaat dan mengharap Ridho dari ALLAH SWT..untuk mewujudkan dan menopang kembali kemuliaan Islam yang telah lama rapuh.
Terus bergerak karena berproses bukan berarti diam . . .
IMAN itu menghilangkan KEGELISAHAN dan menghapuskan KESEDIHAN.
Ia adalah TEMAN orang-orang yang bertauhid dan PENGHIBUR bagi orang-orang yang beribadah.
Apa yang telah TERLEWATI dalam hidup ini tidak akan kembali;
Apa yang telah hilang berarti mati; maka janganlah memikirkan yang telah hilang karena dia telah mati dan lenyap.
Bersikaplah ridha terhadap TAKDIR.
DZIKIR akan mewujudkan hati yang tenang, melenyapkan kesedihan, menghidupkan hati dan menghapuskan dosa..
Jangan tunggu ucapan terimakasih dari seseorang,
Cukuplah hanya dari Allah balasannya…
Jangan kecewa ketika menemukan orang yang tak kenal balas budi, dengki dan hasad.
JIKA engkau berada di pagi hari , maka JANGAN tunggu hingga sore hari.
HIDUPLAH DALAM BATASAN HARI ITU,
Fokuskan konsentrasi anda untuk memperbaiki kondisi anda pada hari itu.
Tinggalkanlah masa depan hingga dia datang.
Jangan pikirkan hari esok karena JIKA ANDA MEMPERBAIKI HARI INI NISCAYA HARI ESOK AKAN LEBIH BAIK .
PERBARUILAH HIDUP INI, VARIASIKANLAH cara-cara hidup kita dan UBAHLAH RUTINITAS yang kita jalani sehari-hari. Dengan penuh Manfaat dan mengharap Ridho dari ALLAH SWT..untuk mewujudkan dan menopang kembali kemuliaan Islam yang telah lama rapuh.
Terus bergerak karena berproses bukan berarti diam . . .
Bila tak seorang pun berbelas kasih pada kesulitan anda
Bila tak seorang pun berbelas kasih pada kesulitan anda. Atau, tak ada yang mau merayakan keberhasilan anda. Atau tak seorang pun bersedia mendengarkan, memandang, memperhatikan apa pun pada diri anda. Jangan masukkan ke dalam hati. Manusia selalu disibukkan oleh urusannya sendiri. Manusia kebanyakan mendahulukan kepentingannya sendiri. Anda tak perlu memasukkan itu ke dalam hati. Karena hanya akan menyesakkan dan membebani langkah anda. Ringankan hidup anda dengan memberi pada orang lain. Semakin banyak anda memberi semakin mudah anda memikul hidup ini.
Berdirilah di depan jendela. Pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa anda berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa
anda hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung anda. Keberadaan anda bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya.
Dan perwujudan itu akan tercapai dengan suatu proses, proses untuk lebih menjadikan diri kita selalu terikat dengan aturan Sang Maha Pencipta kita. Karena berproses bukan berarti diam . . .
Let’s Struggle . . . ! ^_^
Berdirilah di depan jendela. Pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa anda berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa
anda hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung anda. Keberadaan anda bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya.
Dan perwujudan itu akan tercapai dengan suatu proses, proses untuk lebih menjadikan diri kita selalu terikat dengan aturan Sang Maha Pencipta kita. Karena berproses bukan berarti diam . . .
Let’s Struggle . . . ! ^_^
manfaat Silaturahmi . . .
Tokk..tokk…took.. (bunyi pintu yang terketuk dari luar dan terdengar suara . . .)
Assalamu’alaykum wa rohmatullahi wa barokatuh, , ,
Kita mau silaturahmi , mau tau manfaat silaturahmi . . . mari kita simak
Di dalam silaturahmi itu ada sepuluh macam manfaat, yaitu:
1. Mendapatkan ridho Allah SWT.
2. Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
Subhanallah..sungguh Indahnya Islam jika kita sesama muslim bisa saling bersilaturahmi dan menasehati, untuk menggapai kemuliaan Islam kembali, mengembalikan Kejayaan Islam yang telah dijanjikan dan menjemput janji itu…yaitu janji akan kejayaan Islam yang perlu dijemput oleh insan-insan yang mau dan sadar akan patuh dan perlunya aturan Sang Pencipta menjadi pengatur hidupnya…
Terus bergerak karena berproses bukan berarti diam . . .
Assalamu’alaykum wa rohmatullahi wa barokatuh, , ,
Kita mau silaturahmi , mau tau manfaat silaturahmi . . . mari kita simak
Di dalam silaturahmi itu ada sepuluh macam manfaat, yaitu:
1. Mendapatkan ridho Allah SWT.
2. Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
Subhanallah..sungguh Indahnya Islam jika kita sesama muslim bisa saling bersilaturahmi dan menasehati, untuk menggapai kemuliaan Islam kembali, mengembalikan Kejayaan Islam yang telah dijanjikan dan menjemput janji itu…yaitu janji akan kejayaan Islam yang perlu dijemput oleh insan-insan yang mau dan sadar akan patuh dan perlunya aturan Sang Pencipta menjadi pengatur hidupnya…
Terus bergerak karena berproses bukan berarti diam . . .
Takut
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Tak ada sesuatu dalam hidup ini yang perlu ditakutkan. Cukuplah kepada Allah kita takut. Anda hanya perlu untuk mengerti.
Ketakutan berasal dari keterbatasan pikiran. Bukalah pikiran untuk memahami ketakutan anda.
Maka anda akan menemukan keberanian untuk menghadapinya. Jangan sembunyikan, tunda atau berhenti untuk memecahkan masalah anda. Karena bahayanya bukan karena masalah itu semakin membesar, namun pikiran anda yang semakin kerdil; pandangan anda yanng semakin sempit.
Berjalan menuju keberhasilan anda adalah berjalan di hutan lebat. Jangan berhenti hanya sampai semak belukar. Dan jangan pandang hutan dari semaknya belaka.
Anda harus mampu melewatinya. Sekali anda mampu mengatasi ketakutan, anda memiliki ketahanan untuk menghadapi kesulitan serupa. Pahami bahwa semua itu sangat baik bagi kekuatan anda untuk menghadapi kesulitan yang lebih besar.
Terus bergerak menghadapi semak belukar itu, karena berproses bukan berarti diam . . .
Tak ada sesuatu dalam hidup ini yang perlu ditakutkan. Cukuplah kepada Allah kita takut. Anda hanya perlu untuk mengerti.
Ketakutan berasal dari keterbatasan pikiran. Bukalah pikiran untuk memahami ketakutan anda.
Maka anda akan menemukan keberanian untuk menghadapinya. Jangan sembunyikan, tunda atau berhenti untuk memecahkan masalah anda. Karena bahayanya bukan karena masalah itu semakin membesar, namun pikiran anda yang semakin kerdil; pandangan anda yanng semakin sempit.
Berjalan menuju keberhasilan anda adalah berjalan di hutan lebat. Jangan berhenti hanya sampai semak belukar. Dan jangan pandang hutan dari semaknya belaka.
Anda harus mampu melewatinya. Sekali anda mampu mengatasi ketakutan, anda memiliki ketahanan untuk menghadapi kesulitan serupa. Pahami bahwa semua itu sangat baik bagi kekuatan anda untuk menghadapi kesulitan yang lebih besar.
Terus bergerak menghadapi semak belukar itu, karena berproses bukan berarti diam . . .
Bulan Syaban
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Subhanallah,, tidak terasa detikkan jam waktu yang selama ini berdetik kini telah menghantarkan kita pada bulan Syaban..."tidak terasa yah"
Bulan Sya'ban adalah bulan di saat Nabi Muhammad saw melakukan puasa sunnahnya yang terbanyak. Di bulan-bulan lain, Nabi tidak melakukan puasa (sunnah) sebanyak di bulan Sya'ban. Namun tak ada kejelasan, tepatnya berapa hari yang disunnahkan berpuasa.
humm,,bulan Syaban, ada apa di bulan syaban ?
Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya :” wahai rasulullah SAW, saya tidak melihat engkau puasa disuatu bulan lebih banyak melebihi bulan Syaban”. Rasul SAW bersabda. “ Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara rajab dan ramadhan, yaitu bulan diangkatnya amal-amal kita kepada RAbb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang sayad alam kondisi puasa” . (HR. Ahmad, Abu Dawud, An –Nasa’I dan Ibnu Huzaimah)
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasa berpuasa sehingga kami menyangka beliau tidak akan berbuka dan beliau berbuka sehingga kami menyangka beliau tidak akan berpuasa. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa dalam suatu bulan lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Muttafaq Alaihi.
diBbulan Sya'ban inilah Nabi Muhammad saw melakukan puasa sunnahnya yang terbanyak. Di bulan-bulan lain, Nabi tidak melakukan puasa (sunnah) sebanyak di bulan Sya'ban. Namun tak ada kejelasan, tepatnya berapa hari yang disunnahkan untuk berpuasa.
Persoalan boleh atau tidak melakukan puasa sebulan penuh di bulan Sya'ban, itu boleh-boleh saja. Tidak ada dalil yang mengharamkan.
Hanya perlu diketahui ada perbedaan pendapat, antara yang memakruhkan puasa pada paruh kedua (setelah tanggal 15) Sya'ban, ada yang tidak. Perbedaan ini terjadi dikarenakan adanya 2 hadis yang berbeda. Kelompok yang memakruhkan menggunakan hadis: "Tiada puasa setelah separuh dari Sya'ban hingga masuk Ramadan."
Sementara yang tidak memakruhkan mendasarkan pada beberapa hadis (di antaranya):
Diriwayatkan dari Umi Salmah: "Saya tak pernah melihat Rasulullah puasa dua bulan berturut-turut kecuali di bulan Sya'ban dan Ramadan." Dalam redaksi lain: "Tidak pernah Rasulullah melakukan puasa sunnah sebulan penuh kecuali di bulan Sya'ban." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah). Dan dalam redaksinya Ibnu Majah: "Nabi pernah puasa (penuh) di bulan Sya'ban dan Ramadan."
Demikianlah perbedaan itu muncul. Perlu diketahui juga, ada ulama yang menganggap dhaif (lemah) hadis yang memakruhkan puasa di paruh kedua Sya'ban. Karena ada hadis lain lagi yang melarang puasa sehari-dua hari sebelum Ramadan. Ini tujuannya untuk menghindari hari "syak" (hari yang mendekati Ramadan, belum diketahui dengan jelas kapan akhir Sya'ban dan awal Ramadan).
Kembali ke persoalan semula, boleh-tidaknya berpuasa sebulan penuh di bulan Sya'ban, pendapat yang membolehkan lebih cocok diikuti. Ini dengan alasan:
1. Ada hadis yang menunjukkan bolehnya puasa Sya'ban sebulan penuh (seperti tersebut di atas).
2. Bahwasanya larangan puasa sehari-dua hari sebelum Ramadan itu untuk menghindari keragua-raguan. Karena pada hari-hari itu sudah dekat awal Ramadan. Padahal puasa Ramadan itu harus jelas niatnya: niat puasa Ramadan.
3. Masa sekarang ini tidak ada kesulitan lagi untuk mengetahui awal bulan (atau akhir bulan) karena kecanggihan teknologi.
Jadi pada aslinya puasa sebulan penuh di Sya'ban itu tetap disunnahkan. Kalaupun sehari-dua hari di akhir Sya'ban itu tidak diperbolehkan, itu karena untuk menghindari ketidakjelasan. Dengan demikian, jika sudah tahu kapan awal Ramadan, maka tidak apa-apa melakukan puasa sampai akhir Sya'ban.
Dan Rasulullah bersabda,
‘Lakukan amalan menurut kemampuanmu, karena Allah tidak pernah merasa bosan terhadap amal kebaikanmu sehingga kami sendiri yang bosan.’
Yo,,kita bareng-bareng mempersiapkan diri kita to do the best menuju Ramadhan, dan untuk to do the best itu kita butuh belajar untuk melakukannya.
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Diambil Dari berbagai sumber
Subhanallah,, tidak terasa detikkan jam waktu yang selama ini berdetik kini telah menghantarkan kita pada bulan Syaban..."tidak terasa yah"
Bulan Sya'ban adalah bulan di saat Nabi Muhammad saw melakukan puasa sunnahnya yang terbanyak. Di bulan-bulan lain, Nabi tidak melakukan puasa (sunnah) sebanyak di bulan Sya'ban. Namun tak ada kejelasan, tepatnya berapa hari yang disunnahkan berpuasa.
humm,,bulan Syaban, ada apa di bulan syaban ?
Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya :” wahai rasulullah SAW, saya tidak melihat engkau puasa disuatu bulan lebih banyak melebihi bulan Syaban”. Rasul SAW bersabda. “ Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara rajab dan ramadhan, yaitu bulan diangkatnya amal-amal kita kepada RAbb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang sayad alam kondisi puasa” . (HR. Ahmad, Abu Dawud, An –Nasa’I dan Ibnu Huzaimah)
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasa berpuasa sehingga kami menyangka beliau tidak akan berbuka dan beliau berbuka sehingga kami menyangka beliau tidak akan berpuasa. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa dalam suatu bulan lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Muttafaq Alaihi.
diBbulan Sya'ban inilah Nabi Muhammad saw melakukan puasa sunnahnya yang terbanyak. Di bulan-bulan lain, Nabi tidak melakukan puasa (sunnah) sebanyak di bulan Sya'ban. Namun tak ada kejelasan, tepatnya berapa hari yang disunnahkan untuk berpuasa.
Persoalan boleh atau tidak melakukan puasa sebulan penuh di bulan Sya'ban, itu boleh-boleh saja. Tidak ada dalil yang mengharamkan.
Hanya perlu diketahui ada perbedaan pendapat, antara yang memakruhkan puasa pada paruh kedua (setelah tanggal 15) Sya'ban, ada yang tidak. Perbedaan ini terjadi dikarenakan adanya 2 hadis yang berbeda. Kelompok yang memakruhkan menggunakan hadis: "Tiada puasa setelah separuh dari Sya'ban hingga masuk Ramadan."
Sementara yang tidak memakruhkan mendasarkan pada beberapa hadis (di antaranya):
Diriwayatkan dari Umi Salmah: "Saya tak pernah melihat Rasulullah puasa dua bulan berturut-turut kecuali di bulan Sya'ban dan Ramadan." Dalam redaksi lain: "Tidak pernah Rasulullah melakukan puasa sunnah sebulan penuh kecuali di bulan Sya'ban." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah). Dan dalam redaksinya Ibnu Majah: "Nabi pernah puasa (penuh) di bulan Sya'ban dan Ramadan."
Demikianlah perbedaan itu muncul. Perlu diketahui juga, ada ulama yang menganggap dhaif (lemah) hadis yang memakruhkan puasa di paruh kedua Sya'ban. Karena ada hadis lain lagi yang melarang puasa sehari-dua hari sebelum Ramadan. Ini tujuannya untuk menghindari hari "syak" (hari yang mendekati Ramadan, belum diketahui dengan jelas kapan akhir Sya'ban dan awal Ramadan).
Kembali ke persoalan semula, boleh-tidaknya berpuasa sebulan penuh di bulan Sya'ban, pendapat yang membolehkan lebih cocok diikuti. Ini dengan alasan:
1. Ada hadis yang menunjukkan bolehnya puasa Sya'ban sebulan penuh (seperti tersebut di atas).
2. Bahwasanya larangan puasa sehari-dua hari sebelum Ramadan itu untuk menghindari keragua-raguan. Karena pada hari-hari itu sudah dekat awal Ramadan. Padahal puasa Ramadan itu harus jelas niatnya: niat puasa Ramadan.
3. Masa sekarang ini tidak ada kesulitan lagi untuk mengetahui awal bulan (atau akhir bulan) karena kecanggihan teknologi.
Jadi pada aslinya puasa sebulan penuh di Sya'ban itu tetap disunnahkan. Kalaupun sehari-dua hari di akhir Sya'ban itu tidak diperbolehkan, itu karena untuk menghindari ketidakjelasan. Dengan demikian, jika sudah tahu kapan awal Ramadan, maka tidak apa-apa melakukan puasa sampai akhir Sya'ban.
Dan Rasulullah bersabda,
‘Lakukan amalan menurut kemampuanmu, karena Allah tidak pernah merasa bosan terhadap amal kebaikanmu sehingga kami sendiri yang bosan.’
Yo,,kita bareng-bareng mempersiapkan diri kita to do the best menuju Ramadhan, dan untuk to do the best itu kita butuh belajar untuk melakukannya.
Terus bergerak, karena berproses bukan berarti diam . . .
Diambil Dari berbagai sumber
Langganan:
Postingan (Atom)