Oleh : Ukhtyan Muhibbah Firdaus
“HaHaHaHahha….”
Terdengar keras suara tawa dari dalam kamar Andi.
“Eh Andi, kamu kenapa ketawa sendiri begitu?” Tanya Bunda yang terhenti di bibir pintu kamarnya.
“Ini Bunda ada cerita lucu, masak kambing kecil bisa protes sama
kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM”
sambung Andi yang masih asyik online fesbuk melihat berandanya.
“Huhh..Bunda kira Andi kenapa. Kok ya aneh ketawa-ketawa sendiri
gitu. Memang apa kata kambing kecilnya Ndi?”
Tanya Bunda yang berjalan mendekat ke tempat Andi duduk di depan meja
komputernya.
“Ini Bunda tulisannya Pemerintah dzalim menaikan BBM semena-mena,
kebutuhan pokok semakin meroket tinggi”
Andi sembari menunjukkan komik bergambar kambing kecil yang berpose menaiki
roket kepada Bunda.
“Duuuh..Ndi-Ndi Bunda juga gak habis pikir dan prihatin dengan
kondisi bangsa saat ini. Bunda juga bingung harus gimana lagi, pemerintah
memang tega menaikan BBM, LPG, tarif listrik, belum juga kebutuhan pokok ya
Ndi” Gumam Bunda bersabar sembari mengelus dada.
“Iya Bun, Andi juga heran kenapa ya pemerintah bisa tega membebani
rakyatnya. Padahal kekayaan Indonesia itu kaya banget lho Bun. Andi meski masih
SMA gini kalau lihat di beranda banyak berita-berita begitu juga bikin miris hati
Bunda” sahut Andi masih melihat beranda
fesbuknya.
“Benar Ndi, pemerintah sepertinya salah urus ya. Kata pepatah
Indonesia seperti ayam,…emmm…eh seperti tikus mati di lumbung padi, eh iya
bukan sih?” Tangan Bunda
menepuk pundak Andi.
“Hehe..iya tikus kali Bun”
sambung Andi sembari mengetik di keyboard
“Kalau Andi melihat dari beberapa postingan yang ada di beranda
fesbuk ini Bun, Indonesia saat ini sedang dijajah dengan gaya baru. Yaa…semacam
penjajahan melalui perjanjian-perjanjian dengan pihak asing dan para pemodal gitu,
makanya kaum kapitalis mudah mengambil kekayaan Indonesia dengan alasan
kerjasama bahkan ada Undang-undang yang mempersilahkannya seperti UU Migas, UU
Privatisasi, dan lain-lain” Andi
mencoba menjelaskan.
“Hu’uh” Bunda hanya
mengangguk kepala.
“Benar-benar Indonesia dirugikan ya Ndi, untunglah kita masih bisa
makan” Bunda turut menengok melihat-lihat beranda
pada komputer Andi
“Lho Ndi ini siapa? Kok gak pake kerudung?” Bunda terheran dan menunjuk photo profile di deretan
beranda akun fesbuk Andi
“Oh ini, teman Andi Bun, namanya ini ada” Andi sembari menunjukkan nama akunnya
“Sa-fi-ra Nu-rul Jan-nah, lho Ndi namanya bagus banget. Tapi kok
bisa gak pake kerudung ya, dia muslimah teman SMA mu kan?” Tanya Bunda mulai terheran.
“Iya Bunda dia memang belum menutup aurat dengan kerudung dan
jilbab. Andi pernah membagikan selebaran buletin remaja terbitan sekolah dengan
rubrik Indahnya perhiasan dunia. Nah, Di sana Rasululah mengkabarkan bahwa
perempuan jika dia menjadi shalihah dia akan menjadi perhiasan dunia. Tapi
sepertinya buletin yang Andi sebar ke dia tidak ampuh dipahaminya. Andi juga
sedih Bunda. Andi sendiri juga was-was kalau banyak cewek yang pada semena-mena
membuka auratnya. Memang sih mereka cantik dan bisa membuka apa saja yang bisa
dibuka, tapi kan Andi jadi bisa ikutan kecipratan dosa juga Bunda. Horor deh kalau
cewek-cewek kagak nutup aurat, nih mata Andi bisa melihat-lihat aurat mereka,
kan dosa” cerocos Andi sambil menunjukkan
kedua tangannya ke arah dua mata Andi.
“Ya yang sabar Ndi. Memang sistem saat ini tidak menjadikan seseorang
menjadi baik, maka butuh waktu untuk bisa memahamkan temenmu itu Ndi. Apalagi
dunia fashion sekarang semakin trend dan mengerikan. Bunda kemarin lihat di
televisi eh ada model yang kekurangan bahan dan anehnya model-model yang
seperti ini banyak disukai kawula muda Ndi”
tambah Bunda makin membuat miris.
“Ihh..kalau Andi mah jijik Bun lihat gituan, asli pingin muntah
pokonya…Hoeeeeek” Andi membuka
mulutnya bergaya mau muntah.
“Ya Bunda percaya Andi bukan orang yang neko-beko. Ingatkan pesan
almarhum Ayahmu? Beliau pernah berpesan padamu untuk menjadi anak yang shalih.
Rajinlah mengkaji dan memahami Islam agar kamu tahu untuk apa tujuan hidupmu di
dunia ini Ndi” Bunda sembari
melihat figura yang terpampang foto Ayah di samping komputer Andi.
“Iya Bunda, Andi selalu ingat dengan pesan Ayah. Dan salah satu
amalan yang tiada terputus di alam akherat nanti adalah doa anak sholih. Bunda,
Andi ingin menjadi anakshalih dan memiliki amal yang tidak terputus di alam
kubur nanti, karena hidup tak selamanya di dunia. Andi ingin punya teman bernama
amal jariyah itu Bunda.” Andi memandang
paras sang Bunda
“Insyallah kamu pasti bisa Nak!”
Bunda menyeka rambut Andi dan suasana syahdu mencium dahinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami