Oleh : Ukhtyan Muhibbah Firdaus
Dunia remaja
adalah “dunia seru” yang penuh onak duri serta penuh warna warni. Terlebih masa
“heboh-hebohnya” diriku yang terkategori remaja labil karena mudah di terpa oleh
badai zaman bernama “arus sekulerisme”. Sebut saja namaku Firda, aku adalah
tipe orang tak bisa diam, haus akan ilmu, hobi berorganisasi, suka menjadi
pemimpin dan mau di pimpin. Terhitung sejak SMA aku mulai aktif bergabung di
berbagai organisasi di sekolahan. Mulai baris-berbaris (peleton inti), ngeband,
debat bahasa inggris, hingga mampir dinobatkan sebagai ketua osis SMA.
Ada
sepenggal fragmen cerita cinta tatkala teman laki-laki satu kelas “malu-malu
kucing” saat ngobrol berhadapan denganku. Orangnya pendiam, kategori cowok “cool”
dikalangan siswi-siswi, ternyata diam-diam dia memendam rasa suka padaku. Usut
punya usut ternyata “benar”, dia memang punya rasa suka padaku. Hal ini terbukti,
ketika dia mengungkapkannya langsung padaku saat acara di sekolahan. Pada malam
renungan itulah dia mengutarakan cinta padaku. Diriku sontak jujur saja
tersanjung, tidak menyangka ada cowok cool di SMA bisa suka denganku. Aku
pun mencoba rendah diri bersikap “sok bijak”, hanya bisa mendengarkan tanpa
membalasnya. Aku mencoba “easy going” tak perlu diambil hati dan dibawa pikiran,
meski tak bisa dipungkiri kejujuran dia mengungkapan cintanya padaku masih
membekas hingga detik ini. Walhasil cowok cool yang pernah satu
organisasi se-OSIS ini mulai menjauh dariku, karena dinginnya aku cuek tak merespon
cintanya. Kata orang cintanya dia “bertepuk
sebelah tangan”, alias tidak berbunyi tepukannya.
Allah Maha Pencipta
dan Maha Mengatur, Allah menciptakan manusia penuh dengan kelemahan,
keterbatasan dan serba kurangnya tak ada yang perlu disombongkan. Betapa
sayangnya Allah kepada kita, hingga kita diciptakan sebagai manusia yang dibekali
potensi akal, naluri-naluri dan kebutuhan hidup. Itulah mengapa manusia
senantiasa bergerak untuk beraktivitas memenuhi kebutuhan hidup dan naluri-nalurinya.
Sayang, tidak semua manusia mau menggunakan akalnya untuk memenuhi nalurinya. Padahal,
akal yang Allah berikan berfungsi membedakan antara haq dan bathil. Selain itu
akal juga berfungsi menghukumi fakta.
Jati diriku
yang masih labil, meski berhasil menolak dan tidak merespon cowok cool
tadi. Ternyata ujian cinta yang lain pun silih berganti datang. Bahkan tercatat
ada satu seniorku (dalam salah satu organiasai) pernah menyatakan cintanya padaku.
Tak sekedar cinta, nekatnya dia berani mengajakku untuk mengajak nikah.
Bayangkan saja, dalam usiaku yang masih belia sontak aku masih belum siap untuk
mendengarkan kekata itu. Aku coba lupakan ungkapan itu dan mengalihkan
perhatian pada kegiatan yang lebih positif. Silih berganti waktu, senior tadi pun
mulai berhenti menggangguku, karena aku juga “stop” tidak meresponnya.
Aku mulai
mencari informasi dengan menghadiri forum-forum yang menggugah semangat dan
motivasi. Dari training kepemimpinan, seminar anti narkoba, seminar anti gaul
bebas, dan training-training sebagainya. Banyak informasi yang ku dapatkan. Bayang
rayuan setan pun kadang menggoda, aku pun tak bisa menafikkan juga tumbuh benih
cinta kepada lawan jenis. Tapi, aku terlanjur paham dengan Islam, bahwa Islam
memiliki cara indah untuk mengatur dan memenuhi cinta. Ku hanya bisa mencintai
lawan jenis dalam diam. Ku coba mengalahkan amarah untuk menundukan cinta
dengan keimanan. Biarlah kata orang “sok alim atau sok ustadzah” biarlah,
karena aku hanya akan memilih cinta hakiki yaitu cinta yang berlandaskan “cinta
dan benci karena Allah semata”, bukan cinta yang terlandasi nafsu semu nan
nista.
Usai SMA aku
melanjutkan kuliah, ternyata masih ada ku temui laki-laki yang menyatakan suka
kepadaku. Beruntung, aku sudah paham dengan Islam. Pilihan cintaku pun tercurah
hanya kepada orang-orang atas landaskan cinta karena Allah. Meski terasa sulit
begitulah “serunya dunia” karena tujuan hidup di dunia adalah untuk beribadah
kepada-Nya.
Pacaran, NO!
Nikah Muda,
YES!
Mengkajilah
Islam hingga mati, karena berbenah diri tiada terhenti
Teruslah
suarakan kebenaran kepada yang lain secara pasti
Semoga
pilihan hidup di dunia dengan memilih cinta hakiki
Balutan
fitrah yang bermuara indah pada keberkahan Illahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami