Kamis, 12 Juni 2014

Ajang Perlombaan

Bismillah...

Jika ada pertanyaan seperti ini
"Kira-kira Khilafah tegak di negara mana ya?"
dan pertanyaan ini disampaikan kepada sebagian umat muslim diberbagai negara maka,

tatkala bertemu muslim Indonesia, jawabnya "Insyallah di Indonesia"

kemudian bertemu muslim Malaysia, jawabnya "Insyallah di Malaysia"

kemudian bertemu muslim Afganistan, jawabnya, "Insyallah di Afganistan"

kemudian bertemu muslim Turki, jawabnya, "Insyallah di Turki"

lalu bertemu muslim Bangladesh, jawabnya "Insyallah di Bangladesh"

lalu bertemu muslim Suriah, jawabnya "Insyallah di Suriah"

kemudian bertemu muslim Palestina, jawabnya "Insyallah di Palestina"

lalu bertemu muslim Australia, jawabnya "Insyallah di Australia"

kemudian bertemu muslim Pakistan, jawabnya "Insyallah di Pakistan"

lalu bertemu muslim Inggris, jawabnya "Insyallah di Inggris"

kemudian bertemu muslim Tunisia, jawabnya "Insyallah di Tunisia"

lalu bertemu muslim Mesir, jawabnya "Insyallah di Mesir"

kemudian bertemu muslim Libanon, jawabnya "Insyallah di Libanon"

lalu bertemu muslim Sudan, jawabnya "Insyallah di Sudan"

lalu bertemu muslim Afrika, jawabnya "Insyallah di Afrika"

kemudian bertemu muslim Yaman jawabnya "Insyallah di Yaman"

dan bertemu saudara muslim lainnya diberbagai negara dengan menjawab "Insyallah" di negara tempat tinggalnya tersebut.

"Masyallah..."
Sahabat muslimah, sadarkah bahwa 'ternyata' detik ini sebagian umat muslim sedang 'bersungguh-sungguh' mempersiapkan tegaknya Khilafah di masing-masing negaranya. Kabar tegaknya Khilafah adalah Janji Allah yang pasti terjadi, maka sebagai hamba-Nya semestinya tergugah untuk berlomba-lomba dalam menjemput janji Allah SWT sebagaimana saudara-saudara muslim kita di luar negeri sana.

dan pertanyaan selanjutnya,
sekarang antunna ada di Indonesia, bersiapkah antunna untuk turut andil dalam 'Ajang Perlombaan' menjemput janji Allah dengan ikut berjuang menegakan Khilafah?

katakan dengan lantang "SAYA SIAP!!!"

Rabu, 11 Juni 2014

Rona Dzikir

Bismillah...
Alhamdulillah...
Subhanallah...
Allahuakbar...

Mari basahi lidah dengan lantunan dzikir
Rasakan betapa sejuknya udara yang masih tertarik
Dalam hamparan rona kuasa #IndonesiaMilikAllah
Semoga keistiqomahanmu tersemat di jalan dakwah

Bersyukurlah!

Bismillah...
Sejuknya udara pagi dalam hamparan #IndonesiaMilikAllah.

Terlantun ucap "Alhamdulillah", Allah masih pinjamkan 'sisa' usia untuk kita. Semoga Allah memberikan kemudahan atas urusan dakwah dan urusan-urusan kaum muslimin lainnya. Aamiin

Mari syukuri hari ini dengan tetap bersabar dan istiqomah di jalan dakwah-Nya. Aamiin...

#Renungan

#Renungan
==========
Bismillah...

Ucap syukur 'Alhamdulillah' kepada Allah SWT yang masih meminjamkan sisa usia kepada kita semua. Namun sadarkah bahwa setiap dari kita sesungguhnya mengantri untuk mati dan kita tidak tahu di bagian barisan manakah kita...

Antrian mati itu terus mendekat dan tak pernah memanjang...
kita makin mendekati mati namun jarang yang menyadari...

Padahal Allah Ta'ala berfirman dan memberikan petunjuk bagi orang-orang yang beriman, yang artinya:

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." [QS. Al Jumu’ah: 8]

Sahabat Muslimah,
karena setiap awal pasti ada akhir....
jangan takut mati karena itu adalah hal yang pasti, tapi takutlah bagaimana caranya kita mati dan pastikan diri kita ada pada akhir yang baik. Allahumma Aamiin

Mari kita renungi dan jawab pertanyaan berikut ini.

Apakah antunna sudah 'SIAP' jika kematian menjemput?

Peringatan Nabi untuk Tidak Memilih Pemimpin Sekuler

Ummat mestinya memperhatikan hadits Nabi Saw berikut ini agar tidak memilih satu pun Pemimpin Sekuler :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي

"...Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ka'b bin' Ujroh, "Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh", Ka'b bin 'Ujroh Radliyallahu'anhu bertanya, "Apa itu kepemerintahan orang bodoh?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, siapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas telagaku. Siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di atas telagaku..."

[Musnad Ahmad No.13919]

***

Sebarkan sebanyak-banyaknya.

Hamparan Asa

Pagi untuk hamparan #IndonesiaMilikAllah. Di mana pun kita berada, terlalu mudah bagi Allah untuk memberikan 'kenikmatan rizki' kepada kita.

Namun sayangnya, manusia terkadang 'lalai' untuk berdzikir dan istiqomah di jalan-Nya.

Semoga kita bukan termasuk ke dalam orang-orang yang lalai tersebut.

Terlantun "Alhamdulillah", Allah masih berikan nikmat rizki, nikmat iman dan nikmat Islam untuk hari ini.

Mari syukuri dengan tetap bersabar dan istiqomah di jalan-Nya. Aamiin...

Debat Capres & Cawapres

Debat Capres & Cawapres
===================
Masing-masing pasangan sangat 'jelas' mengelu-elukan demokrasi dan meyakini demokrasi akan menghantarkan kesejahteraan bagi rakat Indonesia.

Pertanyaannya...

1. Sudah berapa tahun Indonesia memakai sistem demokrasi?
2. Apakah selama Indonesia memakai sistem demokrasi, rakyatnya sudah sejahtera?

Terjadi kesejahteraan pada sistem demokrasi itu ibarat 'api jauh dari panggang' alias mustahil. Why? Catet!

1. Karena tidak ada satu pun contoh negara yang menerapkan sistem demokrasi secara 'kaffah' yang terbukti memberikan kesejahteraan rakyat.
2. Demokrasi meletakkan (kedaulatan) hak pembuat hukum pada manusia, kita tahu manusia itu tempatnya lemah dan terbatas, hasilnya adalah aturan yang berpihak pada kepentingan pemodal/kapitalis atau elit asing, bukan pada rakyat. Maka demokrasi 'real' menyejahterakan kapitalis dan 'utopis' menyejahterakan rakyat!
3. Demokrasi adalah sistem rusak yang merusak.

Sahabat yang dicintai Allah.
Mari kita berpikir cemerlang dan melakukan langkah 'real' untuk menyelamatkan negeri ini. Jika antunna ingin hidup sejahtera silakan buka kembali pedoman hidup antunna yakni Al Qur'an. Bismillah...bukalah Surat Al A'raaf: 96 yang artinya

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Masih bingungkah akan dikemanakan negeri ini? sebagai orang beriman kita tidak perlu bingung akan kita kemanakah masa depan negeri karena firman Allah SWT Al Qur'an punya solusinya.
Ya, tepat sekali hanya dengan menerap Islam kaffah maka rakyat akan merasakan keberkahan dari langit dan bumi, sejahtera nan mulia.

Dan kesimpulannya, kesejahteraan hanya bisa dipasangkan dengan sistem Islam (Khilafah) bukan sistem demokrasi. Why?

1. Sistem Islam pernah diterapkan secara kaffah dan berhasil memberikan 'bukti' kesejahteraan penduduknya. Perlu bukti? silakan buka kembali sejarah tatkala syariah Islam diterapkan secara kaffah oleh Negara Khilafah. Bahkan ada masa dimana seorang khalifah tidak menemukan satupun penduduknya yang berhak atas zakat. Artinya apa? Ya, tepat sekali, penduduknya sudah hidup sejahtera. Sandang, pangan dan perumahan telah dijamin oleh Negara Khilafah.
2. Sistem Islam meletakkan kedaulatan pada aturan buatan Allah SWT. Allah Maha Agung, Allah Maha Pencipta, Allah Maha Mengatur, niscaya aturan Allah adalah aturan yang pas bagi manusia karena Allah Maha Tahu dan Maha Adil.
3. Sistem Khilafah adalah sistem shahih dari pencipta yang membawa keberkahan di dunia dan akhirat

So, selama sistemnya tetap menggunakan demokrasi 'MUSTAHIL' kesejahteraan (yang saat ini sedang dikampanye-kampanyekan) bisa terwujud.

So, jalan keluarnya adalah mari back to Qur'an (pedoman hidup kita) dengan mewujudkan penerapan syariah dalam naungan Khilafah!

Takbir Saudara!
"ALLAHUAKBAR"

Apa kabar . . .

Bismillah...

Apa kabar raga...??
Masihkah 'ghiroh' juangmu mengalahkan rasa lelahmu ataukah sudah terparkir untuk menikmati pesona dunia?

Apa kabar hati...??
Masihkah ia seperti padi yang semakin merunduk ketika bertambah bulir, tawadlu di ujung tangkainya?

Apa kabar iman...??
Masihkah ia bercahaya laksana bintang yang menerangi malam? Atau jangan-jangan mulai redup perlahan?

Apa kabar akal...??
Masihkah ia dahaga akan ilmu?
Masihkah ia berpikir tentang kemuliaan umat, atau hanya berpikir tentang pernik pemuas diri?

Apa kabar lisan...??
Masihkah ia basah oleh dzikrullah dan dakwah ataukah telah terganti oleh kata-kata tak bermakna?

Wahai sahabat surgaku dimanapun engkau berada, semoga Allah Ta'ala senantiasa menjaga ragamu, hatimu, imanmu, akalmu dan juga lisanmu. Aamiin Allahumma Aamiin

(Kisah Nyata) Berawal dari OMDO (OMong DOang)

Kisah Nyata
 
Berawal dari OMDO (OMong DOang)
============================

Dalam sebuah diskusi antara Bu Dosen dengan dua orang mahasiswi. Obrolan yang didiskusikan berkenaan dengan masalah negeri ini yang bisa berubah menjadi lebih baik hanya dengan menerapkan syariah Allah SWT secara kaffah. Bu Dosen pun sempat menanyakan bagaimana langkah realnya yang bukan sekedar OmDo.

"Maaf lho mbak kalau saya sering mengatakan OMDO" tutur Bu Dosen kepada salah seorang mahasiswi.

"Hehe..iya Bu tidak apa-apa, saya memang bagian dari pasukan OMDO Bu" sahut mahasiswi.

Bu Dosen pun kemudian tersenyum

***
Dan tatkala ada sebagian orang yang masih mengatakan perjuangan (dakwah khilafah) ini "OMDO". Padahal,
- proses penyadaran baru saja dilakukan
- kekuatan masih dalam proses dihimpun
- energi potensial dalam proses pengumpulan.

dan memang 'OMDO' secara kasat mata tak terlihat ada gejala perubahan. Akan tetapi, menjadi keniscayaan kelak kesadaran umat dan kekuatan pendukung akan terlihat jelas dan seketika itu juga 'terlihat' sebuah kekuatan besar yang bersiap melakukan perubahan secara revolusioner, insyaAllah. Allahuakbar!

Kamu Yang Spesial :)

Bismillah...

Anda adalah hamba Allah yang memikul kewajiban mengemban dakwah.
Namun, ada kalanya sebagai pengemban dakwah selalu dihujani dengan berbagai tindak penolakan dakwah.
Jangan menyerah, tetap menataplah ke depan bahwa tumpuan asa keberhasilan dakwah hanya kepada Allah SWT.
Ingat, Allah SWT Maha Kuasa yang bisa membolak-balikkan hati manusia

Dakwah...memang bukan perkara yang mudah
Dakwah...mamang perihal yang sulit.
Akan tetapi 'sulit' bukan berarti kita tidak bisa.
Katakan dengan lantang "Pasti Kita Bisa!"

Luruskan niat 'lillah' niscaya setiap usaha untuk membangun Khilafah selalu ada pundi-pundi pahala yang menawan
Wajar jika perjuangannya akan selalu dihadang oleh ribuan tantangan
Karena kita yakin janji Allah, maka kita tak akan mundur!
Karena kita pengemban mabda' Islam, maka kita tak akan kendur!

Mari melangkah menyeru kepada Islam Kaffah!
Mari berlari untuk menyibak kemungkaran sistem jahiliyah!

Berjuanglah menjemput INDAHnya hidup dalam naungan Khilafah yang insyallah keberkahannya akan bertaburan dari langit dan bumi.

"Allah...istiqomahkan kami"

Takbir Saudara!
"ALLAHUAKBAR"

22

21

20

19

18

17

14

16

16

15

14

13

12

11

11

10

9

8

7

Senin, 02 Juni 2014

STRATEGI STANDARISASI PELAYANAN PADA MADRASAH DINIYAH SORE DAN TAMAN BACA MASYARAKAT

Kelompok 3

STRATEGI STANDARISASI PELAYANAN PADA MADRASAH DINIYAH SORE DAN TAMAN BACA MASYARAKAT
 Dini Dahlia (12490067)
MPI B

Berdasarkan UU Sisdiknas No 20/2003, Pasal 5 ayat 1 Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu. Hal ini berarti bahwa setiap lembaga pendidikan baik formal, nonformal dan informal harus bisa memberikan pelayanan pendidikan yang baik dan bermutu bagi seluruh warga negara.
Pendidikan di negara ini terus berbenah, terlihat dari perbaikan demi perbaikan dari segi kurikulum pendidikan yang terus dilakukan. Selain dari segi kurikulum, banyak segi-segi lain yang harus diperhatikan agar tercapai suatu lembaga pendidikan yang bermutu dan mampu memberi pelayanan yang baik bagi masyarakat. Yaitu dengan adanya standarisasi kelayakkan suatu lembaga pendidikan dengan kriteria yang telah ditentukan. Hal ini kita kenal dengan nama akreditasi sekolah / madrasah. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Akreditasi ini memang sudah diterapkan, namun sayangnya baru sebatas pada lembaga pendidikan formal saja yaitu sekolah / madrasah, sedangkan lembaga pendidikan nonformal dan informal seperti Madrasah diniyah dan Taman baca terabaikan. Padahal peran keduanya tidak kalah penting dengan lembaga pendidikan formal. Madrasah diniyah dan Taman baca juga berperan dalam mendidik dan memajukan bangsa ini.
Melihat perhatian pemerintah yang hanya tertuju pada lembaga pendidikan formal menimbulkan kekhawatiran baru akan nasib kedepan Madrasah diniyah dan Taman baca. Apalagi sekarang ini mulai banyak bermunculan lembaga-lembaga sejenis yang bertujuan bukan untuk memberikan layanan pendidikan namun sekedar mencari keuntungan dari para santri atau pelanggannya. Mereka tidak memberikan kualitas belajar yang baik yang seharusnya diberikan. Mulai dari pengajar yang tidak berkompeten, materi yang sudah tidak relevan dengan keadaan sekarang dan sarana prasarana yang kurang memadahi. Hal seperti ini harusnya menjadi perhatian pemerintah, yang mana pemerintahlah yang bertanggung jawab terhadap terpenuhinya layanan pendidikan yang baik dan bermutu bagi masyarakatnya.
Disini kami sebagai penulis akan menggambarkan tindakan yang bisa dilakukan jika kami berperan sebagai pemerintah. Melihat permasalahan di atas kami telah mendiskusikan solusi yag mungkin bisa diterapkan. Untuk menciptakan pelayanan pendidikan yang bermutu maka perlu adanya standarisasi mutu yang jelas yang harus diterapkan agar lembaga pendidikan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kami gambarkan disini dalam tingkatan kabupaten, kami membagi tahapnya ke dalam tiga tahap.
Pertama, pihak pemerintah harus memberikan pemahaman kepada setiap lembaga mengenai manfaat dan pentingnya akreditasi. Hal ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi yaitu dengan mengumpulkan setiap ketua lembaga. Dengan sosialisasi ini maka akan menyatukan pemikiran / persepsi setiap lembaga akan pentingnya akreditasi.
Tahap kedua, pemerintah menginstruksikan kepada para ketua lembaga agar berkumpul dan bermusyawarah dengan didampingi tim khusus dari pemerintah untuk membuat standar kelayakkan yang sesuai yang dapat diterima oleh setiap lembaga. Tahap ini diserahkan kepada para ketua lembaga kerena merekalah yang lebih tahu mengenai lambaga yang mereka pimpin dan standar seperti apa yang dibutuhkan. Dari musyawarah ini akan terjadi pertukaran pikiran antar ketua mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing lembaga dan bagaimana cara mengatasinya. Setelah tercipta standar kelayakkan yang disetujui oleh setiap lembaga maka kemudian hasilnya diserahkan kepada pemerintah untuk di sahkan.

Tahap ketiga yaitu pengesahan standar kelayakkan yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan nonformal dan informal oleh pemerintah. Inilah tahap akhir dari usaha standarisasi kelayakkan atau akreditasi lembaga nonformal dan informal. Dengan disahkannya standar ini maka pelaksanaan dan pelayanan pendidikan di Madrasah diniyah dan Tamam baca akan menjadi lebih baik dan tentunya akan memberikan keuntungan bagi semua pihak baik lembaga, masyarakat maupun negara.