Minggu, 26 Januari 2014

Tips Berinteraksi di Dunia Maya

-------------------------------------
Di Kamar Lagi Fesbukan

Si Akhwat (remaja putri) sedang menulis status begini:
“Lampu dapur mati, sepertinya butuh ganti lampu deh”.

Tak lama kemudian dikomentari oleh ikhwan (remaja putra)

Ikhwan (23.30 wib) : "Haha…makanya ukh harusnya segera di ganti lampunya biar terang gitu"
Akhwat (23.32 wib) : "Syukron akhi atas sarannya, iya ni lampunya dapur sudah lama dan memang perlu diganti"
Ikhwan (23.33 wib) : "Apa perlu saya bantu pasangkan ukh?"
Akhwat (23.34 wib) : "Tidak usah akhi, syukron"
Dan di lanjutkan komentar seterusnya…

Sobat Pelajar  (awas! ana mau tepok jidat dulu)

Ana share tips untuk menjaga interaksi di dunia Maya, catet ya Sob:

1.Kalau pasang status yang bermanfaat Sob. Misal status yang bisa diambil ibrah (pelajarannya) dan dalam rangka mengajak kebaikan. 

2. Kalau ada lawan jenis yang ngetag/nyetatus plus komen-komen yang gak penting, tidak perlu direspon Sob 

3. Jika antum seorang akhwat, langsung aja tegur si akhwat tadi secara ma’ruf via inbox. Misal dengan mengingatkan begini (jangan lupa sapa salam dulu…)

“afwan ukh, sekedar mengingatkan untuk pribadi diri saya sendiri dan untuk kita bersama. Alangkah baiknya jika ada ikhwan yang ngetag/komentar yang tidak penting dan bukan mahram kita. Alangkah baiknya tidak perlu untuk direspon. Afwan saya sedikit curhat ini, saya "risih" melihat interaksi laki-laki dan perempuan di dunia maya yang bahkan waktu sudah menunjukkan larut malam, bahkan sudah hampir pagi hari. syukron”

Nah, kalau antum seorang ikhwan dan tahu ada interaksi lawan jenis yang juga gak jelas geto, langsung aja di tegur via inbox si ikhwannya sob. Contohnya ya seperti diatas tadi, cuma tinggal diganti "afwan akhi sekedar mengingatkan…..dan seterusnya."

Okey semoga bermanfaat, jangan lupa dibagi-bagikan ya Sob 

Yuk ISTIQOMAH Belajar ISLAM lagi 

Cerita Menarik (versi Remaja)

Sobat pelajar, di rubrik Cemen kali ini ada tokoh baru lho, kenalkan namanya Mas Uhui, dia orangnya tampan, fungki, keren, rambutnya rapi disisir. Hehe..awas aja ya sobat remaja putri bisa-bisa gak bisa kedip lhoh kalau lihat dia..hihihi

Ohya tak ketinggalan seperti biasa Kak Comel yang masih saja suka bikin ulah alias Bandel ada dalam CeMen ini. Eh..yang nyari tokoh Chiki, kali ini Chiki sembunyi dulu ye...coz adegan CeMen saat ini khusus orang dewasa..hihihi (Opsss...siap-siap ada SENSOR).
Okeh Simak Yeiy :)

Mas Uhui : "Assalamu'alaikum dik" :)

Comel : "Wa'alaikumusalam wa rohmatullahi barokatuh Mas" :)

Mas Uhui : "Aku kangen lho sama kamu?"

Comel : "Iya mas sama, aku juga kangen sama kamu" (sambil tersipu malu, ia meraih tangan Mas Uhui)

Mas Uhui : "Eh, jangan pegang-pegangan tangan begini dik, khan kita bukan mahram".

Comel : "Khan Comel tadi sebelum pegang tangan mas udah berdoa bismillah Mas"

Mas Uhui : (Masih bergendengan tangan) "eh dik, ini namanya maksiat dik"

Comel: :Gapapa mas, khan nanti bisa istighfar"

Mas Uhui : "Tolong lepaskan dik, aku gak mau jadi teman maksiatmu, yang malah justru menambah tabungan dosamu"

>> Huaaaaaaaaa............ternyata adegannya kayak gini "Tolong..Stop, SENSOR-SENSOR".
HUUhhf...gini nieh kalau semuanya mau coba menghalalkan dengan segala cara, udah gitu pake diembel-embeli "Islami" lagi. Aihh...kemaksiatan ya kemaksiatan, gak ada juga kale istilah "Pacaran Islami" masa pacaran dengan diawali salam, terus di mulai dengan basmallah, berpisah dengan hamdallah". Innalillahi wa innaillahi roji'un..gak ada itu Pacaran islami !

Sobat pelajar, jangan ditiru yak adegan diatas, jangan coba-coba. Dalam Islam itu perkara haq dan bathil jelas-jelas berbeda dan tidak bisa dicampurkan. Masak kebenaran mau dicampurkan dengan perkara maksiat sih. Jangan-jangan ntar ada juga tuh istilah judi islami, perkosa islami, pelacur islami, oh no! Stop-stop, jangan melegalisasikan kemaksiatan dengan menambah-nambahi dengan istilah Islami yak.

Okey, Sobat pelajar kita harus saling mengingatkan ya dalam kebaikan, semoga kita bisa Istiqomah terus mengkaji islam Kaffah, Insyallah (^/\^)

Cerita Menarik (Remaja)

Hehe kembali  lagi bertemu dengan Kak Comel dan Chiki

Chiki : Sobat pelajar, Chiki mau nanya nie sama Kak Comel...
Kak Comel-kak Comel, Kaka tahugak gimana caranya biar jadi anak yang sholih/sholihah? ^__^
Comel : Hah solih? Chiki-chiki, mana bisa kita bisa solih, susah tauk!
Chiki : Iya kak susah, tapi....bagi Chiki hal yang susah itu bukan berarti kita gak bisa, Pasti bisa! Dan Chiki pengen kak bisa jadi anak yang sholih^__^
Comel : Halah, kamu aja kalau baca Qur'an masih "au..au.." masak bisa jadi anak sholih sih, jangan ngimpi deh ahh.
Chiki : Ihh..kakak kok gitu sih, emang sih Chiki baru belajar baca Al Qur'an, baru juga lulus Ebta Jilid 6 kamarin sore, tapi Chiki gak mau patang semangat biar jadi anak sholih.
Comel : Emangnya kamu tahu gimana caranya?
Chiki : Laaahh..kakak kokm baliiik nanya sih, hehe...
Comel: hehe..adik, adik tahu sendiri khan, kakak aja kalau dateng pangajian malesnya minta ampun, bukannya adik tuh yang rajin dateng KaReI (Kajian Remaja Islam).
Chiki : Iya kak, karena Chiki pingin jadi anak yang sholih, Chiki masih inget kalau kita mau sholih dengan beramal sholih harus memenuhi syarat diterimanya amal kak
Comel : Weleeh..dua syarat dik, kayak registrasi mahasiswa aja pake syarat segala
Chiki : Zayalah kak
Comel: emang apa syaratnya?
Chiki : Yang Chiki fahami dari Makar (Materi Kajian Remaja) kemarin. Pertama : Lakukan sesuatu dengan niat karena Allah. Yang kedua : Lakukan sesuatu dengan cara yang benar, yakni sesuai dengan aturan Allah.
Comel : Hummm.....jadi harus niat karena Allah dik?
Chiki : Yuph, pokoknya ya cuma itu syarat Amal Sholih, kalo dua-duanya ga terpenuhi Allah gak akan ridho kak.
Comel : Bungkus deh..
Chiki : Apanya kak?
Comel : Ilmunya...hehe

Ya Ali, Kembalikan Barang-Barang Ini…


HARI ini genap sudah 70 orang pengikut Rasulullah yang berada di kota Mekkah. Rasulullah merasa senang. Ini berarti Allah telah membuatkan baginya “benteng pertahanan” dari suatu kaum yang memiliki keahlian dalam peperangan, persenjataan, dan pembelaan. Sesungguhnya Mekkah adalah medan dakwah yang berat.

Tetapi penyiksaan dan permusuhan terhadap kaum muslimin pun makin gencar dan berat. Mereka menerima cacian dan penyiksaan yang sebelumnya tidak pernah mereka alami. Para sahabat mengadukannya kepada Rasulullah. Rasulullah diam sejenak.

“Sesungguhnya,” Rasulullah berkata, “aku pun telah diberitahu bahwa tempat kalian adalah Yastrib. Barang siapa yang ingin keluar, hendaklah menuju Yastrib.”

Para sahabat pun bersiap-siap. Mereka segera mengemas semua keperluan perjalanan, kemudian secara sembunyi-sembunyi berangkat ke Yastrib. Tidak seorang pun dari sahabat Rasulullah yang berani berhijrah secara terang-terangan kecuali Umar bin Khattab. Umar membawa pedang, busur, panah dan tongkat di tangannya menuju Ka`bah. Kemudian sambil disaksikan oleh tokoh-tokoh Quraisy, Umar melakukan thawaf tujuh kali dengan tenang. Setelah itu Umar datang ke Maqom mengerjakan shalat. Usai shalat, Umar bersuara lantang, “Barang siapa ibunya ingin kehilangan anaknya, atau istrinya ingin menjadi janda, atau anaknya menjadi yatim piatu, aku tunggu di balik lembah ini…”

Perkataan Umar ini disambut dengan sedikit keheranan oleh para kafir Quraisy. Mereka saling berpandangan. Kini jelaslah sudah berita itu. Selama ini para kafir Quraisy hanya menduga-duga saja bahwa sebagian pengikut Muhammad telah meninggalkan Mekkah. Umar sendiri kemudian melenggang meninggalkan Mekkah dengan diikuti oleh beberapa orang yang lemah.

Setelah keberangkatan Umar, berangsur-angsur kaum Muslimin melakukan hijrah ke Yatsrib sehingga tidak ada yang tertinggal di Mekkah kecuali Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib dan Abu Bakar. Juga orang-orang yang ditahan, sakit atau tidak mampu keluar.

Apa gerangan yang membuat Rasulullah terus bertahan?

Abu Bakar gundah bukan buatan. Bukan apa-apa, sudah banyak kejadian mengerikan yang diterima Rasulullah dan dirinya serta Ali. Perlakuan kaum kafir itu sudah benar-benar di luar batas. Abu Bakar tidak tahu apakah Rasulullah tetap ingin tinggal di Mekkah atau bagaimana. Maka ia memberanikan diri bertanya kepada sahabatnya itu. “Ya Rasulullah, apakah engkau juga menginginkan hijrah sebagaimana kaum Muslimin yang telah terlebih dahulu melakukannya?”

Rasulullah mafhum dengan pertanyaan sahabatnya itu. Sebagai manusia biasa, Abu Bakar juga mempunyai kegelisahan-kegelisahan. Rasulullah menjawab, “Ya, aku juga menginginkannya. Tapi hendaknya jangan terburu-buru. Aku ingin memperoleh izin terlebih dahulu dari Allah…”

Abu Bakar bersabar. Ia menangguhkan keberangkatannya untuk menemani Rasulullah. Ia lalu membeli dua ekor unta dan dipeliharanya selama empat bulan. Dalam kurun waktu itu, kaum Qurasiy mengetahui bahwa Rasulullah telah memiliki pendukung dan sahabat dari luar Mekkah. Mereka khawatir kalau Rasulullah keluar dari Mekkah kemudian menghimpun kekuatan di sana dan menyerang mereka.

Suatu hari setelah penantian yang memerlukan kesabaran, Rasulullah datang ke rumah Abu Bakar. Tidak biasanya Rasulullah datang ke rumah Abu Bakar dalam situasi yang seperti ini. Abu Bakar langsung tersadar, “Demi Allah yang jiwaku ada di tangannya, pasti ada kejadian penting.”

Setelah Rasulullah masuk, beliau berkata pada Abu Bakar, “Suruhlah keluargamu keluar rumah.”

“Ya Rasulullah,“ Abu Bakar menjawab, “tidak ada siapa-siapa di sini kecuali keluargaku…”

Rasulullah kemudian menjelaskan, “Allah telah mengizinkan aku berangkat hijrah…”

Abu Bakar berbinar. “Apakah aku jadi menemani engkau, ya Rasulullah?”

Rasulullah menganggukkan kepalanya. Bukan main girangnya Abu Bakar. Ia segera menyiapkan untanya.

Ketika keperluan hijrah sudah terpenuhi, Abu Bakar menunggu-nunggu kenapa Rasulullah belum juga bersiap-siap. Rasulullah memang menunda keberangkatannya. Ternyata Rasululah menemui Ali Bin abi Thalib.

“Ya Ali, kemarilah.”

“Ada apa, Ya Rasulullah?”

“Tolong, kembalikan barang ini kepada pemiliknya. Aku tidak bisa menjumpai mereka langsung dan mengembalikannya. Aku harus segera meninggalkan Mekkah secepatnya dan tidak bisa lagi menjaga barang-barang mereka…”

Ali tertegun. Ditatapnya barang-barang yang ditunjukan Rasulullah. Begitu banyaknya. Pada masa itu setiap orang di Mekkah-termasuk juga orang kafir-yang merasa khawatir terhadap barangnya yang berharga selalu menitipkan kepada Rasulullah. Kaum kafir walau mereka memusuhi Rasulullah, tapi mereka percaya kepada kejujuran dan kesetiaan Rasulullah dalam menjaga barang-barang amanat. Dan nyatanya barang itu selama dalam pengawasan Rasulullah tetap aman terjaga.

Akan halnya Ali, ia segera melaksanakan apa yang diperintahkan Rasulullah. Menjaga barang-barang kepunyaan orang-orang yang memusuhinya. Sementara itu, Rasulullah dan Abu Bakar menyusun strategi dan bersiap-siap untuk meninggalkan Mekkah menyusul sahabat-sahabat yang lain. [sa/diambil dari buku "Peri Hidup Nabi & Para Sahabat" Karya : Saad Saefullah, Pustaka SPU]

Mengenal UMAR BIN KHATHTHAB

UMAR BIN KHATHTHAB RADHIYALLAHU 'ANHU

Nasabnya

Beliau adalah Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafs al-’Adawi. Julukan beliau adalah al-Faruq. Ada yang menyebutkan bahwa gelar itu berasal dari Ahli Kitab.1

Adapun ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam.

Ciri-Ciri & Sifatnya

Beliau adalah seorang lelaki yang tinggi, kepala bagian depannya botak, selalu bekerja dengan dua tangannya, kedua matanya hitam, berkulit kuning3, ada yang mengatakan berkulit putih hingga menjadi kemerah-merahan. Giginya putih bersih mengkilat, selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan menggunakan inai (daun pacar).

Beliau adalah orang yang sangat tawadhu’ kepada Allah. Kehidupan dan makanannya sangat sederhana. Beliau terkenal sangat tegas dalam urusan agama Allah, selalu menambal bajunya dengan kulit, membawa ember di atas kedua pundaknya, dengan wibawanya yang sangat besar, selalu mengendarai keledai tanpa pelana, jarang tertawa dan tidak pernah bergurau dengan siapapun. Cincinnya bertuliskan sebuah kata-kata “Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar.”

Istri & Anak-Anak Beliau

Al-Waqidi, al-Kalbi dan lainnya pernah berkata, “Pada masa jahiliyyah Umar pernah menikahi Zainab binti Mazh’un saudara wanita dari Utsman bin Mazh’un, dari perkawinan tersebut lahirlah Abdullah, Abdurrahman yang sulung, serta Hafshah.

Beliau juga pernah menikahi Mulaikah binti Jarwal, dari hasil perkawinan tersebut lahirlah Ubaidullah. Setelah itu beliau menceraikannya ketika terjadi hudnah (perdamaian). Setelah dicerai wanita tersebut dinikahi oleh Abu Jahm bin Hudzaifah, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Madaini.

Al-Waqidi berkata, “Wanita ini bernama Ummu Kaltsum binti Jarwal, dari hasil pernikahan ini lahirlah Ubaidullah dan Zaid yang bungsu.”

Al-Madaini berkata, “Umar pernah menikahi Quraibah binti Abi Umayyah al-Makhzumi, sewaktu terjadi hudnah (perdamaian) Umar menceraikannya, setelah itu wanita ini dinikahi oleh Abdurrahman bin Abu Bakar.

Mereka berkata, “Umar juga menikahi Ummu Hakim binti al-Harits bin Hisyam setelah suaminya -yakni Ikrimah bin Abu Jahal- terbunuh dalam peperangan di negeri Syam. Dari hasil pernikahan ini lahirlah Fathimah. Kemudian Umar menceraikannya.” Al-Madaini berkata, “Umar tidak menceraikannya.

Mereka berkata, “Umar pernah pula menikahi Jamilah binti Ashim bin Tsabit bin Abi al-Aqlah dari suku Aus.”

Umar juga menikahi Atikah binti Zaid bin Amr bin Nufail, yang sebelumnya adalah istri Abdullah bin Abu Bakar. Setelah Umar terbunuh, wanita ini dinikahi oleh az-Zubair bin al-Awwam رضي الله عنه. Disebutkan bahwa wanita ini adalah ibu dari anaknya yang bernama Iyadh, wallahu a ‘lam.

Al-Madaini berkata, “Umar pernah meminang Ummu Kaltsum, puteri Abu Bakar as-Shiddiq -ketika itu masih gadis kecil- dalam hal ini Umar mengirim surat kepada ‘Aisyah, namun Ummu Kaltsum berkata, “Aku tidak mau menikah dengannya!” ‘Aisyah berkata padanya, “Apakah engkau menolak Amirul Mukminin?” Ummu Kaltsum menjawab, “Ya, sebab hidupnya miskin.” Akhirnya ‘Aisyah mengirim surat kepada Amru bin al-Ash, dan Amru berusaha memalingkan keinginan Umar untuk menikahi puteri Abu Bakar dan menyarankan kepadanya agar menikahi Ummu Kaltsum puteri Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه dari hasil pernikahannya dengan Fathimah رضي الله عنها. Amru berkata padanya, “Nikahilah puteri Ali dan hubungkan kekerabatanmu dengan kerabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم.” Akhirnya Umar meminang Ummu Kaltsum kepada Ali dan memberikannya mahar sebanyak empat puluh ribu. Dan dari hasil pernikahan ini lahirlah Zaid dan Ruqayyah.

Mereka berkata, “Umar juga menikahi Luhyah -seorang wanita Yaman- dari hasil pernikahan itu lahirlah Abdurrahman yang bungsu, ada yang menyebutkan Abdurrahman yang tengah. Al-Waqidi berkata, “Wanita ini adalah Ummu al-Walad (budak wanita) dan bukan sebagai istri.9 Ada yang menyebutkan bahwa Umar juga memiliki Fukaihah sebagai Ummu Walad yang melahirkan anaknya bernama Zainab. Al-Waqidi berkata, “Zainab adalah anak Umar yang paling kecil.”

Ibnu Katsir berkata, “Jumlah seluruh anak Umar adalah tiga belas orang, yaitu, Zaid yang sulung, Zaid yang bungsu, Ashim, Abdullah, Abdurrahman yang sulung, Abdurrahman yang pertengahan, az-zubair bin Bakkar -yaitu Abu Syahmah, Abdurraman yang bungsu, Ubaidullah, Iyadh, Hafsah, Ruqayyah, Zainab, Fathimah رضي الله عنهم. Jumlah seluruh istri Umar yang pernah dinikahi pada masa jahiliyyah dan Islam baik yang diceraikan ataupun yang ditinggal wafat sebanyak tujuh orang. (bersambung)

Dikutip dari: Al-Bidayah wan-Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin, Ibnu Katsir

Usia UMAR BIN KHATHTHAB masuk Islam

::: UMAR BIN KHATHTHAB RADHIYALLAHU 'ANHU :::

KEISLAMANNYA

Umar masuk Islam ketika berusia dua puluh tujuh tahun.

Sebab mendasar dari keislamannya adalah do'a Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuknya ketika beliau bersabda,

"Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang paling Engkau cintai: dengan Abu Jahal bin Hisyam atau dengan 'Umar bin Khaththab."

Perawi hadits ini berkata, "Dari keduanya ternyata yang lebih dicintai Allah adalah Umar." [HR.At Tirmidzi no.3682]

Masuk islamnya Umar merupakan sebab besar kemenangan Islam dan kekuatannya karena salah satu keistimewaan Umar adalah kekuatan dan keberaniannya. Dia tidak gentanr karena Allah terhadap celaan orang-orang yang mencela.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, "Keislaman Umar adalah kemenangan, hijrahnya adalah kemuliaan dan kepemimpinannya adalah rahmat. Sungguh, dahulu kami tidak bisa shalat di sisi Ka'bah sebelum Umar masuk islam. Maka ketika Umar masuk Islam, dia berani melawan orang-orang Quraisy sehingga dia bisa shalat di sisi Ka'bah dan kami pun shalat bersamanya." [Ath Thabaqat, Ibnu Sa'ad]

Setelah masuk Islam, beliau mengikuti perang Badar dan seluruh peperangan yang terjadi setelahnya bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Beliau juga pernah diutus untuk berangkat bersama sebahagian tentara untuk memata-matai dan mencari informasi tentang musuh, terkadang menjadi pemimpin dalam tugas ini

Beliaulah yang pertama kali digelari Amirul Mukminin. Beliaulah yang pertama kali membuat penanggalan hijriyah, mengumpulkan manusia untuk Shalat Tarawih berjama’ah, orang yang pertama kali berkeliling di malam hari mengontrol rakyatnya di Madinah, yang pertama kali membawa tongkat pemukul untuk memberi pelajaran dan menghukum yang salah, yang pertama kali mendera peminum khamr 80 kali cambukan, khalifah yang melakukan banyak penaklukan, yang pertama kali membuat kota-kota, membentuk tentara resmi, membuat sekretariat, menentukan gaji tetap, menempatkan para qadhi, membagi-bagi wilayah yang ditaklukkan seperti as-Sawad, Ahwaaz, wilayah pegunungan, wilayah Persia dan lain sebagainya.

Beliau berhasil menaklukan banyak wilayah di negeri Syam, diantaranya, Damaskus, Yordania, Baisan, Thabariyah, al-Jabiyah, Ramalah, Asgalan, Gazza, daerah sawahil (pesisir), al-Quds, Ba’labak, Homs, Qinsir, Halab, dan Anthakiyah.

Dia juga menaklukkan Mesir, Iskandariyah (Alexandria), Tripoli Barat, dan Burqah.

Adapun daerah Jazirah Eufrat yang ditaklukkannya adalah, Harran, ar-Rahaa dan ar-Raqqah, Nasibain, Ra’sul ‘Ain, Syimsyath, ‘Ain Wardah, Perkampungan Bakr, Rabi’ah, negeri Mosul dan wilayah-wilayah sekitarnya

Wilayah Irak dan wilayah timur yang ditaklukkannya, Qadisiyyah, Sungai Sair, Sabath, Madain, Nahawand, Hamazan, Ar-Rai, Qumis, Khurasan, Istakhar, Ashbahan, as-Sus, Marwa, Naisaburi, Jurjaan, Adzarbaijan dan lain-lain. Para tentaranya telah pula menyeberangi sungai Jaihun berulang kali.

Dikutip dari: Al-Bidayah wan-Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin - Ibnu Katsir, Shahabat-Shahabat Rasulullah - Syaikh Mahmud al Mishri

Di sini kita pernah bertemu



Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah…

Beberapa bait dari lirik The Brothers diatas seolah telah mengundang kembali rasa dan aura solidnya bertemu dengan orang-orang hebat. Sungguh, betapa senang rasanya apabila kita hidup di dunia bisa dipertemukan dengan sahabat yang mau berbagi dalam suka dan duka. Kita tentu akan bahagia bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa menguatkan kita. Kala diri ini merasa lengah, mereka hadir untuk mengajak melangkah.
Kala diri mulai jera ber-asa, mereka hadir menyemangati untuk jangan putus asa. Beruntungnya aku, mereka adalah sahabat-sahabat yang bisa mengingatkanku dalam kebaikan. Berangkat dari sebuah realita tatkala banyaknya kerusakan dan kemerosotan taraf berfikir umat membuat dakwah di zaman saat ini menjadi barang mahal. Mahal yang berarti tidak mudah laku terjual di pasaran manusia saat ini. Wajar jika kemudian ketika kita mencoba membawakan sebuah petunjuk dan firman-Nya untuk memuliakan manusia justru banyak ditolak.
Alamiahnya dakwah ditolak, dicerca, diejek, dicemooh, disinisi, dikucilkan dan lain sebagainya. Status muslimah pengemban dakwah pun tak jarang mudah tergoyah dengan godaan yang mengurungkan niat untuk berdakwah. Wajar ketika ditengah jalan kemudian pengamban dawkah dihadapkan dengan orang-orang yang menolak dakwahnya hingga membuat goyah pengemban dakwah.
Bagi yang tidak berani menerima resiko benturan masih ada pengemban dakwah yang murung, putus asa, malas berdakwah dan bahkan mundur dari barisan dakwah. Sahabat-sahabat pengemabn dakwah sangat berarti di mataku, ketika aku mencoba memberanikan diri untuk menyampaikan seruan mengajak kebaikan. Benar, masih banyak ditemukan saudara muslim sendiri yang menolak bahkan mencerca dengan tajam. Hatiku tergoyah, bahkan sakit hati itu membuncah. Jika aku sudah sakit hati, futur itu pun datang. Namun, sahabat-sahabat pengemban dakwah tak pernah acuh padaku.
Mereka anggun dalam balutan jilbab dan berkerung, mereka santun berucap dalam tutur. Merekalah orang-orang yang mau mengulurkan tangannya padaku, bahwa perjuangan dakwah ini memang dibutuhkan keikhlasan, pengorbanan, dan kesabaran yang membaja. Teringat bahwa onak duri laju dakwah juga dialami oleh perjuangan dakwah yang Rasulullah Saw alami. Beliau juga tidak pernah sepi akan ujian dan cobaan dalam berdakwah. Artinya bagaimana kita bisa yang apabila orang-orang yang sangat menyayangi dan menguatkan berada disamping kita. Aku sangat ingat kala kita saling berangkulan dan menyanyikan lagu The Brothers bersama

Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ikatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Munkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjinya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihnya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya

Pelukan erat itu masih hangat dalam benak, terukir indah dalam bayang-bayang waktu yang telah berlalu. Kekuatan yang mereka berikan padaku membekas dalam sanubari, menyibak dalam langkah keoptimisan. Dakwah memang tidak mudah, namun bukan berarti kita tidak bisa. Ikatan ukhuwah yang kelak akan menjadi pengikat kuat akan barisan-barisan dakwah yang akan menghapuskan tindak kedzaliman dan kerusakan di dunia. Tetaplah melangkah dalam barisan dakwah, meski harus kepayah tapi ingatlah ada pundi-pundi pahala yang siap menunggu kelak di Surga-Nya.

Gejolak 2014

Oleh : Ukhtyan Muhibbah Firdaus

Getir pilu kemiskinan menyeruak pundi kekayaan negeri
Debu amoral mengintai otak-otak remaja candu pornografi
Lumbung ekonomi masih tergerogoti korporat-korporat asing
Penjajah adidaya menyedot tambang-tambang kian melenggang

Konon tikus berdasi berwibawa namun korupsi merajalela
Mafia hukum bersuap aduhai begitu romantisnya
Oh tega! hingga pasal hukum dapat dibeli dengan segepok uang
Robohlah keadilan! lemahlah hukum demokrasi buatan manusia!

Bukankah puluhan tahun Indonesia telah bergonta-ganti rezim?
Namun mengapa hutang negara selalu naik, pajak kian mancekik!
Lantas, akan berharap kepada siapa kalau bukan kepada Allah?

2014…
Tahun yang bergejolak menyibak kenistaan sistem sekuler
2014…
Tahun yang bergejolak menggiring umat menuju Khilafah

Jogja, Selasa, 31 Desember 2014

I Wanna be Jomblo Terhomat

Oleh : Ukhtyan Muhibbah Firdaus

Firda, sebut saja itu panggilanku, Kebiasan sejak kecilku adalah bermain dengan adikku laki-laki dan teman-temannya. Sematan cewek tomboy mulai melekat hingga aku duduk di bangku SMP. Hobi basket, Tae Kwon Do, dan menjadi Basis band sekolah pun semakin menguatkan julukan tomboy itu. Siapa yang menyangka menjadi cewek tomboy ada juga yang naksir, di SMP yang bercat pink ini ada teman laki-laki yang mengungkapkan rasa sukanya padaku. “Nampaknya aku salah dengar deh!”

Ternyata aku tidak salah dengar, dia memang mengungkapkan itu benar adanya. Pengungkap virus merah jambu ini adalah teman bandku sendiri. Sejenak saja ku dengarkan ungkapan itu dan tidak ku tindaklanjuti (menolak).

Beranjak SMA, aku mulai tumbuh dewasa meski masih sangat awam dengan pelajaran, terlebih ajaran agama. Tak jauh dari hobiku saat SMP, aku masih suka dengan basket meski tak begitu aktif lagi, nge-band, dan berorganisasi. Pada malam api unggun saat duduk di depan kelas XA ada teman satu kelasku menyatakan cintanya padaku. Lagi-lagi, aku hanya mendengarkannya saja tanpa tindaklanjut. Diluar prediksi, si cowok ini kemudian menjabat wakil ketua osis kedua saat aku menjadi ketua osis. “Yah, anggap saja angin lalu”.

Ada lagi, kakak angkatan yang mengutarakan rasa sukanya padaku, aku sendiri memang tidak mau pacaran. Nekatnya, kakak angkatan tadi mau membuat MoU alias “perjanjian” yang MoU tersebut adalah kelak dia akan menikahiku. Untunglah MoU itu tidak jadi dibuat. Walhasil sampai detik menulis ini aku masih single [21/11/13].

Semenjakku dikenalkan dengan seorang Ustadzah, disanalah aku mulai merevolusi diri bak ulat seram bermetamorfosis menjadi kupu-kupu cantik “180 derajat” hidupku kini telah berubah. Besarnya rasa ingin tahu menghantarkanku pada keseriusan mengkaji Islam sepaham-pahamnya. Disana aku mendapatkan pencerahan sehingga membuatku berbenah kepribadian dan berhijab (kerudung dan jilbab). Paradigma “keren” pun kini telah bergeser, bukan lagi keren yang tersemat pada tomboy, bisa basket, bisa ngeband atau bisa silat. Tapi, “KEREN” itu adalah ketika kita mau menaatkan diri kepada aturan Sang Pencipta kita. Nah, bagiku jomblo itu keren ketika kejombloannya dijalani dalam rangka taat kepada Allah.

Jomblo itu juga seru lho? “Beeeeeh…” kita tahu godaan diluar sana sudah sangat menggila, dari gombalan tingkat dewa, hingga mendadak rayu berpuitis ria. Bayangkan betapa serunya jika kita bisa menjagai dan menamengi diri dari godaan setan saat berinteraksi dengan lawan jenis. Perisai yang digunakan pun adalah dengan menundukan pandangan dan menahan nafsu dengan berpuasa. Parahnya, bagi yang tidak tahan “tantangan seru” ini banyak saudara kita yang terjerumus dalam dekapan setan berlabel pacaran. Padahal tahu sendiri, dari pacaranlah kedua pelakunya terseret gaul bebas yang berbuah sengsara dunia akherat. “Ngeri deh pokoknya!”

Saatnya menjadi jomblo terhormat! Jomblo terhormat adalah jomblo yang tidak bisa sembarangan disentuh oleh khalayak umum (non mahram) tapi jomblo yang bisa menjagai kehormatannya hingga ada seseorang yang berani menemui sang walinya dan mengucap ijab-qabul padanya. Terlantun merdu disekitarnya berucap “SAH….SAH…..SAH”, telah terkabar halal menjadi pendamping hidupnya.

Siapa bilang jomblo itu tidak seru?
Siapa bilang jomblo itu tidak keren?
Siapa bilang jomblo itu tidak terhormat?
Menjadi jomblo itu seru, keren dan tentunya terhormat, asalkan kita mau istiqomah berdakwah dan mencari ilmu Islam Kaffah, true?


Ingat Pesannya

Oleh : Ukhtyan Muhibbah Firdaus

“HaHaHaHahha….”
Terdengar keras suara tawa dari dalam kamar Andi.

“Eh Andi, kamu kenapa ketawa sendiri begitu?” Tanya Bunda yang terhenti di bibir pintu kamarnya.

“Ini Bunda ada cerita lucu, masak kambing kecil bisa protes sama kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM” sambung Andi yang masih asyik online fesbuk melihat berandanya.

“Huhh..Bunda kira Andi kenapa. Kok ya aneh ketawa-ketawa sendiri gitu. Memang apa kata kambing kecilnya Ndi?” Tanya Bunda yang berjalan mendekat ke tempat Andi duduk di depan meja komputernya.
“Ini Bunda tulisannya Pemerintah dzalim menaikan BBM semena-mena, kebutuhan pokok semakin meroket tinggi” Andi sembari menunjukkan komik bergambar kambing kecil yang berpose menaiki roket kepada Bunda.

“Duuuh..Ndi-Ndi Bunda juga gak habis pikir dan prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Bunda juga bingung harus gimana lagi, pemerintah memang tega menaikan BBM, LPG, tarif listrik, belum juga kebutuhan pokok ya Ndi” Gumam Bunda bersabar sembari mengelus dada.

“Iya Bun, Andi juga heran kenapa ya pemerintah bisa tega membebani rakyatnya. Padahal kekayaan Indonesia itu kaya banget lho Bun. Andi meski masih SMA gini kalau lihat di beranda banyak berita-berita begitu juga bikin miris hati Bunda” sahut Andi masih melihat beranda fesbuknya.

“Benar Ndi, pemerintah sepertinya salah urus ya. Kata pepatah Indonesia seperti ayam,…emmm…eh seperti tikus mati di lumbung padi, eh iya bukan sih?” Tangan Bunda menepuk pundak Andi.
“Hehe..iya tikus kali Bun” sambung Andi sembari mengetik di keyboard

“Kalau Andi melihat dari beberapa postingan yang ada di beranda fesbuk ini Bun, Indonesia saat ini sedang dijajah dengan gaya baru. Yaa…semacam penjajahan melalui perjanjian-perjanjian dengan pihak asing dan para pemodal gitu, makanya kaum kapitalis mudah mengambil kekayaan Indonesia dengan alasan kerjasama bahkan ada Undang-undang yang mempersilahkannya seperti UU Migas, UU Privatisasi, dan lain-lain” Andi mencoba menjelaskan.

“Hu’uh” Bunda hanya mengangguk kepala.
“Benar-benar Indonesia dirugikan ya Ndi, untunglah kita masih bisa makan” Bunda turut menengok melihat-lihat beranda pada komputer Andi
“Lho Ndi ini siapa? Kok gak pake kerudung?” Bunda terheran dan menunjuk photo profile di deretan beranda akun fesbuk Andi
“Oh ini, teman Andi Bun, namanya ini ada” Andi sembari menunjukkan nama akunnya
“Sa-fi-ra Nu-rul Jan-nah, lho Ndi namanya bagus banget. Tapi kok bisa gak pake kerudung ya, dia muslimah teman SMA mu kan?” Tanya Bunda mulai terheran.

“Iya Bunda dia memang belum menutup aurat dengan kerudung dan jilbab. Andi pernah membagikan selebaran buletin remaja terbitan sekolah dengan rubrik Indahnya perhiasan dunia. Nah, Di sana Rasululah mengkabarkan bahwa perempuan jika dia menjadi shalihah dia akan menjadi perhiasan dunia. Tapi sepertinya buletin yang Andi sebar ke dia tidak ampuh dipahaminya. Andi juga sedih Bunda. Andi sendiri juga was-was kalau banyak cewek yang pada semena-mena membuka auratnya. Memang sih mereka cantik dan bisa membuka apa saja yang bisa dibuka, tapi kan Andi jadi bisa ikutan kecipratan dosa juga Bunda. Horor deh kalau cewek-cewek kagak nutup aurat, nih mata Andi bisa melihat-lihat aurat mereka, kan dosa” cerocos Andi sambil menunjukkan kedua tangannya ke arah dua mata Andi.

“Ya yang sabar Ndi. Memang sistem saat ini tidak menjadikan seseorang menjadi baik, maka butuh waktu untuk bisa memahamkan temenmu itu Ndi. Apalagi dunia fashion sekarang semakin trend dan mengerikan. Bunda kemarin lihat di televisi eh ada model yang kekurangan bahan dan anehnya model-model yang seperti ini banyak disukai kawula muda Ndi” tambah Bunda makin membuat miris.

“Ihh..kalau Andi mah jijik Bun lihat gituan, asli pingin muntah pokonya…Hoeeeeek” Andi membuka mulutnya bergaya mau muntah.

“Ya Bunda percaya Andi bukan orang yang neko-beko. Ingatkan pesan almarhum Ayahmu? Beliau pernah berpesan padamu untuk menjadi anak yang shalih. Rajinlah mengkaji dan memahami Islam agar kamu tahu untuk apa tujuan hidupmu di dunia ini Ndi” Bunda sembari melihat figura yang terpampang foto Ayah di samping komputer Andi.

“Iya Bunda, Andi selalu ingat dengan pesan Ayah. Dan salah satu amalan yang tiada terputus di alam akherat nanti adalah doa anak sholih. Bunda, Andi ingin menjadi anakshalih dan memiliki amal yang tidak terputus di alam kubur nanti, karena hidup tak selamanya di dunia. Andi ingin punya teman bernama amal jariyah itu Bunda.” Andi memandang paras sang Bunda

“Insyallah kamu pasti bisa Nak!” Bunda menyeka rambut Andi dan suasana syahdu mencium dahinya.



Kelu Dalam Diam


Jera dunia menyibak . . .
Menjangkit tajam dalam relung kalbu
Membayang kilat ternyala merah jingga di pelupuk
Mengunyah renyah kritikan pedas nan menyanjung
Tergores nyinyir terukir dalam dekapan cambuk

Ronanya merah terhunjam dalam energi raga
Terpongkah dalam membongkar kekejian menerjal
Terbang membumbung terpukul oleh dayu yang pilu
Terpijar dalam bingkai dalam bungkukan waktu

Sontak detik masa tak berjalan pelan
Waktu terus melaju, menuju detik-detik bom menghimpit
Terjerat sakit pudar membiru dalam kaku
Apa ini yang dikata ajal?

Sembam mengunci kata..
Bisu membrogol laku…
Terbujur membentang menghadap kiblat
Oh…lembut mori putih pun telah membungkus mesra
Tercium harum wangi-wangian mewarna rintihan



TANGIS TERAKHIR NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW -KEPALA DAULAH ISLAM PERTAMA DI DUNIA

TANGIS TERAKHIR NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW -KEPALA DAULAH ISLAM PERTAMA DI DUNIA
===================================

Tiba-tiba ada ucapan salam. “Boleh saya masuk?” lelaki itu bertanya.

Namun Fatimah tidak mengizinkannya masuk ruangan. “Maaf, ayah saya sedang sakit, “kata Fatimah.

Ia berbalik kembali dan menutup pintu. Nabi Muhammad saw. membuka matanya dan bertanya, “Siapa dia, putriku?”

“Aku tidak tahu ayah. Ini pertama kali aku melihatnya,” kata Fatimah lembut.

“Ketahuilah putriku, dia adalah orang yang menghapuskan kenikmatan sementara! Dialah yang menceraikan persahabatan di dunia. Dialah sang Malaikat Maut,” kata Rasulullah saw.

Fatimah menahan genangan air matanya. Malaikat maut datang kepada-Nya, tetapi Rasulullah saw. bertanya mengapa Jibril tidak datang bersamanya. Kemudian Rasulullah saw. menatap putrinya dengan pandangan nanar, seolah-olah ia tak ingin kehilangan setiap bagian dari wajah putrinya. Kemudian, Jibril dipanggil. Jibril sebenarnya telah siap dia langit untuk menyambut ruh Rasulullah sang pemimpin Bumi.

“Wahai Jibril, jelaskan kepadaku tentang hak-hakku di hadapan Allah!”, Rasulullah saw. meminta dengan suara yang sangat lemah.

“Pintu-pintu langit telah dibuka. Para malaikat sedang menunggu ruh Anda. Semua pintu Surga terbuka luas menunggu Anda” kata Jibril.

Namun, kenyataannya, jawaban itu tidak membuat Rasulullah saw. lega. Matanya masih penuh kekhawatiran.

“Anda tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril.

“Ceritakan tentang nasib umatku di masa depan?” kata Rasulullah saw.

“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, saya mendengar Allah berkata:” Aku haramkan Surga untuk semua orang, sebelum umat Muhammad memasukinya, ” kata Jibril.

Waktu bagi malaikat Izrail melakukan pekerjaannya semakin dekat dan dekat. Perlahan-lahan,ruh Rasulullah saw. dicabut. Tampak tubuh Rasulullah saw. bermandikan peluh, saraf lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakit ini!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam mengerang dengan perlahan. Fatimah memejamkan mata, Ali yang duduk di sampingnya tertunduk dalam dan Jibril pun memalingkan mukanya.

“Apakah aku sedemikian menjijikkan sehingga engkau memalingkan muka wahai Jibril?” Rasulullah saw. bertanya.

“Siapa yang bisa tahan melihat Kekasih Allah di ambang sakaratul mautnya?” kata Jibril. “Bukan untuk berlama-lama,” kemudian Rasulullah saw. mengerang karena sakit yang tak tertahankan.

“Ya Allah betapa besar Sakaratul maut ini. Berikan kepadaku semua rasa sakit, tapi jangan untuk Umatku.“ Tubuh Rasulullah saw. mendingin, kaki dan dadanya tidak bergerak lagi. Dengan berlinang air mata, bibirnya bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu. Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah saw., “Jagalah shalat dan jagalah orang-orang lemah di antara kamu.”

Di luar ruangan, ada tangisan, ada kegaduhan. Para sahabat saling berpelukan. Fatimah menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sekali lagi, Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah saw. dan dengan mulut yang telah membiru serta air mata berlinang, Rasulullah berucap lirih: “Ummatii , Ummatii, Ummatii…” “Umatku, umatku, umatku…“

-------------------------------------------------------------------------
Ya Rasulullah.. Kami rindu berjumpa denganmu..
Rindu kehidupan saat ini kembali menghidupkan seluruh risalah agung yang tlah engkau ajarkan kepada ummatmu..

Rindu syari'atmu tegak kembali di dunia ini sehingga ummatmu berlomba-lomba menuju ketaqwaan di segala aspek kehidupannya. Rindu kami padamu Yaa Rasul..

Semoga kami bisa menjadi ummatmu yang terbaik dengan mewujudkan kembali bisyarahmu ''...tsumma takuunu khilafatan 'ala minhajin nubuwwah''. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin

Kisah Kucing dan Laron

Oleh : Ukhtyan Muhibbah Firdaus

Deras hujan pagi ini membuat mentari malu menapakkan sinarnya. Air hujan yang turun membasahi tanah membuat halaman rumah tergenang air. Tidak lama kemudian, hujan mulai reda pertanda mentari berani hadir menyapa. Dari pojok halaman rumah  Dik Fatih terlihat satu persatu laron beterbangan keluar dari persembunyiannya.

Alhamdulillah, kita bisa keluar ya dari sarang pertapaan ini” sapa kapten laron yang memimpin pasukan laron keluar dari persinggahan

“Iya kapten, kita tadi nunggu hujan reda baru kita bisa keluar” jawab salah satu pasukan laron

“Ayo kita cari makan!” seru kapten mengajak anak buah laron-laron yang lain
Mereka berterbangan kesana-kemari, ada yang terbang menuju arah utara, ke arah selatan ada juga yang ke arah barat. Sampailah kapten laron tepat di teras depan rumah Dik Fatih,

“Waaah, sepertinya di dalam rumah sini ada makanan” histeris kapten
“Iya kapten, kita masuk saja ke sana” sahut anak laron
“Meeeeeonnnng……Hei kalian, tunggu!” mengeong si Chi-reng kucing hitam milik Dik Fatih keluar dari rumah, usia masih dua bulan,
“Kapten ada kucing hitam di depan, bagaimana ini?” anak laron ketakutan
“Tenang-tenang, akan ku hadapi” sambung Kapten merasa tangguh
Chi-reng mulai mengangkat-angkat tangannya menangkap kapten dan anak laron yang etrbang diatas kepada Chi-reng,

“Apa-apa aku tidak mau kau tangkap, gak kena yei” ejek anak laron
“Iya kami tidak mau kau makan, awas minggir!” seru sang kapten
Chi-reng pun masih mengejar mereka untuk menghalangi masuk ke rumah. Sebetulnya bukan untuk menghalangi tapi Chi-reng memang hobi bermain dengan hewan kecil yang bisa terbang.
“Auuuhhh..aduuuuh kapten saaaaakiiiiit!” ringkik anak laron
Ternyata satu sayap anak laron berhasil patah akhirnya “Plaaaak” anak laron jatuh dan merangkak berjalan di lantai. Sakitnya mulai ia rasakan, anak laron segera bergegas jalan untuk mencari perlindungan.
Chi-reng sudah berada di depan anak laron, sedangkan kapten laron masih terbang menuju masuk pintu rumah.
“Hai Om kucing jangan kau terkam aku, aku memang lemah” anak laron meneteskan air mata
Chi-reng pun seketika menghentikan laju gerak tangannya
“Om Kucing siapakah namamu?” Tanya anak laron
“Dik Fatih menamaiku Chi-reng, kamu siapa?” jawab Chi-reng
“Kenalkan aku adalah Toengkie, anak laron sebatang kara yang ditinggal mati ayah ibu” jawab Toengkie
“Kamu kasian ya, sayapmu kini sudah patah, terus bagaimana kelanjutan hidupmu?” Tanya Chi-reng.
Tongkie membalas dengan senyuman
“Aku tahu hidupku di dunia ini hanya sebentar Om, aku tahu itu. Aku pun tahu bahwa kita juga tidaklah lama, makanya aku berusaha memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Sayapku yang patah aku hanya bisa tabah karena aku memang lemah. Namun aku tak boleh pantang menyerah, aku yakin hidupku yang hanya sebentar ini dengan nafas yang masih bisa ku hirup adalah ciptaan-Allah, maka aku senang diberikan kesempatan hidup sebentar oleh Allah untuk bersyukur” jelas Toengkie

Chi-reng pun tak kuasa menangis mengiba kepada Toengkie, meski Toengkie anak laron yang kecil tapi dia super tangguh. Berbeda dengan Chi-reng yang bersifat nakal dan rakus suka memangsa, dari sini ia dapat pelajaran untuk mensyukuri atas nikmat yang telah Allah berikan dengan memanfaatkan waktu dengan beramal lebih baik. Tak lama kemudian Toengkir si laron mungil itu meninggal dunia, karena terinjak Ayah Dik Fatih.


Ibrah : Manfaatkanlah waktu hidup di dunia ini dengan sebaik-baiknya, karena tak selamanya kita hidup di dunia. Syukurilah apa yang ada, pahamilah bahwa tujuan hidup di dunia adalah untuk beribadah menggapai keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala.