Senin, 30 Agustus 2010

Bisyarah Nabiwa

Ada Bisyarah Nabi, Kamu atau Tidak Sama Sekali . . .

Bisyarah Nabi
Bagaimana andai kata kita mendapatkan uang Rp 2 Milyar dalam waktu sekejap. Dan kabar itu datang. Dan kita juga mengetahui bahwa uang itu berasal dari hal yang halal tentunya. Maka, sesuatu ini pun akan kita kejar. Setelah mendapatkan uang sejumlah Rp 2 Milyar itu maka kegembiraanlah yang akan dirasakan. Bukan saja oleh kita pribadi tapi juga oleh orang-orang disekeliling kita.

Hal yang sama juga dirasakan oleh sepasang suami-istri yang telah berumah tangga lebih dalam 5 tahun. Namun, Allah tidak kunjung memberikan anak kepada mereka. Suatu ketika sang istri mengalami ciri-ciri orang yang sedang dalam keadaan mengandung, dan saat diperiksakan ke dokter benarlah, bahwa sang istri sedang dalam keadaan hamil. Maka, kabar gembira itu pun akan di sambut dengan baik, bergegas menyiapkan berbagai keperluan sang istri dan buah hati.

Begitulah bisyarah. Merupakan kabar gembira. Bisyarah nabi artinya adalah kabar gembira dari Allah SWT melalui lisan nabi. Dan inilah, yang membuat para sahabat bersemangat berjuang menegakan agama islam. Bisyarah itu merupakan hal bersifat pasti dan akan terwujud. Permasalahannya, perwujudan itu tidak pernah kita tahu kapan kan datang menjelang. Sama seperti bisyarah akan datangnya uang Rp 2 M dan juga bayi di dalam kandungan.


Suatu ketika, saat sedang dilaksanakan pelatihan, seorang trainer bertanya kepada para pesertanya. Dengan tegas ia lontarkan kalimat, “ Siapa yang mau mewujudkan bisyarah-bisyarah nabi ini?”. Ada yang ragu, ada yang malu-malu dan bahkan ada yang enggan mengangkat tangannya menggapai bisyarah ini. Dan segelintir orang saja yang mengangkat tangannya, tanda keberanian mereka mengejar janji tersebut. Sang trainer kemudian maju ke depan dan menendang podium yang ada. Ia mengatakan, “ Oooo… begini rupanya ummat terbaik tersebut?”


Ya, banyak sekali seribu alasan yang seakan-akan orang tidak berani mengambil langkah ekstrem dan tegas, dan memilih cara-cara batil dan enggan berjuang meneggakkan agama Islam ini. Padahal, Muhammad al-fatih yang senantiasa diberikan wejangan oleh Aaq Syamsuddin tentang bisyarah penaklukan konstantinopel tidak berdiam diri. Bisyarah itu pun dikejar olehnya, dan ia meyakini bisyarah itu terwujud dengan cara-cara ekstrem dan sesuai dengan aturan Islam. Bisyarah Rasul itu merupakan sebuah keyakinan kita bahwa kemenangan kaum muslimin akan senantiasa terwujud dengan menyelesaikan dan mewujudkan mimpi-mimpi bisyarah kenabian tersebut.


“Akan ada masa kenabian pada kalian selama yg Allah kehendaki Allah mengangkat atau menghilangkan kalau Allah menghendaki. Lalu akan ada masa Khilafah di atas manhaj nubuwwah selama Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat jika Allah menghendaki. Lalu ada masa kerajaan yg sangat kuat selama yg Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat bila Allah menghendaki. Lalu akan ada masa kerajaan selama yg Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat bila Allah menghendaki. Lalu akan ada lagi masa kekhilafahan di atas manhaj nubuwwah.“ Kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad)

Hadits di atas merupakan bisyarah dari Allah SWT melalui Rasul-Nya, yang menjelaskan bahwa suatu ketika Khilafah itu akan kembali. Kembalinya kekhilafahan ini, akan sama dengan keberadaan khilafah yang ada pada zaman para sahabat.

Kembalinya Khilafah ini, merupakan janji dan kabar gembira yang pasti (qoth’i) yang sewaktu-waktu akan terwujud dan tegak dan tertunaikan. Permasalahannya adalah, apakah kita memilih diam dan mengangguk-angguk tanpa melakukan tindakan yang nyata? Padahal kondisi saat ini, harusnya memacu kita lebih cepat lagi untuk menggapai Bisyarah ini.

Mungkin kalimat yang pas yang harus saya sampaikan kepada para sahabat semua mungkin seperti ini. “Wahai sahabat, Sungguh Allah SWT melalui lisan Rasul-Nya telah berujar bahwa Khilafah itu akan datang kembali. Khilafah itu akan tegak kembali. Dan sungguh, sepertinya kita yang akan mewujudkan hadits ini. Aku merasa bahwa inilah waktunya, bagi kita semua bergerak kawan. Kita sudah seringkali melihat kebiadaban musuh, kedzhaliman penguasa, dan kesengsaraan ummat. Waktu kita terbatas sahabat. Kalau bukan saat ini, mungkin waktu yang akan diperlukan untuk mewujudkan ini akan lebih lama lagi. Mari sahabat, Bukankah ini janji-Nya, bukankah terwujudnya ini menjadi sebuah mukjizat nabi, dan juga menyelamatkan ummat di seluruh dunia. Kawan, kaum muslim di seluruh dunia nasibnya tergantung pada kita.”

Mari kawan, Bisyarah ini harus segera kita wujudkan. Atau kita lebih memilih berdiam saja. Padahal kita semua bakal menerima kematian. Apakah sama orang-orang yang mati yang memperjuangkan tegaknya Khilafah dan Syariat Islam dengan orang yang berdiam diri atau bahkan memperjuangkan kekufuran demokrasi itu. Ingat kawan, dalam kehidupan ini kita hanya bisa memilih satu pilihan. Menjadi Taqwa atau menjadi kufur.

sumber : Zain Rahman El-Palembani
Fokus Institut/ Direktur Syiar-islam.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami