Sabtu, 28 September 2013

Pemuda Buffer Peradaban


Oleh: Ukhtyan Muhibbah Firdaus

Prolog
Pemuda identik dengan orang yang memiliki usia muda dan memiliki kesegaran semangat tinggi, memiliki kematangan dalam berfikir, inovatif, kreatif dan lain sebagainya. Pemuda sendiri memiliki peranan besar dalam perubahan. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bung Karno "Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia."  Ini artinya pemuda menjadi tonggak dalam sebuah perubahan.

Era glogalisasi saat ini membuat segala hal terjadi persaingan, begitu pula dengan Indonesia  yang memiliki saingan Negara-negara besar sehingga Indonesia memiliki agenda besar dalam mewujudkan kesejahteraan. Salah satu agenda yang dilakukan oleh pemerintab adalah dilaksanakannya MDGs. Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goalsatau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. [1]

Pemuda sebagai Tumbal Kapitalisme
Bukti bahwa program MDGs ini juga disangga oleh para pemuda seperti yang disampaikan oleh Andi Malarangeng “Pemuda perlu dilibatkan secara aktif dalam pencapaian MDGs (Millenium Development Goals), sebab sebagain besar sasaran MDGs adalah pemuda/pemudi berusia 15/24 tahun.”[2] Selain itu Mantan menpora ini juga menyampaikan sebagian besar sasaran pencapaian MDGs yang menyangkut pemuda/pemudi diantara lain adalah kemiskinan, pemberantasan buta huruf, lingkungan pernikahan dini, kesehatan ibu dan anak, kematian bayi, dan yang lainnya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta generasi muda berperan aktif berkontribusi dalam pencapaian 8 sasaran Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) tahun 2015, yang telah disepakati dan ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan 189 negara lainnya dalam Konferensi  Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di New York pada 10 tahun yang lalu. Menurutnya, acara Asia Africa Youth Forum 2010 yang digelar saat ini diharapkan mampu mendorong kesadaran tentang arti penting peran pemuda dalam pembangunan. Menurut Heryawan ada 8 Sasaran Pembangunan Millenium tahun 2015, yakni ;: (1) Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim; (2) Pemerataan pendidikan dasar; (3) Mendukung adanya persamaan jender dan pemberdayaan perempuan; (4) Mengurangi tingkat kematian anak; (5) Meningkatkan kesehatan ibu; (6) Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (7) Menjamin daya dukung lingkungan hidup, serta; (8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.[3]
Secara umum, sangatlah jelas bahwa untuk mencapai sasaran MDGs itu sangat membutuhkan peran pemuda. Agenda MDGs ini bukanlah sebuah agenda yang dicetuskan oleh Indonesia namun kerja keras para negara-negara kapitalis. Sekretariat dan beberapa agen pembangunan PBB bersama perwakilan berbagai lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia dan OECD serta ahli pembangunan internasional lainnya menetapkan delapan tujuan pembangunan milenium dengan satu atau beberapa target untuk setiap tujuan (seluruhnya ada 18 target), serta 48 indikator untuk memonitor dan mengukur kemajuan target-target dan tujuan-tujuan yang ditetapkan, antara periode 1990 – 2015.[4]

Sistem Kapitalisme yang mencengkaram dunia ini dan juga Indonesia telah memberikan pengaruh yang sangat besar mengarahkan aturan kehidupan saat ini. Sistem Kapitalisme yang memiliki aqidah sekuler menciptakan tatanan kehidupan dengan asas manfaat dan berorientasi untuk mencari materi. Dunia saat ini yang senantiasa dihadapkan tantangan global secara tidak langsung adalah pengemasan cantik sistem kapitalisme untuk terus melanggengkan ideologinya. Fakta saat ini agar sistem Kapitalisme dapat bertahan adanya sebuah agenda untuk menyistemkan rakyat negeri ini berorientasi mencari materi. Pemuda yang memiliki potensi besar dalam arah perubahan saat ini pun tak luput dari penyisteman kapitalisme saat ini dengan berbagai agenda-agenda yang pemerintah canangkan.

Kurikulum yang memasukkan manageman enterprenuer menjadi salah satu fakta kaitannya pemuda khususnya intelaktual terkondisikan pada orientasi mencari materi. Basis kurikulum sekuler tidak membantuk kepribadian Islam sehingga tak jarang kita dapat menjumpai berbagai tindak kerusakan dan kriminalitas dilakukan pada usia pemuda. Jika Pemuda yang merupakan penyangga peradaban melakukan hal yang bukan semestinya dan justru terforsir mengerahkan usahanya untuk menambak ekonomi ini, pemuda hanya akan dijadikan sebagai tumbal penyangga (buffer) runtuhnya Kapitalisme.

Islam Memuliakan Pemuda

Pemuda memiki potensi besar dalam kebangkitan. Kebangkitan itu adalah majunya pemikiran, yang terwakili dalam akidah aqliyah politis yang layak menjadi kaidah bagi pemikiran-pemikiran masyarakat dan menjadi sumber bagi terpancarnya sistemnya, serta sebagai asas bagi peradabannya.[5] Sebuah kebangkitan yang hakiki hanya akan dapat terlahir jika aqidah yang dijadikan pijakan adalah aqidah Islam, dimana Islam adalah aqidah ruhiyah dan aqidah siyasi. Artinya Islam bukan sekedar agama melainkan sebuah sistem kehidupan. Khilafah adalah sistem Islam yang ditegakkan secara kaffah.
Khilafah memuliakan seluruhnya termasuk juga pemuda. Pemuda tidak dapat dipungkiri bahwa mereka adalah para penyangga tegaknya Negara yang memiliki kekuatan dan potensi besar. Sistem Khilafah/yang memiliki paradigm bahwa kesejahteraan adalah ketika kebutuhan pokok (sandang,pangan, papan) terpenuhi. Pemuda saat ini semestinya tidak hanya sekedar berpaku pada spesialis bidang yang dikuasainya namun memiliki kemampuan berfikir skala sistem, karena peran penting mereka adalah membangun pemikiran umat dan melakukan problem solving masalah umat.[6] Dalam pemberdayaan pemuda Khilafah sangat menghargai karya Pemuda. Khilafahlah yang menciptakan iklim kondusif bagi para pencari ilmu.[7]
Khilafah melahirkan pemuda yang unggul dan berkualitas. Sejarah mencatat Muhammad Al Fatih seorang pemuda yang sejak baligh hingga ia meninggal shalat rawatib dan tahajjud, dalam usia 21 tahun telah berhasil menakhlukan Konstantinopel yang disebut sebagai ibukotanya dunia. Selain itu ada Ibnu Sina yang dijuluki sebagai “Bapak Pengobatan Modern” dan terkenal di dunia barat. Imam Syafi’I di usianya yang baru tujuh tahun dia hafal semua ayat Al Qur’an dan akhirnya menjadi imam besar yang melahirkan 174 kitab. Khilafah memiliki visi politik untuk menjadikan Negara kuat dan terdepan yang tidak mudah dijajah oleh para kapitalis. Khilafah memiliki langkah strategis termasuk permberdayaan generasi muda dalam menyongsong peradaban gemilang yang dapat menghantarkan kepada penghargaan tertinggi yaitu menjadi umat terbaik. (QS. Ali ‘Imran: 10).[8] 
Wallahu’alam



[1] http://id.wikipedia.org
[3] http://hpusetda.jabarprov.go.id
[4] http://spamjateng.com
[5] Ahmad Al-Qashash, Dasar-dasar kebangkitan kajian ideologis merekonstruksi Umat Menuju Kebangkitannnya, (Bogor: PTI, 2009), hal. 41
[6] Tim Intelektual MHTI, Jalan Baru Intelaktual Muslimah (Visi Pembebas Generasi), (MHTI, Jakarta, 2012), hal 287
[7] http://hizbut-tahrir.or.id/2013/08/30/ahli-ilmu/
[8] http://thefikrulmissilesangperetas.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami