Sabtu, 25 Januari 2014

Akan indah semuanya, jika kita beriman

Sebuah masalah dan ujian yang menghampiri kita terkadang jika kita tidak memiliki pemahaman bagaimana cara penyikapnnya akan menghantarkan kepada sebuah peristiwa yang terstigma negative atau buruk. Misalkan saja ketika sebuah nasib seorang petani yang dia melakukan usaha bercocok tanam memasuki musim kemarau, sang petani masih saja mengeluhkan bahkan kecewa terhadap musim kemarau lantaran tanaman yang ditanampun mati kekeringan “Akan indah semuanya, jika kita beriman”.
 Kasus lain juga terjadi bagi para remaja ketika sang remaja telah memasuki usia baligh dan mengenal lawan jenisnya, ia merasa tidak PEDE ketika keluar rumah tidak mempercantik diri, uang pun minta kepada orang tua untuk membeli pernak-pernik ini itu, membeli style fashion hingga memang benar ia menjadi remaja putridyang cantik. Tak kuasa mata laki-laki pun tertuju padanya, baik dari teman sekolah mau pun dari laki-laki kampungnya. Hingga ada satu laki-laki yang memberanikan diri untuk pendekatan padanya, terjadilah dari mula tukeran nomor hape, ketemuan, makan bareng,  jalan bareng, dan akhirnya berpacaran. Pacaran yang awalnya mereka mengakui tak melakukan apa-apa, namun begitulah setan pandai dalam meramu ungkapan dan tingkah laku. Awalnya yang tidak melakukan apa-apa jadi melakukan apa-apa, sudah bisa ditebak akhirnya sang remaja ini pun hamil di usianya yang masih dibangku sekolah, drop out dari sekolah, ia pun menyesal karena ternyata laki-laki yang berkencan dengan dia selama ini adalah lelaki hidung belang dan tidak mau bertanggungjawab. Remaja ini pun endingnya kecewa, atas apa yang selama ini ia lakukan. Padahal ingat “Akan indah semuanya, jika kita beriman”
Contoh kasus satu lagi adalah, ketika kaum hawa atau kaum adam yang belum jua menemui pasangan hidupnya. Diluar sana godaan akan kemaksiatan dan lain sebagianya sudah begitu banyaknya, bahkan kaum hawa dan kaum adam pun tak jarang mudah menjadi korban sebagaimana korban pada kasus kedua diatas. Dan ingatlah “Akan indah semuanya, jika kita beriman””


1 komentar:

  1. Namun istiqomah menjaga iman sangat berat dan perlu pengorbanan...

    BalasHapus

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami