Minggu, 31 Maret 2013

Hah! Libur Dakwah?



Sebuah kisah nyata yang pernah ku dengar saat bertemu dengannya. Sebut saja namanya Muslimah. Kak Muslimah dulunya adalah seorang pengemban dakwah. Dia adalah kakak angkatan muski kita berbeda kampus aku bisa mengenalnya pada pertemuan pada pengajian Islam. Pada saat ini ada forum dimana saat ini Kak Muslimah yang sudah lama pulang ketempat tinggalnya main ke Jogja. Sebut saja daerah asalnya daerah Bangka Belitung sana yang jauh dari keramaian. Memang ia dulu adalah anak rantau, namun setelah ia lulus maka ia kembali ke kampung halamannya.

Sudah cukup lama ku tak manemuinya, dan Alhamdulillah bisa bersua dengannya ketika ia hadir dalam pengajian yang biasa diadakan di kampusnya. Setelah beberapa tahun tidak bertemu Kak Muslimah diberikan kesempatan untuk menceritakan bagaimana kabarnya setelah lama tidak bertemu dan kondisi dakwahnya bagaimana. Begitu lumayan panjang dia bercerita namun ada kisah yang patut kita ambil pelajarannya.

Pada masa kampusnya kak muslimah adalah aktivis dakwah kampus, sangat gesit, semangat, PeDe, dan tahan banting (hehe..kayak apa aja). Sosok tangguh mungkin yang bisa disematkan, karena orangnya begitu enerjik, dalam menyampaikan ide islam pun ia tak pernah ada kata putus asa, muski itu kepada para mahasiswa atau kepada para dosen sekalipun. Dipadat-padatnya waktu pada masa itu ada kiranya terbetik perasaan kak Muslimah saking sibuknya agenda dan aktivitas dakwah dan tentu kuliah juga tidak tercecer ia terfikir “Kapan ya bisa libur dakwah?”. Melihat memang jadwal kak Muslimah padat dan full luar biasa.

Selalu ia lalui dan berjalan segala amanahnya, singkat cerita. Disingkat saja ya ceritanya, biar langsung tahu intinya..hehe

Setelah ia pulang karena sudah menyelesaikan kuliahnya di Jogja maka ia pulang ke Bangka Belitung, ketempat asalnya yang jauh dari keramaian tadi, bahkan untuk pengajian saja butuh waktu 5-6 jam. Sesampai ia pulang dikampung halamannya, ia mendapati  kondisi yang jauh berbeda dengan jadwal padatnya yang awalnya di kampus sekarang langsung terjun di masyarakat, yang biasanya ia bergiat dan banyak amanah dakwah kini ia benar-benar seolah menghadapi “Libur Dakwah”. Woow…mengerikan, mengapa hal ini bisa terjadi? Ia merasakan sepi amanah dan berat gerak dakwah di masyarakat, karena sulitnya memahamkan orang. Diruang muhasabahnya kak Muslimah meneteskan air mata karena ia teringat semasa sibuknya dulu dalam dakwah kampus pernah berkata “Kapan libur dakwahnya, ya?”. Sesenggukannya mengingatkan pada pintanya dulu, apakah ini adalah sebuah jawaban dari Allah ketika dulu ia meminta untuk diliburkan dalam dakwah?. Masyallah, ini mengerikan, ia merasakan libur karena di kampung halamannya sangatlah sulit dan jauh dari acara pengajian.

Jangan berharap libur dakwah, karena dakwah adalah poros kehidupan yang tak bisa diliburkan.
Jangan mengeluh berharap libur dakwah
Semoga saja kita tidak menjadikankan demikian, Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami