Jumat, 29 Maret 2013

Ingin Seperti Mereka

Sunyi, berbisik lirih hembusan angin malam terdengar. Detikan jam berdetak, menandakan waktu yang bukan lagi siang, namun senyap tengah malam. Ingin rasanya malam ini ku tak tidur. Mengingat masih banyak amanah yang belum terlaku dengan baik terjalani. Ku jadi teringat akan perkataan seseorang bahwa “kewajiban kita lebih besar daripada waktu yang disediakan”. Masih banyak hal yang terus dan terus harus kita kejar dan kerjakan. Bukan mengejar untuk sebuah materi, namun sebuah kebahagiaan hakiki. Mengingatkan jika kita saat ini adalah sebagai seorang mahasiswa Muslim tentu memiliki kedudukan pada beberapa posisi kewajiban yang diantaranya adalah :
1.      Menjadi pengemban dakwah
2.      Menjadi anak dari kedua orangtua
3.      Menjadi mahasiswa
4.      Menjadi adik dari kakak kita
5.      Menjadi kakak dari adik kita
6.      Menjadi tetangga dari tetangga kita
7.      Dan menjadi lain sebagainya

Adakalanya ketika kita hendak melakukan sesuatu yang kita inginkan dan terbesit oleh fikir namun tak segera kita lakukan. Hal itu hanya akan menjadi penundaan yang akan berbuah suatu masalah. Maka orang akan cenderung lebih pusing karena tidak melakukan sesuatu yang ia fikirkan daripada mereka yang segera melakukan apa yang telah ia fikirkan.

Jujur saja segala apa yang dilakukan kini nampaknya menjadi hal yang jauh dari suatu keidealan. Selalu ada target, selalu ada rencana, namun kiranya itu akan menjadi khayalan semata jika tanpa aksi nyata.
Maka jika aku bisa, aku kan lebih memilih untuk tidak tidur malam ini. Memang betul bahwa kehidupan ini selalu dihadapkan pada ujian yang memiliki dua potensi. Jika kita mampu menghadapinya dengan keistiqomahan dengan menundukan segala potensi yang kita miliki dengan keimanan maka kita menjadi bagian orang yang ditinggikan derajatnya dihadapan Allah, namun jika ujian tersebut tidak kita hadapi dengan kesabaran atau terlepas dari keistiqomahan maka akan menjadi boomerang kenistaan. Naudzubillah…

Syukurilah, wahai saudariku Allah sungguh menyayangi kita. Ketika kita diberikan potensi kehidupan adanya rasa lelah, rasa letih dan lesu serta kantung mata dan uapan angin ngantuk memberikan porsi sendiri yang sejatinya “baik buruknya” Allah memberikan rasa letih itu karena hanya Allah yang Maha Tahu. Jika kita memang mengantuk butuh rehat sejenak, maka berehatlah. Aku pun mengkuatirkan akan terjadi pendzaliman kepada tubuh diri masing-masing. Namun jika engkau kuat, dengan kerelaan dan antisipasi kesanggupan maka tak menjadi apa, asal tak mendzalimi dengan segala upaya kita.

Subhanallah…aku ingin bisa seperti mereka yang bercermin kepada Rasulullah sallallahu'alayhi wasallam dan para sahabat yang menjadikan waktu dan ruangan kehidupannya berbalut pada pundi-pundi pahala. Sungguh…hingga letihnya membuat mereka lega dan puas karena menggunakan waktunya untuk berkorban di jalan Allah. Dijalan “DAKWAH” segalanya mereka curahkan. Bayangkan, ketika yang lain sudah tidur, ia masih belajar untuk mempersiapakn mengisi pengajian esok hari. Ketika yang lain sudah terlelap para letihnya aktivitas, mereka masih kuat untuk mendekat kepada Allah dengan amalan ibadah nafilah malamnya. Sungguh ku ingin seperti mereka.

Bahkan ku selalu senang mendengarkan akan ceritanya akan mimpinya pun adalah aktivitas dakwah. Mimpinya adalah dalam rangka berdakwah menyampaikan dan menyadarkan umat dengan Islam, mengisi kajian yang mencerahkan umat, mengeluarkan umat dari kubangan sistem kufur-demokrasi dan mengembalikan kembali kejayaan Islam dalam bingkai Khilafah. Senyum simpulnya mengajari ketegaran bahwa benar, sebuah pilihan meniti jalan ke Surga bukan harga yang murah dan itu mahal wahai saudariku. Kemahalannya hanya akan bisa terbeli ketika kita mengenali Islam dan Islam mendekat serta membeli jiwa dan raga kita.

Jogja, 15 maret 2013 12.13 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami