Minggu, 31 Maret 2013

Seminar Yang Tak Berujung

Anda pusing atau pusing, keluar dari seminar multikulturalisme dikaitkan dengan fundamentalisme dan radikalisme, kok muter-muter pembahasannya, dan tidak sinkron antara "apa masalahnya, dan apa solusinya"

dan memang perlu disadari dari dulu seminar Multikulturalisme tak ada solusi yang betul-betul bisa dijalankan untuk bisa mewujudkan perdamaian.
Perdamaian pun didefinisikan bias, hidup rukun antar umat beragama. Tapi saya rasa tidak juga. Faktanya saat ini saya dan teman saya yang dia agamanya katholik, kita hidup rukun tidak ada masalah. Tapi kok hati ini juga tidak damai. Bagaimana tidak.
Ekonomi
Jujur saja sebagai wong cilik saya itu gelisah,tidak damai hatinya, melihat harga-hargoket tinggi, ditambah sebentar lagi listrik jumau naik, BBM muski tertunda naik siap-siap juga dikejutkan jika naik, eh belum lagi saat ini mau lulus sekolah saja prosedurnya ribet. Ditambah lapangan pekerjaan yang  lapang alias sempit. Jikalau pun dapat pekerjaan pun itu gajinya juga cuma sedikit, jadi teringat ketika ibu dan ayah buruh

ada pula alih-alih solusi, salah kaprah diarahkan pada "dialog antar umat beragama" kalau yang dibahas dalam rangka dialog mendiskusikan jalan keluar dari masalah kehidupan misal kemiskinan,kebodohan, keterpurukan saat ini mahtidak apa-apa. Misal : Agama Kristen menyodorkan solusi sistem ekonomi Kristennya,sehingga ekonomi Sekarang bisa keluar dari jera-jerat ekonomi neo liberal. Misal Hindu menjelaskan konsep sistem ekonomi hindunya, dan Islam menjelaskan sistem ekonomi Islamnya. Tapi kalau yang didialogkan tentang landasan keimanan itu yang berbahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan-pesan Anda untuk Kami